Chapter 34 - Dimana Aku?

7K 386 6
                                    

Kembali ke masa-masa menyedihkan dalam hidupnya. Hanah baru berusia tujuh tahun saat pertengkaran di antara kedua orang tuanya semakin tidak terbendung. Awalnya, mereka hanya bertengkar tanpa terlihat oleh Hanah, namun lama-kelamaan di hadapan Hanah pun mereka saling melontarkan kata-kata tajam yang menyakitkan jika didengar. Hanah kecil hanya bisa menahan kesedihannya melihat keharmonisan keluarga terasa semakin berkurang hari demi hari.

Tak!

Seketika gadis kecil yang tengah duduk di atas kasur itu mendongak setelah mendengar suara agak keras itu. Dari jendela yang mengarah balkon kamarnya, dia melihat pintu menyerupai jendela yang berseberangan dengan balkon kamarnya itu terbuka. Seorang anak laki-laki terlihat berdiri sambil menikmati angin sepoi-sepoi dari balkon yang persis berseberangan dengan balkon kamar Hanah.

Sejak awal menempati kamar ini, sebenarnya Hanah sudah merasa ada yang salah dengan balkon kamarnya. Posisinya hampir menyentuh balkon salah satu kamar dari rumah tetangganya itu. Setelah tahu bahwa rumah itu kosong, dia tidak pernah mempermasalahkannya. Namun, sepertinya ada orang yang akan menghuni rumah kosong itu mulai sekarang.

Hanah membuka pintu jendela ke arah balkon sambil mengamati anak laki-laki yang terlihat lebih tua darinya itu. Dia merasa penasaran orang seperti apakah tetangga barunya ini. "Halo," sapa Hanah sambil tersenyum lebar ke arah laki-laki itu.

"Oh, halo juga," sapa balik anak laki-laki itu. Kedua matanya melebar, terkejut melihat sosok Hanah berdiri di balkon seberangnya.

"Penghuni baru?" tanya gadis kecil itu penuh rasa ingin tahu.

Anak laki-laki itu menganggukkan kepalanya. "Aku baru pindah hari ini. Setelah berkeliling seluruh ruangan, akhirnya aku memilih kamar ini," jawabnya. "Tapi jarak dua balkon ini aneh ya. Sangat dekat sekali. Aku bisa menyeberang ke balkon kamarmu dari sini."

"Iya, kita punya pikiran yang sama," ujar Hanah riang. Sepertinya tetangga barunya ini orang yang ramah. "Kenalin, aku Hanah."

"Sam," ucap laki-laki itu singkat. Namun di wajahnya, ada sebuah senyum tersungging lebar.

Sejak saat itu, interaksi di antara keduanya pun dimulai. Hanah dan Sam sering saling mengunjungi satu sama lain. Namun, Hanah yang lebih sering mengunjungi Sam karena ibu Hanah bolak-balik menitipkannya di rumah anak laki-laki itu.

"Kamu sedang ngerjain apa?" tanya Sam sambil mengamati gadis itu sedang menulis di bukunya.

"Ngerjain PR," jawab Hanah namun tetap fokus pada soal pertanyaan yang dicatatnya di buku.

Karena rasa penasaran, Sam pun memperhatikan pertanyaan dan jawaban yang Hanah tuliskan. Dia tersenyum geli menatap tulisan yang menyerupai cacing tak beraturan itu. "Kenapa kamu jawab paus biru? Bukannya hewan terbesar di planet bumi itu paus bungkuk?" tanya Sam.

"Hah? Paus biru kok yang terbesar." Hanah menyanggah ucapan Sam. Dia melihat ke arah rak buku di dalam kamar Sam. Setelah gadis kecil itu mendekati salah satu bagian raknya, tangannya menarik sebuah buku ensiklopedia. "Coba deh lihat ini."

Sam membaca keterangan beserta gambar ilustrasi yang ditunjukkan Hanah. Dari situ, dia baru menyadari jawabannya tadi salah. Dia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Merasa malu karena sudah salah memberi jawaban.

"Sam, kamu yang punya bukunya, tapi aku yang lebih tahu," ejek Hanah sambil menjulurkan lidahnya.

Sam jadi merasa gemas dengan gadis kecil itu. Semenjak saat itu, Sam jadi berusaha membaca banyak buku. Dia tidak mau kalah dengan gadis yang usianya lebih muda enam tahun darinya itu. Lama-lama tidak hanya pengetahuan umumnya saja yang bertambah, namun juga berdampak dengan nilai pelajarannya.

Secret Behind Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang