18

2.1K 148 0
                                    

Sheilla merenung di balkon kamarnya, menatap langit malam yang sedang menangis, merasakan udara yang semakin dingin menembus kulit. Tatapan Sheilla kosong ke arah depan, yang semula ia hidup untuk menyelesaikan misi di tubuh ini, kini berganti menjadi perjuangan untuk hidup di tubuh ini.

Mau tidak mau, suka tidak suka, kini tubuh ini telah menjadi milik jiwa Sheilla sepenuhnya. Tidak ada cara untuk kembali ke tubuh aslinya, begitu yang Sheilla baca di novel sebelum Sheilla ber-transmigrasi ke tubuh ini.

"Huft, gue harus jalani ini"

"ini alur kisah gue"

"kenapa author ngga izinin gue balik si?!"
*Eh? - Author

Begitulah monolog Sheilla di malam ini.

Merasa sudah terlalu larut, Sheilla masuk kedalam kamarnya, lalu memeluk boneka shooky dengan erat.

"hiks.... Gue harus bisa ya? Tapi gimana kalo mereka semua tau semuanya? Kalo rahasia ini kebongkar?" tanya Sheilla pada shooky.

Lalu dalam hitungan menit, suara isak tangis tidak lagi terdengar, dan Sheilla perlahan mulai memejamkan matanya.

Di waktu yang bersamaan, Varo menatap langit kamar, ingatan memori tentang kejadian di cafe terus berputar di kepalanya.

"Apa dia memang mengalami itu?" tanya Varo tanpa sadar

"Apakah saat dia tau kebenarannya dia bisa terima gue?" tanya Varo pada dirinya sendiri.

Merasa sudah sangat larut, Varo tertidur karena rasa kantuk mulai menyerangnya.

~~~~

Fajar tiba dari ufuk timur, disambut burung berkicauan, dan suara ayam yang mulai berkokok, serta udara pagi yang sangat sejuk sebelum terkena polusi.

Sheilla sudah siap dengan seragamnya sedari tadi, lalu bergegas sarapan dan pergi ke sekolah di antar supir pribadinya.

Sepanjang perjalanan, ia teringat perkataan papah saat sarapan yang menyuruhnya pulang dengan cepat, padahal acaranya malam hari.

Sesampainya di sekolah, Sheilla berjalan sendiri di koridor yang masih sepi, hanya beberapa siswa yang sudah hadir di sekolah.

"Huft" keluh Sheilla sembari duduk di tempat duduknya

Lalu Sheilla memasang earphone di telinganya dan memutar lagu blue & grey ~ BTS

Terkadang lirik lagu itu begitu berharga bagi orang yang sulit mengungkapan isi hatinya kepada orang lain. Seperti Sheilla contohnya.

*lirik terjemahan ada di atas ya, buka aja video youtube nya

Sheilla menghayati setiap lirik lagu yang ada, tak disengaja air mata Sheilla lolos begitu saja. Rasanya sangat sesak. Di kehidupan sebelumnya memang Sheilla belum bisa membeli banyak merch BTS karena dilarang, namun Sheilla tidak memikirkan tentang hal itu. Sheilla ingin memperbaiki banyak kesalahan di kehidupan sebelumnya, yang kini sudah sepenuhnya di ambil alih oleh jiwa Tasya.

"

Gue harap jiwa Tasya bisa melakukan sesuatu yang terbaik untuk raga gue" batin Sheilla

Sheilla kembali berusaha menahan isak tangisnya, namun semakin di tahan isak tangis itu semakin keluar dengan sendirinya.

Sampai ketika Sheilla terkejut karena earphone yang terpasang di telinganya dilepaskan oleh seseorang.  Iya, orang itu adalah Varo.

TRANSMIGRASI!  OVER PROTECTIVE?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang