Kevin POV
Aku masuk ke dalam player's lounge setelah pertandingan dan wawancara selesai. Aku melihat Mbak Wid yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dan ngobrol bersama Karin dan temannya. Karin adalah adik Mbak Wid yang lumayan sering ke pelatnas makanya aku kenal sama dia.
"Yeee, iye dah ntar gue traktir sepuas kalian" kata Mbak Wid.
"Widiihh, udah pensiun jadi presiden sobat misqueen nih, Mbak?" Aku mendengar obrolan mereka dan duduk di kursi kosong samping temannya Karin.
"Tetep dong, Mpin, gue tetap presiden sobat misqueen, tapi ini terpaksa aja biar mereka mau bantuin gue, banyak banget soalnya" kata Mbak Wid mengeluh.
"Yahh, kalau traktirnya terpaksa gue nggak jadi lah bantuin, orang nggak ikhlas gitu, ya nggak Cla" kata Karin dan menatap temannya yang hanya menatap ponselnya sedari tadi.
"Haa, apa, e eh iya deh" Jawab teman Karin yang entah aku nggak kenal dia siapa,tapi rasanya aku pernah ketemu sama dia.
"Lu kenapa sih, Cla? Sakit lu?" Tanya Mbak Wid.
"Nggak, Mbak, nggak papa, cuma haus doang makanya agak seret nih tenggorokan" kata cewek itu. Dan aku terus menatap cewek itu sambil mengingat-ingat pernah ketemu di mana.
"Bilang dong kalau haus, eh Mpin tolong ambilin dong minum buat Clarisa" kata mbak Wid.
"Kenapa gue sih?" Aku menggerutu namun aku tetap mengambilkan air mineral di meja dekatku dan memberikan kepadanya.
"Ma makasih" kata cewek itu dan masih tetap menunduk sambil mengambil air mineral yang aku berikan tadi.
"Kayaknya gue pernah ketemu lu deh"
Cewek itu sepertinya terkejut dan menatapku tapi cuma beberapa detik dan kembali menunduk.
"Dia sering gue ajak ke sini emang, Vin beberapa hari ini" kata Karin.
"Nggak, seinget gue, gue ketemu dia nggak di sini, tapi lupa di mana" jawabku sambil terus menatap wajahnya.
Aku ingat siapa dia "Lu yang nabrak gue bukan sih, waktu final beregu kemarin?"
"Oh jadi yang lu cerita ke gue lu ditabrak ama cewek......" Aku langsung berdiri, karena aku tahu Mbak Wid itu mulutnya luar biasa dan segera menutup mulutnya dengan tanganku sebelum Mbak Wid ember.
"Apaan sih, Vin, tangan lu asin, belum mandi kan lu habis tanding" kata Mbak Wid sambil memukul tanganku.
"Vin, Mbak Wid tadi belum selesai ngomong, cewek apaan? Oh jadi alesan lu habis pulang nonton final kemarin kaya kesambet setan istora tuh ini, Cla" kata Karin.
"Btw, Vin, Clarisa tuh ngefans banget sama lu" kata Karin kemudian. Oh jadi namanya Clarisa, cantik kayak orangnya.
"Nggak penting" jawabku dan kembali duduk di samping Clarisa.
"Lu ngefans sama gue? Kenapa? Karena gue ganteng?"
Clarisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum kepadaku. Ya Tuhan cantik banget, senyumnya manis banget.
"Terus?"
"Karena prestasi dan semangat kakak. Oh iya, kak, maaf ya kemarin gue nabrak kakak, hp nya aman kan? Apa ada yang rusak?" Tanya Clarisa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hp gue, oh iya hp gue retak nih layarnya, nggak mau tahu pokoknya ganti" sebenarnya hp ku tidak kenapa-kenapa, tapi karena aku gemes sama cewek satu ini, entah kenapa pengen bamget jailin dia.
"Aduh, Kak maaf ya, ya udah berapa nih biaya gantinya?" Tanya Clarisa dan hendak mencari dompet di dalam tasnya.
"Nggak usah panggil kak, panggil nama aja, lu temennya Karin, kan? Gue nggak mau lu ngasih duit ke gue, emang gue pengemis apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suppose - Kevin Sanjaya [END]
Teen FictionFOLLOW DULU YAHH❤️ . . . Terkadang definisi cinta itu bukan saling memiliki. Terkadang kita harus melepas orang yang kita sayang untuk kebahagiaan masing-masing. Kisah ini menceritakan perjalanan cinta Clarisa Ginanita Wijaya bersama kekasihnya. Wal...