Bab 34 (Peaches)

187 32 15
                                    

"Ma, kenalin ini pacar Gendhis" Gendhis memperkenalkan Terry untuk pertama kalinya kepada ibunya. Ini juga pertama kalinya mereka makan malam, setelah bertahun – tahun lamanya.

Terry yang mengusulkan pertemuan ini, bagaimana pun Terry dan Gendhis akan menuju ke jenjang yang lebih serius , jadi meskipun sudah berpisah menurut Terry Gendhis harus tetap memberi kabar kepada ibunya. Awalnya Gendhis ragu , tapi Terry berhasil meyakinkannya.

Rania Soeryo menganggukkan kepala dengan dingin. Dia memang terkenal sebagai pribadi yang angkuh. Lahir di keluarga jendral bintang tiga membuat dia selalu mudah mendapatkan semuanya. Satu-satunya hal yang pernah disesalinya adalah nekat kawin lari dengan seniornya di kampus dulu. Sumartono Kirana , seorang aktivis tampan pada zamannya. Orangtua Rania terang-terangan menolak pemuda macam itu hingga akhirnya anak gadisnya nekat menikah tanpa sepengetahuan mereka.

Rania rela hidup susah di kontrakan hingga Gendhis berusia 3 tahun. Orang tua Rania menemukannya.Sumartono tidak keberatan kalau akhirnya anak dan orang tua itu kembali akur, namun permasalahan terjadi ketika keluarga Rania mulai memberikan banyak bantuan dari rumah hingga mobil kepada keluarga muda itu. Di sisi lain, karir Sumartono sebagai seorang wartawan pun kian naik dn namanya berkibar , namun tidak sebanding dengan pendapatannya. Sejak itulah mereka sering berselisih pendapat, bahkan kelahiran Aryo pun tidak membantu.

Rania yang dulu mencintai Sumartono dan Gendhis pun berubah , tumbuh menjadi perempuan dingin dan materialistis. Dia tidak kuat terhimpit oleh pengaruh keluarga besarnya. Ketika Sumartono menjadi kepala daerah, situasi sempat sedikit membaik. Menantu yang biasanya menjadi kambing hitam , akhirnya bisa dipandang menjadi seseorangan. Tapi kedamaian tidak berlangsung lama, keluarga Rania ingin memanfaatkan posisi menantunya, namun Sumartono selalu menolak. Keributan demi keributan pun terjadi setiap hari, Gendhis tumbuh dengan kerusakan itu. Dan puncaknya, tentu saja kejadian kasus korupsi yang seolah mengakhiri hubungan keluarga ini satu sama lainnya.

Terry mencoba untuk tetap meredam emosi Gendhis yang mungkin sudah di ubun-ubun melihat ekspresi ibunya. Di bawah meja, digenggamnya tangan gadisnya itu erat-erat agar tenang.

"Lantas, ada apa kamu tiba-tiba mengingat saya? Mau pamer kalau sekarang pacar kamu kaya?" Ucap perempuan itu ketus

"Ma..." Demi apapun Gendhis ingin marah tapi Terry mengeratkan lagi genggamannya, dan mengangguk lembut.Kemudian berbicara.

"Sejujurnya saya tidak terlalu paham dengan hubungan anda dan Gendhis, saya hanya ingin minta izin tante, saya akan melamar anak pertama tante" Ucap Terry tenang

"Tidak perlu izin saya, saya cuma melahirkan dia, selebihnya itu tanggung jawab Sumartono Kirana, kan dia yang paling hebat sedunia, dia kan yang mendidik Gendhis, saya sih tidak pernah memiliki peran apapun, kalau sudah saya permisi, anak saya sudah menunggu di bawah" Katanya dingin lantas berdiri begitu saja kemudian keluar dari restoran Michellin di lantai paling atas gedung itu.

Gendhis sudah tidak tahan lagi, dikejarnya perempuan cantik yang mengenakan dress hitam keluaran rumah mode italia yang elegan itu .

"Ma... mama... mama , berhenti ma, mama..." Ucap Gendhis berusaha menghentikan ibunya. Dan ketika jarak mereka sekitar 2 meter perempuan itu pun berhenti.

"Ada apa lagi?" Ucapnya dingin dan tetap membelakangi putri pertamanya yang sangat menuruni kecantikannya.

"Kalau pun Gendhis adalah kesalahan terbesar mama, maafin Gendhis ma, Gendhis mungkin akan menikah dengan Terry, doakan Gendhis bahagia ya ma, terimakasih sudah ngelahirin Gendhis ... juga Aryo" Gadis itu sudah tidak bisa membendung tangisnya. Sementara perempuan di depannya tetap dingin.

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang