Happy Reading~!
#
#
#
#
Author POV on
Kabar Viollet yang di pilih secara langsung menjadi putri mahkota oleh Axton kini menjadi perbincangan hangat seantero kekaisaran Mosha.
Baik bangsawan ataupun rakyat jelata sekalipun tak henti-hentinya memperdebatkan masalah ini. banyak yang menanggapinya dengan positif, tetapi tak sedikit juga yang menanggapi dengan sebaliknya.
“hahaha jika kau menjadi ratu masa depan nanti, jangan lupakan aku oke?” ucap Greisy sembari mengedipkan sebelah matanya, menatap jahil pada Viollet yang kini hanya menatap pemandangan luar dari jendela kamarnya dengan datar. ia kini tampak seperti manusia tak bernyawa.
“sial, bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan? Aku tak ingin mati di tangan pria gila itu” gumam Viollet yang tentu saja hanya dapat di dengar oleh dirinya sendiri. ia saat ini memang tengah di landa ketakutan.
Orang yang sangat ia hindari kini akan menjadi suami masa depanya.
ia sama sekali tak tahu harus berbuat apa. Kemarin ia telah membujuk ayahnya agar membantu dirinya terlepas dari jeratan Axton, tetapi duke juga tak tahu harus berbuat apa. Melawan keluarga kerajaan, terlebih itu adalah putra mahkota, calon kaisar masa depan sama saja mencari ajal.“sudahlah Viollet, terima saja nasib mu menjadi putri mahkota. Kau tak tahu saja, banyak sekali wanita di luar sana yang berlomba-lomba untuk memenangkan hati putra mahkota yang sangat tampan itu” ucap Greisy dengan ekspresi binarnya, Viollet hanya dapat mendengus kesal mendengar ucapan gadis di hadapanya ini. tak tahu saja ia bahwa Axton yang sangat ia kagumi itu adalah seorang psikopat gila pikir Viollet.
“jurus apa yang kau gunakan hingga putra mahkota secara langsung menunjuk dirimu sebagai putri mahkota? Huhu tolong ajari aku juga, aku kan juga ingin mendapatkan kekasih tampan seperti yang mulia putra mahkota” ucap Greisy lagi, membuat Viollet yang mendengarnya sontak menghela napas panjang sebelum berujar,
“dasar gila, pergilah dari kamar ku jika kau hanya akan mengatakan omong kosong" ucap Viollet dengan ekspresi tak bersahabatnya. Alih-alih tersinggung, Greisy hanya menampilkan senyum kuda andalanya.
'Tok tok tok'
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian kedua gadis cantik yang berada dalam ruangan mewah itu. kini terlihat Vivian lengkap dengan seragam elitenya berdiri di depan pintu kamar Viollet dengan ekspresi datar andalanya.
“salam pada lady Frosha dan lady Dorothy. Tuan muda Rafael telah menunggu nona Greisy di ruang tamu” ucap Vivian tanpa mengubah ekspresi nya sedikitpun.
“baik, katakan saja padanya aku akan segera datang” jawab Greisy sembari tersenyum canggung, ia memang merasa sedikit takut pada Vivian. Baginya, Vivian terlihat menyeramkan dengan ekspresi datarnya itu.
“baik nona” ucap Vivian, kemudian kembali menutup pintu kamar Viollet sebelum pergi melaksanakan tugasnya.
“wah…tampaknya hubungan mu denganya membaik?” Tanya Viollet sembari menaik turunkan alisnya, membalas menggoda Greisy yang kini tersenyum cerah dengaan semburat merah muda yang menghiasi pipi mulus putihnya.
“ya, begitulah. Kini aku sangat bahagia. Hubunganku dengan ayah dan kakak berangsur-angsur membaik. Ini adalah impian ku sedari dulu” ucap Greisy yang tanpa sadar meneteskan air matanya, melihat itu Viollet tersenyum haru.
“aku turut bahagia mendengarnya” ucap Viollet sembari menepuk pundak Greisy sebanyak dua kali. Greisy membalas perlakuan hangat Viollet dengan senyum manisnya sembari mengelap sisah air matanya.
🍁🍁🍁
“akhir pekan nanti aku akan kembali berkunjung” ucap Greisy sebelum memasuki kereta kuda dari kediamanya. Viollet hanya menganggukkan kepalanya singkat.
“baiklah, hati-hati di perjalanan” ucap Viollet sembari menampilkan senyum tipis andalanya. Ia sedang berusaha menutupi kegugupanya karena kini tengah di pandang intens oleh Rafael.
Entahlah, ia tak tahu mengapa Rafel terus saja memandang kearahnya. Ini membuatku sedikit gugup. ah…bukan sedikit, tetapi kini ia sangat gugup.
“ha…mengapa ia menatapku seperti itu? membuatku gugup saja” gumam Viollet setelah kereta kuda Greissy dan Rafael beranjak pergi meninggalkan kediamanya.
“nona, anda baru saja menerima surat panggilan dari yang mulia putra mahkota" ucap Vivian yang tiba-tiba saja muncul di belakang Viollet.
Tentu saja Viollet sangat terkejut ketika mendengar ucapan Vivian.Tentu saja ia tahu suatu hari nanti ia pasti akan di panggil ke istana untuk menemui Axton, tetapi ia tak menduga bahwa hari ini adalah waktunya. Jujur saja, ia sangat tak mengerti akan semua ini. mengapa Axton malah memilih dirinya sebagai pendampingnya alih-alih seorang Iris sih pemeran utama.
Padahal ia sedikit bahkan telah membantu hubungan percintaan kedua pemeran utama itu dengan membuat Greisy tak mengusik hubungan mereka. Kini ia dapat menjamin 100 persen bahwa Greisy tak akan menjadi seorang Antagonis.
Tentu saja hal ini akan membuat hubungan mereka semakin lancar bukan? Lantas mengapa malah menjadi seperti ini.
Viollet sedikit merasa bersalah pada Iris. Kemarin ia dapat melihat dengan jelas kekecewaan serta kesedihan gadis itu kala Axton memilih dirinya. Tetapi Viollet bisa apa? Ia sama sekali tak menginginkan semua ini. bahkan berdekatan dengan pria itu saja membuatku takut dan gelisah.“baiklah, siapkan gaunku. Kita akan segera berangkat” ucap Viollet setelah cukup lama terdiam. Walau kini ia tengah di landa oleh rasa takut dan cemas, ia tahu bahwa ia tak boleh meenghindarinya. Ia tak ingin kembali menambah masalah dengan mengabaikan panggilan dari Axton.
“baik nona” jawab Vivian, kemudian sedikit membungkukkan tubuhnya memberi hormat sebelum pergi meninggalkan Viollet di depan gerbang kediaman Frosha yang sangat megah itu. Viollet masih tampak termenung, memikirkan segala kejadian aneh yang menimpa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY SUN✔️
FantasíaLesya Abigail sama sekali tak menyangka dirinya akan bertransmigrasi ke raga salah satu seorang figuran novel yang terakhir kali ia baca. Novel favoritnya. Seorang introvert yang memiliki masa lalu menyakitkan, memilih bunuh diri dengan meloncat da...