Part 1

31 1 0
                                    

"Maafkan aku, aku yang egois"

Tak terasa air mata telah menggenang di kedua kelopak mata dan perlahan mengalir deras membasahi kedua pipi yang merona bukan merona karena malu tapi rasa yang telah memuncak sehingga sekujur tubuhnya pun ikut merasakan suhu tubuh yang panas dan terus memacu jantungnya semakin cepat dan air matanya mengalir dengan derasnya tanpa bisa di hentikan....

Sepenggal kalimat yang menyayat hati dan tidak pernah terpikirkan akan mendengarnya di saat hatinya yang kini kembali hidup karena seseorang namun orang tersebut juga yang mematahkannya. Sesak...dadanya sesak menahan tangis, mencoba bernafaspun sulit seakan ini adalah akhir dari dunianya.

Ya,, ini adalah dunia Rafa. Seorang pemuda berusia 30 tahun tidak begitu tampan namun tidak bisa dianggap biasa saja, karena semakin lama melihatnya pesonanya semakin Nampak jelas. kesibukannya sama dengan orang pada umumnya kerja kantoran namun terkadang beralih-alih pekerjaan karena sifatnya yang sangat idealis. Saat ini dia menjalin hubungan dengan seorang wanita yang kesehariannya berada di dekatnya saat bekerja, dia adalah Febi seorang gadis berusia 27 tahun berparas cantik lahir dari keluarga yang biasa saja namun berkat kerja kerasnya kini hidupnya jauh lebih baik.

Febi sangat mencintai kedua orang tuanya mungkin karena dia anak perempuan dan tunggal di keluarganya dan di besarkan dengan kasih sayang sehingga dia tumbuh menjadi wanita yang menjadi kebanggaan kedua orang tuanya.

Hubungan yang terjalin antara mereka yang tidak pernah terpikirkan akan mencintainya seperti itu, Rafa dan Febi sudah berpacaran 2 tahun berawal dari lingkungan kerjanya.

_...........

Hari pertama di kantor...

"Selamat pagi, kenalkan nama saya Rafa putra, biasa di panggil Rafa. Saya bergabung dalam tim accounting. Kedepannya Mohon bantuannya ya" membungkukkan badan.

"Terima kasih" sambil tersenyum.

Tiba-tiba seorang pegawai pria berteriak "status gimana?" di ikuti sorak sorai dari pegawai lainnya.

Keheningan perlahan pecah, dengan suara riuh para pria dan para wanita saling melempar senyum satu sama lain.

_ah ini sangat menyebalkan_ hati kecil Rafa berbisik.

Belum sempat Rafa menjawab tiba-tiba suara lantang mengheningkan suasana ruangan yang riuh itu.

"Sudah...sudah. nanti saja bertanya langsung ke orangnya briefing pagi, kita sudahi sampai di sini. Kerja..kerja..kerja

_ahh aku selamat, untung ada Direktur_ menarik nafas lega "huuff"

"Selamat bergabung ya Rafa, semoga kamu betah dan bisa menguntungkan perusahaan" sambil tersenyum dan dua kali menepuk pundak Rafa.

"Baik Pak, saya akan berusaha. Mohon bantuannya" Direktur tersenyum dan meninggalkan Rafa menuju ruangannya.

Hari ini dan beberapa hari kedepan Rafa bekerja dengan serius karena Rafa memang orang yang sangat serius kalau soal kerjaan. perlahan sudah bisa menyesuaikan diri dengan ritme kerjaan dan akrab dengan beberapa pegawai lainnya.

Sampai suatu siang, seseorang masuk ke ruangan kerjanya.

"Permisi, boleh minta air nggak, di ruangan aku airnya abis" suara seorang wanita.

Rafa terpaku sejenak lalu mengangguk.

"Iya boleh kok ambil aja mba" sambil menunjuk air galon yang terletak di pojok ruangan.

"O iya, kita belum kenalan secara resmi ya nama aku Febi" sambil mengulurkan tangannya ke arah Rafa.

Rafa tersontak dan berdiri dari duduknya menyambut tangan tersebut dengan senyum tipisnya

_My Lost Love_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang