Berdiri nya di tempat ini bersama dengan Yoora untuk memberikan ketenangan kepada Shadiq yang tetiba saja menangis saat berkumpul dengan para member lainnya untuk menunggu kedatangan Jungkook yang tak kunjung keluar dari rumah.
Hari ini adalah keberangkatan mereka ke Seoul untuk memulai aktivitas seperti biasa kembali, sekaligus untuk meluruskan masalah yang tengah di hadapi keluarga kecil Jungkook saat ini.
Dan kini, Yoongi hanya berharap semua kedepannya akan menjadi baik-baik saja setelah apa yang ia rencanakan untuk datang ke Gwangju nyatanya tidak menjadi kenyataan.
Tak apa, Yoongi masih memiliki Tuhan yang selalu berada di sampingnya. Allah selalu membantunya dalam semua masalah yang ia dapatkan sekarang, termasuk dengan masalah hati yang belum bisa menerima ini semua dengan tulus.
Bersyukurnya, Yoongi juga masih ada Yoora yang berkenan untuk menjadi seseorang dalam membantu hal melupakannya.
"Tidak apa, kan, kau ku ajak?"
Yoora tampak berpikir sejenak.
"Tidak apa, justru aku senang bisa membantumu untuk melupakannya. Namun aku masih ragu untuk kehidupan ku dan juga anak-anak nanti saat disana."
Sedikit helaan napas terdengar dari bibir tipis Yoongi. "Aku yang akan membiayainya, tenang saja. Lagipula sudah ku bilang, Shadiq sudah ku anggap seperti anakku, jadi kau---"
"Kau bukan appa nya, Yoongi-ssi." Yoora mendadak memotong ucapan Yoongi dengan sedikit kepanikan.
Entah kepanikan apa yang menjadi penyebabnya. Namun yang pasti mampu membuat Yoongi terus merasa bingung setiap kali membahas tentang hal ini, Yoora akan mencegatnya secara mendadak. Sudah ketiga kalinya Yoongi mendapatkan hal ini terus. Apakah ucapannya ada yang salah?
"Tolong jangan katakan hal itu lagi, ku mohon. Karena dengan jujur setiap kau mengatakannya, aku jadi teringat mendiang suamiku."
Alasan yang baru saja Yoora katakan itu barulah membuat Yoongi tersadar, rupanya hal inilah yang menjadi penyebabnya. Rasa tidak enak hati langsung muncul begitu saja sekarang. Niat awal ingin memberikan pendapat yang bisa membuat wanita itu merasa tenang, tapi justru ia jadi seseorang yang mengingatkannya akan mendiang sang suami yang telah tiada.
"Maaf, aku tidak sengaja.." Lirihnya berkata maaf sembari menatap Yoora dengan tatapan iba.
Wanita itu mengangguk seraya mengawasi Shadiq yang masih tenang saat di gendong Yoongi sekarang. Bahkan anak balita itu terus mengulum ibu jarinya, padahal sudah berkali-kali Yoora melarang, akan tetapi tetap saja tidak di gubris.
Maklum saja karena Shadiq juga tadi seperti anak yang sedang ketakutan saat mengetahui ada banyak orang yaitu berupa para member Bangtan beserta ada banyak mobil taksi yang sudah terparkir di depan rumah, jadi Shadiq mengira bahwa semua ini akan terjadi hal buruk, padahal tidak. Dan ini sudah menjadi kebiasaannya jika ia merasa takut, pasti akan mengulumi ibu jarinya ataupun memeluk tubuh seseorang yang sedang menggendongnya.
"Omong-omong, apa aku boleh tahu sedikit tentang mendiang suamimu? Maksud ku bukan apa-apa, tapi akan lebih baik jika kita bertukar pikiran saja, siapa tahu aku juga bisa membantumu untuk bisa lebih mengikhlaskan dan tidak lagi terus teringat akan kenangan mendiang suamimu yang bisa jadi membuatmu terus merasa sedih seperti ini?" Ragu-ragu, namun Yoongi tetap menyatakan hal ini. Karena hatinya berkata bahwa ia ingin bisa lebih kenal jauh tentang kehidupan Yoora.
Wanita itu beralih menatap wajah Yoongi, beberapa detik berlalu dan keheningan tercipta saat itu. Karena mungkin Yoora merasa ragu untuk mengatakan hal ini kepada Yoongi yang secara langsung lelaki itu baru menjadi kenalan nya beberapa hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seesaw
Fanfiction"Aku menaiki jungkat-jungkit ini tanpamu." Ungkapnya sebelum menyadari bahwa ternyata masih ada seseorang yang bisa menemani nya dalam bermain jungkat-jungkit tersebut. Meski demikian, seseorang itu juga merasakan terjebak dalam permainan ini. Terj...