°5.5

189 24 28
                                    

ೃ࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.ೃ࿐

"Kok gak aktif?" gumam Sunghoon. Berkali-kali dia menekan tombol telepon, dan berkali-kali juga yang dia dengar malah suara operator perempuan.

Jarinya terus menekan huruf-huruf dan mengirim banyak chat ke satu kontak. Dari rautnya, jelas Sunghoon kebingungan. Di sini masih jam 8, berarti di sana jam 6 kan?

Tapi dirinya berusaha untuk tetap berpikir positif. Mungkin Naya lagi bantu Bunda masak untuk makan malam.

Ah, biasanya jam segini Sunghoon akan datang ke rumah Naya dan meminta izin Bunda untuk mengajak Naya makan malam di luar sementara Bunda gak perlu memasak dan bisa fokus bekerja.

"Mau makan satee!"

"Sunghoon, mau makan pancake, ya?"

"Ini mau makan di mana sih? Muter-muter mulu dari tadi."

"Bilang dulu mau makan apa, baru ngajak. Capek mikir gue."

"Makan di kaki lima yuk? Biar adem."

"Mau nasi goreng yang pedes atau nggak?"

"Es campur sama mie ayam enak nih."

Sunghoon berpikir, kira-kira selama Sunghoon gak ada di sana, siapa yang menuruti segala permintaan Naya? Apalagi kalau tiba-tiba ngajak ke sana-sini, makan ini-itu, pengen ini-itu, terus minta temenin ke sana-ke sini.

Tenang aja, Sunghoon gak keberatan kok. Orang Sunghoon itu nolep, kalau gak latihan ya belajar, kalau nggak, ya diem doang gak tahu mau ngapain. Jadi punya pacar kayak Naya yang punya banyak topik, ide, dan tujuan tuh termasuk menguntungkan.

Hitung-hitung hidup Sunghoon lebih bermakna dan punya banyak kenangan. Dia juga mulai belajar bergaul dan bersosialisasi.

Gak putus asa, Sunghoon kembali menelpon Naya. Berharap bahwa kali ini panggilannya akan dijawab.

Jujur, olimpiade semakin dekat, bukan hanya latihannya yang semakin lama dan semakin fokus, dia dan Naya juga mulai jarang menghubungi masing-masing.

Naya yang juga sibuk dengan kehidupan kelas 12 yang sejak dulu bertujuan untuk ambis dan berusaha menaikkan nilai agar bisa masuk perguruan tinggi yang bagus.

Dan Sunghoon yang berusaha dengan usahanya yang terbaik, berusaha membuat orang-orang bangga padanya.

Tanpa mereka sadari, mereka mulai beradaptasi hidup tanpa satu sama lain. Ya bagus sih, gak selamanya mereka harus bareng terus-menerus. Pasti ada fase di mana mereka gak peduli dengan ketidakhadiran satu sama lain.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, kirimkan pesan suara setelah bunyi berikut."

Sunghoon menghela napas, dia mulai berpikir yang nggak-nggak, ini namanya cari penyakit sendiri, sakit juga sendiri.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang