PART 9 - ?

29.6K 2.7K 31
                                    

Beberapa hari setelah Chloe menemui Davis, Chloe tidak sengaja bertemu dengan derren.

Mata Chloe sedikit menyipit, belum lama ini derren sering terlihat salah tingkah ketika berhadapan dengan chloe.

"Selamat siang Tuan Putri."

Chloe tersenyum pada derren sebelum kemudian membalas perkataan derren. "siang derren. Kamu mau bersiap untuk berlatih?"

Derren mengangguk, tatapan nya tegas menatap manik Chloe. "Iya Putri, saya akan pergi berlatih."

"Kalau begitu hati hati derren. Jangan sampai terluka seperti saat itu. Kamu bisa membuat semua orang khawatir."

Chloe tersenyum kembali, namun lebih lebar. Sedangkan derren yang ditatap seperti itu menjadi menunduk, tidak berani menatap Chloe. Ia hanya menjawab singkat sebelum pergi dari hadapan Chloe dengan sedikit terburu-buru.

Chloe melihatnya, pipi hingga telinga derren yang memerah. Tanpa sadar Chloe tertawa kecil. Ia menyentuh bagian dadanya, hatinya terasa menghangat. Pria itu terlihat sangat lucu ketika malu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kakak bagaimana, bisa kan?"

Ainsten melirik Chloe yang kini tengah bertanya padanya. Sehabis makan malam bersama tiba tiba Chloe ingin membicarakan sesuatu pada Ainsten. Akhirnya Ainsten membolehkan chloe menemui ainsten di kamar nya. Tapi yang membuat Ainsten bingung, chloe tiba tiba menanyakan mengenai ksatria.

"Bisa Chloe. Tapi, kamu bisa mempunyai ksatria pribadi kalau sudah melakukan pesta kedewasaan mu itu. "

Chloe berdecak pelan. Tampak tidak puas dengan jawaban Ainsten. Tapi sebenarnya, Chloe juga tidak mengerti mengapa ia melakukan ini. Tiba tiba ia ingin bertanya tentang ksatria pribadi pada kakaknya malam malam begini. Entah kenapa chloe hanya, merasa ingin.

"Apa ada seseorang yang ingin kamu jadikan ksatria pribadimu Chloe?"
Tanya ainsten yang kini tengah membaca beberapa kertas.

Sebagai pangeran tentu saja itu menjadi kewajiban Ainsten yang telah memasuki usia dewasa untuk membantu pekerjaan sang raja.

"Derren kak. Aku ingin menjadikan derren sebagai ksatria pribadiku."

Ainsten menyerngit. Fokus nya tidak lagi membaca tumpukan kertas.
"Derren? Chloe, jangan bilang, kamu tertarik dengannya?"

Chloe yang mendengar perkataan ainsten melotot. "Tidak. Tentu tidak. Maksudku, tidak begitu. Aku.. hanya tertarik karena menurut kakak dia sangat pekerja keras."

Chloe menjawab Ainsten dengan sedikit terbata. Pipinya terasa memanas, ia benar benar malu sekarang.

Ainsten tertawa kecil melihat pipi adiknya yang memerah sekarang. Ainsten berjalan ke arah adiknya, memegang kedua bahu kecil Chloe dan mengelusnya pelan.

"Chloe, kamu yang sangat tau tentang ini. Akan sulit bangsawan seperti kita memiliki hubungan dengan orang biasa, walau dia ksatria, dia bukanlah kalangan bangsawan. Aku harap kamu mengerti. "

Aisnten mengatur bicaranya dengan hati hati. Berharap Chloe mengerti maksud perkataan nya. Ainsten hanya tidak mau jika nantinya Chloe kesulitan.

Chloe menatap tajam kakaknya. Tersenyum sedikit sinis pada kakaknya "Pendapat kakak yang seperti itu membuat ku teringat makian kasar salah satu ksatria pada derren. Kakak sama saja ternyata."

Ainsten tersentak mendengar jawaban Chloe. "Chloe, Kakak hanya mau mengingatkanmu."

Chloe berdiri dari duduknya, ia melepas kedua tangan Ainsten yang masih berada di bahu nya dengan sedikit kasar.

Chloe tertegun menatap kakaknya. Ia tersenyum tipis, sebelum kembali berujar pada Ainsten.
"Tenang saja kak, lagipula ini bukan karena aku memiliki perasaan khusus pada derren. Daripada itu, aku lebih kecewa tentang pemikiran kakak yang seperti itu."

setelah mengatakan itu, Chloe buru buru melangkah keluar dari kamar Ainsten. Entah kenapa chloe merasa sangat marah mendengar hal tadi. Ia kira, ainsten, kakaknya bukan orang yang mementingkan sebuah gelar.


Chloe (The Antagonist Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang