Happy Reading 😊
"Hoaamm... Nii-chan kapan sih sebenarnya aku boleh pulang?"
Tanya seorang pemuda berambut hitam kepada pemuda berambut gulali yang sedang duduk diatas sofa sambil membaca buku.Shin si pemuda berambut gulali itu mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca lalu menengok kearah pemuda yang barusan bertanya padanya.
"Hmm entahlah aku juga belum tahu, mungkin beberapa hari lagi, lagipula keadaanmu sudah lebih baik sejak beberapa hari terakhir kan" Jawabnya santai kemudian melanjutkan kegiatan membacanya yang sempat tertunda tadi.
Tanpa melihat bahwa orang yang dia ajak bicara itu sudah memasang ekspresi seperti ingin makan orang saja, jujur saja M/n si pemuda berambut hitam itu merasa bahwa dia bisa saja mati kebosanan jika terus berada dirumah sakit, pasalnya kesehariannya itu hanya makan dan tidur saja disana, ditambah dia hanya boleh turun dari ranjang kalau ingin kekamar mandi sisanya dia akan diam diatas ranjang tanpa melakukan apapun seharian suntuk, dan yang paling buruk menurutnya adalah makanan disana semuanya terasa hambar tidak ada rasanya sama sekali bahkan dia sempat berpikir untuk pergi ke dapur rumah sakit itu untuk memberikan bumbu masakan dan juga garam kesana.
'Aku harus meminta nii-chan untuk membelikan banyak bumbu masakan lalu akan aku berikan kepada para koki rumah sakit ini, supaya masakan mereka lebih berasa dan tidak hambar lagi' Begitulah kira-kira isi pikirannya yang bisa dibilang diluar nalar itu."Oh iya M/n Nii-chan baru ingat tadi pagi Kaa-san menelpon dia bilang dia masih belum bisa pulang karena masih ada banyak urusan pekerjaan di L.A, Tou-san juga masih harus melakukan pemotretan di Swiss jadi mereka baru bisa pulang bulan depan, lalu dia juga bilang kalau paman Daisuke dan kekasihnya akan berkunjung ke Jepang besok dan akan menginap dirumah" Ujar Shin panjang lebar, lalu dia bangun dari sofa dan berjalan menuju pantry kecil diruangan itu, untuk membuat minuman.
"Kau mau teh M/n?" Tanya Shin pada M/n adiknya itu.
"Tidak aku sudah kembung duluan sama yang namanya teh, hampir setiap jam kau menyeduhnya, dan apa perlu ku ingatkan kalau itu sudah cangkir kelima yang kau minum sejak tadi pagi, dasar maniak teh" Ucap M/n memperingati kakaknya yang hobi sekali minum teh itu.
"Hehehe ini yang terakhir untuk hari ini aku janji" Ucap Shin dengan senyuman manisnya yang bisa bikin orang diabetes.
"Oh iya ngomong-ngomong sebenarnya apa sih pekerjaan Tou-san itu?" M/n bertanya kepada kakaknya mengenai pekerjaan sang ayah, pasalnya setiap kali Shin berbicara tentang Tou-san nya itu dia pasti selalu bilang, 'Tou-san sedang syuting' atau 'Tou-san sedang pemotretan' dan lain sebagainya.
"Kenapa kau bertanya soal itu biasanya tidak peduli dengan Tou-san karena dia benar-benar sibuk dan kalian hampir tak pernah bertemu, belakangan ini kau malah bertanya-tanya soal dia, kenapa?" Ucap Shin yang malah bertanya balik pada M/n.
"Hehehe cuma penasaran saja sih" M/n tertawa gugup.
Jujur saja dia takut kalau Shin mencurigainya, bagaimanapun ingatannya itu masih seperti puzzle yang belum tersusun sempurna, jadi dia belum benar-benar tahu seperti apa latar belakang si pemilik tubuh ini, Satu-satunya cara untuk mengumpulkan memorinya adalah bertanya kepada Shin atau orang terdekat, tapi kalau dia terlalu banyak bertanya juga nanti orang-orang itu malah bingung atau bahkan mencurigainya, jadi M/n memilih opsi teraman yaitu dalam 3 hari sekali dia hanya akan bertanya satu kali, dan dengan begitu orang tidak akan curiga karena dia tak terus-terusan bertanya ini itu.
"Hmm jadi kau cuma penasaran ya" Ujar Shin yang diangguki oleh M/n.
"Kebetulan tadi pagi aku membeli ini, coba kau baca bagian 'Daftar pria yang paling ingin dikencani tahun ini' dan kau lihat siapa saja mereka, kau pasti tahu kalau sudah lihat wajahnya" Sambungnya sambil memberikan M/n sebuah majalah.
