77. Mr. Erwin

1.2K 257 25
                                    

(Ngedit poto ini jadi pengen bikin book baru😳) __________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ngedit poto ini jadi pengen bikin book baru😳)
__________________________________________

6 Desember 2019

BRAK!

Suara gebrakan meja dari sang wanita mengejutkan semua orang.

"Ini dia!" seru wanita itu sambil melihat foto yang terpampang di komputer Koko.

"A-Apanya?" tanya Kakucho yang masih terkejut.

"Akhirnya setelah berbulan-bulan aku menemukanmu" ujar (Name) dengan geram sambil menatap foto tersebut dan mengabaikan pertanyaan Kakucho.

"Koko, print-kan semua informasi itu beserta foto-foto yang ada. Lalu taruh di kamarku. Kutunggu nanti malam" ujar (Name) lalu bergegas keluar dari ruangan tersebut. Ia nampak sangat buru-buru.

"Yes~" sahut Koko santai.

"Oi, Koko. Apa yang terjadi?" tanya Mochi.

"Kenapa (Name) sampai seperti itu?" timpal Takeomi.

Keenam pria itu pun merapat dan mengerubungi Koko yang sedang duduk di depan komputernya.

"Ini. Akhirnya kami menemukan tempat tinggal Mr. Erwin" ujar Koko.

"Oh, majikan dari orang yang berani membuat kekacauan di pabrik sabu kita?" tanya Ran.

"Ya, dan karena itu penghasilan kita menurun. (Name) sudah mencari tau tentangnya dari 6 bulan yang lalu" sahut Koko.

"Hoo~ Jadi, apa kita semua ikut dalam penyerangan itu?" tanya Kakucho.

"Tidak. Dia bilang akan pergi sendiri" sahut Koko.

"Aku akan menemaninya" timpal Sanzu.

"(Name) tidak akan mengizinkanmu" sahut Rindou.

"Aku akan membujuknya" ujar Sanzu bersikukuh.

"Haruchiyo, aku tau kau selalu ingin berada disampingnya layaknya kesatria. Tapi Pemimpin kita itu sangat kuat. Semua misi dan pekerjaan yang serupa dengan ini dapat diselesaikan dengan sangat rapi dan cepat. Apa kau ingat pembantaian di kantor polisi waktu itu? Dia pulang dengan pakaian yang bersih tanpa terkena darah sedikitpun" sahut Takeomi pada babu setia (Name) yang berlabel Kesatria Sabu tersebut.

"Kalau dipikir-pikir hebat banget ya, Pemimpin kita. Setelah membunuh banyak orang, tiada satupun noda pada tubuhnya. Selama 8 tahun ini kita tak pernah melihat bagaimana dia beraksi" timpal Ran.

"Mau ngebujuk bareng?" tanya Kakucho pada keenam pria itu.

Takeomi, Mochi, dan Koko menghela napas. Mereka percaya dengan kekuatan (Name), makanya mereka nggak ikut. Rindou dan Sanzu mengangguk mengiyakan. Ran geleng-geleng karena kapok akan hukuman dari (Name). Terakhir kalinya, ia sampai dibuat sekarat oleh (Name).

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang