***
"BANG NONOOOO..." Teriak Bayu.
Sudah menjadi ritunitas di pagi hari, Juan selaku kakak Bayu yang mempunyai hobi menganggu adiknya di pagi hari.
"Ummaaa, Lihat bang Nono." Dia berlari kedapur dan melaporkan Abangnya pada sang Umma.
"Lah kok gua, lo nya sih."
"Tutur katanya gak boleh gitu. Gak sopan." Bayu memasang wajah mengejek kearah Juan yang di marahi ummanya.
Dari tatapannya saja Juan ingin mencekik adiknya yang ngeselin. "Eh tapi nama abang itu Juan bukan Nono." Cerca Juan.
"Lah terserah Bayu dong, nama Nono lebih swag." Entahlah darimana Bayu mendapatkan nama itu. Padahal tidak ada sangkut pautnya dengan nama Juan.
"Bayuuu." Geram Juan.
"Kalian berdua ini, nanti umma laporin abi nih."
"Jangan umma." Jawab mereka serempak.
Mending berdamai daripada abi mereka yang turun tangan. Abi mereka kalau marah, mereka bakalan di hukum gak boleh main hape selama 1 tahun.
***
Mahesa sedang duduk menikmati teh hangat yang baru saja dia buat. Rumahnya begitu sepi, kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai-sampai mereka melupakan Mahesa. Atau mungkin mereka memang benar-benar lupa kalau mempunyai anak.
Suara ketukan pintu membuat Mahesa segera tersadar dari lamunannya dia menghabiskan teh hangat lalu berjalan kearah pintu. Di depannya berdiri seorang pria dan wanita.
"Mahesa." Panggil Wanita tersebut.
Mahesa hanya memandang keduanya. Lalu tersenyum. "Udah pulang Bunda? Ayah?." Mahesa menyalimi kedua tangan orang tuanya.
Mahesa tidak marah mereka gila akan kerja. Dia juga tidak membenci kedua orang tuanya seperti anak-anak lain ketika orang tua mereka sibuk dengan pekerjaannya, Mahesa mengerti sangat, karna mereka kerja untuk masa depan Mahesa.
"Maafin Bunda sama Ayah. Terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai lupa dengan kamu." Ujar sang Bunda. Mahesa hanya memblasa dengan senyuman.
"Tidak masalah. Mahes berangkat sekolah dulu. Bunda sama Ayah istirahat saja." Ujar Mahesa.
"Lah udah mau pergi saja?." Tanya sang ayah yang baru masuk dengan sebuah koper besar.
"Iya Yah, Mahes ada kegiatan osis." Mahesa berbohong. Dia mana pernah pergi ngikut kegiatan osis. Kalau iya dia ikut. Mungkin karna paksaan dari Saykal.
***
"Alghaf." Panggil seorang Wanita, dia mengoyangkan tubuh Alghaf yang masih berada di bawah selimut.
"Maah. Badan Alghaf sakit."tutur Alghaf dari dalam selimut
"Maafin mama, gak bisa buat apa-apa untuk kamu." Wanita yang di panggil Mama oleh Alghaf memandang anaknya penuh sayang.
Dosa apa yang telah ayahnya perbuat hingga anak yang tak mempunyai salah harus menanggung semuanya.
"Ayah marah ya? Tau Alghaf dapat kelas buangan." Alghaf terus memikirkan hal ini. Bagaimana tanggapan sang ayah ketika tau dia masuk kelas buangan. Apa yang harus dia katakan.