M/n mengambilnya dan mulai membalikkan halaman satu persatu dan berhenti pada bab yang dikatakan oleh kakaknya tadi, dan begitu melihat halaman tersebut dia benar-benar terpukau saat melihat gambar orang yang mendapat kan peringkat pertama sebagai pria yang paling ingin dikencani itu.
'Katsuro Himura kembali menempati posisi pertama sebagai Pria yang paling ingin dikencani tahun ini
"Wah hebat dia mendapatkan peringkat itu selama enam tahun berturut-turut, wajar sih dia sangat tampan dan cantik disaat bersamaan, dia pasti masih sangat muda" Ucapnya kagum, Shin yang melihatnya hanya terkekeh pelan.
"Siapa bilang dia muda, usianya itu sudah 41th tahu" Jawab Shin menahan tawa melihat adiknya yang tak mengenali wajah orang tuanya sendiri.
'Pfft dia bahkan dia tak mengenal wajah ayahnya sendiri, yah wajar sih mereka hampir tak pernah bertemu karena Tou-san sangat sibuk' Batin Shin tersenyum maklum.
"Masa Nii-chan tahu dari mana?" Tanya M/n pada kakaknya itu.
"Tahu dong dia kan Tou-san kita" Ucap Shin dengan nada bangga.
"HAH!? TOU-SAN!!" Ujar M/n terkejut bahkan dia sampai bangun dari posisi rebahannya menjadi duduk.
"Pfft yaampun apa kau selupa itu sama wajah ayahmu sendiri, saking jarangnya kau bertemu Tou-san kau jadi tidak mengenalnya padahal wajah Tou-san terpajang dimana-mana" Ujar Shin mencoba menahan tawanya melihat sang adik yang sangat terkejut atas apa yang dia katakan tadi.
"Terpajang dimana-mana?" Ucap M/n dengan wajah blank-nya.
"Tidak percaya ya, yasudah nanti kalau sudah keluar dari rumah sakit Nii-chan akan menunjukkan betapa terkenalnya Otou-san kita" Ujar Shin dengan nada bangga.
M/n hanya dia entah apa yang sedang dipikirkannya, sedangkan Shin kembali tenggelam kedalam buku yang dia baca, mereka terus seperti itu sampai sebuah suara menghentikan kegiatan mereka.
"Permisi tuan saya mohon izin untuk mengganti kantung infus, tuan M/n" Ujar seorang perawat yang masuk keruangan M/n.
"Iya silahkan" Ucap Shin ramah pada perawat itu.
"Oh iya saya juga ingin menginformasikan kalau tuan M/n sudah diperbolehkan untuk pulang besok, dan ini resep obat yang harus ditebus di apotek nanti ya" Ujar perawat itu ramah.
Mendengar kata pulang wajah M/n seketika langsung sumringah, dia bahkan tersenyum seperti model iklan pasta gigi.
"Serius aku bisa pulang besok?" Tanya M/n kepada perawat itu untuk memastikan.
"Tentu saja tapi anda tetap harus banyak beristirahat sampai benar-benar pulih" Ujar sang perawat.
"Tenang saja suster akan ku pastikan dia sangat cukup beristirahat" Shin mengucapkan kalimat tersebut dengan menekankan kata 'sangat cukup' dan jangan lupakan senyumnya yang terlihat mencurigakan itu.
Dan senyuman itu cukup untuk membuat bulu kuduk M/n berdiri
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, selamat sore" Kata sang perawat pamit undur diri.
Setelah perawat itu keluar, M/n kembali berbaring dengan wajah beberseri-seri, sepertinya dia sangat senang karena rasa bosannya akan menghilang sebentar lagi.
"Jangan senang dulu, setelah pulang pun kau tidak boleh kemana-mana" Ucap Shin.
Seketika wajah berseri-seri M/n berubah menjadi masam.
"Dasar jahat Nii-chan sama sekali tidak bisa melihat adiknya senang, menyebalkan" Protes M/n pada sang kakak.
Dan sore itu berakhir dengan penuh kekesalan dari M/n dan gelak tawa dari Shin.
TBC
Hehehe ada kah yang masih menunggu fic ini?
Gak ada ya yaudah gak apa-apa, aku sengaja sebernya gak update biar pas di tahun baru bisa langsung up banyak, ya meski gak banyak banget sih, tapi semoga kalian terhibur sama cerita ini.
Sisanya akan up besok malam bye-bye
Terima kasih sudah membaca 😁😁😁
Btw ada yang penasaran gak sama ayahnya M/n?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason Why I'm Here
Fanfictionm/n seorang pemuda yang tidak terima akan kematian salah satu karakter favoritnya, dari anime tokyo revengers sekarang malah masuk ke dunia tokyo revengers itu sendiri. Apakah dia akan mengikuti alur cerita tersebut? Atau malah merubah alur cerita...