BAB 3

19 1 0
                                    

Baru saja Gantari melangkahkan kakinya menuju kos an, seseorang berpakaian serba hitam keluar dari kos an nya. Melihat itu Gantari langsung berlari menghampiri Balindra yang kebetulan belum pergi dan segera naik ke atas motor nya lagi.

"Kak jalan cepat," teriak Gantari.

"Lah tadi katanya mau masuk?" tanya Balindra bingung

"Udah Kak cepet jalan please," ucap Gantari sambil menepuk pundak Balindra.

Balindra pun langsung menjalankan motornya, saat melihat ke arah spion motornya terlihat orang berbaju hitam sedang mengejar dan meneriakkan nama Gantari.

"Itu tadi siapa?" tanya Balindra sambil teriak

"Suruhan Mami Kak, berhenti aja Kak di depan," balas Gantari teriak

"Loh kenapa mereka pada ngikutin kamu? Jangan-jangan kamu kabur ya?"

Gantari tertawa pelan, melihat Balindra dari kaca spionnya, "Ya ya gitu hehe,"

"Astaga," Balindra menghentikan motornya tiba-tiba. "Kenapa Lo kabur?"

"Aduh, Kak kalau mau berhenti bilang-bilang dong," ucap Gantari memegang jidatnya yang sakit karena menabrak pundak Balindra.

"Ngapain bilang-bilang, kamu kabur aja nggak pake bilang-bilang," ucap Balindra sambil menatap ke arah Gantari.

"Terus, apa perasaan Kakak kalau di rumah lagi kacau, orang tua ribut terus semua rebutin bang Gaga, sedangkan aku? Boro-boro direbutin. Di anggap hidup juga nggak ada kali, buat apa terus-terusan di rumah kayak neraka gitu," ucap Gantari sambil melihat kearah lain.

Mendengar ucapan Gantari, Balindra terdiam sejenak, "Sorry-sorry gue nggak tau lagian Ganendra nggak pernah ngomong ke gue soalnya, so maafin gue yah,"

"Nggak apa-apa Kak, nggak masalah. Bang Gaga juga lagi keluar kota jadi nggak tahu keadaan gua. Gua turun di sini aja, nanti agak maleman bisa pulang sendiri. Makasih ya Kak," ucap Gantari tersenyum sambil turun dari motor Balindra.

"Eh, Lo lagi nggak waras apa gimana? Ini udah malem, mana Lo cewek juga. Udah nginep di rumah si Jennie aja, lagian kamarnya gede kayak badannya ayok," ucap Balindra sambil menarik tangan Gantari untuk naik ke motornya lagi

"Lagian disini rame Kak, nggak akan kenapa-napa, lagian nggak enakkan juga sama Jennie. Nggak mau ngerepotin banyak orang dan aku juga nggak mau dikasihani Kak," ucap  Gantari menatap Balindra sendu

"Siapa juga yang kasihani Lo, kan lebih kaya harta dari gue, ngapain gue kasihani, gue itu care karena Lo cewek terus adik tingkat gue juga udah jangan banyak ngomong, ayo naik buruan kalau nggak gue telfon Ganendra mau Lo?"

"Telfon aja, gue juga kangen sama dia Kak. Bila perlu suruh dia balik dan jagain gue," ucap Gantari berkaca-kaca

Balindra terdiam mendengar ucapan Gantari, "Kalau gue bisa nelpon dia, udah gue telpon saat gue masuk rumah sakit seminggu yang lalu," tangis Gantari langsung lari meninggalkan Balindra di motor

"Lah salah gue lagi, lagian masuk rumah sakit nggak bilang-bilang," omel Balindra sambil meletakkan motornya langsung mengejar Gantari lagi.

"Jangan kayak anak kecil udah malam nih," ucap Balindra memegang tangan Gantari.

"Siapa bilang masih siang sih kak, Udah malem makanya mendingan Kakak pulang aja, di sini rame nggak akan ada yang nyulik juga. Lagian emang benar kan kalau gue masih kecil, masih bocah" ucap Gantari ketus

"Pengen gua sembelih lah kau nak, udah ayo kita pergi dari sini rame belum tentu aman Gantari,"

"Kalau nggak mau, Kakak mau apa," jawab Gantari menantang Balindra.

GANTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang