Part 4

177 173 106
                                    

Part 4

"Lo ikut gue." Perintah Raphael kepada Gabby

"Ga mau, gak ada waktu." Ketika Gabby berbalik badan hendak meninggalkan lapangan dan ya Gabby langsung berhenti ditempat.

"Siapa yang suruh lo balik." Ucap Raphael, mendekat kearah Gabby, ternyata benar aura nya langsung berubah seketika, membuat Gabby tak gentar menatap balik mata hazelnut itu.

"Kehadiran lo disini aja udah buang-buang waktu lo girl." ujar nya peda

Gabby kalah telak, sekarang Gabby sudah tau permainan Raphael yang mematikan argumen lawannya.

"Ikut gue." Perintah Raphael, sambil memegang tas bagian belakang Gabby

"Woyy gue dijemput anjir." Ucap Gabby alisnya yang menukik tanda ia tidak suka

"Telfon, bilang gak usah jemput. Lo balik sama gue." Ucap Raphael

"Emang lo tau rumah gue, gue aja ga tau rumah gue dimana." Alasannya, tapi tidak sepenuhnya salah

"Cepet." Pinta Rahael tidak sabaran.

"Ck, sabar." Jawab Gabby

"El lo ke markas?" Tanya Sean kepada Raphael, hanya dibalas gelengan kepala oleh yang ditanya.

"Lah terus kemana?" Tanya Erlan bingung

Yang ditanya sudah menancapkan gas nya terlebih dahulu, ah malang sekali nasib Erlan.

Diatas motor Gabby terlihat tidak bisa diam, goyang kanan goyang kiri, mengangkat tangan seakan sedang naik wahana kora-kora. Sehingga motor yang dikendarai oleh Phael terasa oleng.

"Lo bisa diem ga sih!" Kesal Raphael

"Ga bisa, gue udah lama ga naik motor kaya gini. Nanti gue mau minta beliin motor, yang sama persis kaya punya lo." Ucap Gabby sambil cengir cengir tidak jelas

"Serah lo." Ucap Raphael sengit

"Yee biasa aja donk lo, sewot banget." Ketus Gabby

Waktu berlalu begitu cepat, mereka sudah tiba ditujuan. Gedung bertingkat

"Ngapain lo bawa kesini?" tidak mendengar jawaban yang Gabby mendengus kasar

"Gue mau balik" imbuhnya dan berbalik menuju gerbang

Suara mengalihkan atensi nya. "Coba aja sendiri" Gabby memutar tubuhnya lesu

"Ikut gue sebentar, abis itu gue anterin lo pulang" ujar Raphael mendekat

. . .

Ya disini lah Gabby sekarang Ruang tengah yang didominasi warna abu abu. Gabby duduk dengan ragu ragu takut terjadi hal hal buruk yang menimpanya, walaupun Gabby bisa bertarung tapi tetap saja

Pintu kamar terbuka menampilkan sesosok jangkung membawa kotak p3k.

"Obatin"

"Punya tangankan, obatin sendiri" ujar nya ketus kembali melihat serial tv yang terpampang didepannya

Tidak kehabisan akal Raphael membuka suara. "Obatin atau lo ga gue anterin pulang"

Gabby memutar bola matanya malas dan merebut kotak itu dari tangan Raphael. "Dasar Pemaksa"

Tak mengidahkan perkataan Gabby, Raphael malah merebahkan dirinya yang berbantalkan paha Gabby.

Sang empu mendadak kaku dan blank menjadi satu. "Ck, katanya mau diobatin bangun."

"Kaya gini aja" ujar nya sembari menatap Gabby dari bawah, Sumpah demi Gema kecebur got dirinya sangat mengantuk sekarang.

Memejamkan mata nya sesekali meringis karena sentuhan alkohol yang Gabby berikan.

Nafas teratur terdengar membuat Gabby menghela nafas. "Mau balik sendiri tapi gak tau rumah Gue dimana"

Ingin membangunkan tapi tidak tega karena Raphael terlihat sangat pulas pasti lelaki itu merasa lelah habis menghajar lawannya tadi.

Gabby mengamati setiap pahatan diwajah Raphael, alis yang berbentuk hidung mancung jangan lupakan rahang nya yang tegas.

Raut wajah ketakutan dari seseorang yang tertidur pulas terlihat. Ah sepertinya pria ini mimpi buruk sampai sampai membuatnya gusar tidak karuan dalam tidur nya.

Entah yang dilakukan Gabby saat ini benar atau salah, yang pasti tangan kanan nya sumpah mengusap ngusap rambut Raphael. Membuat pria itu semakin nyaman dalam tidur nya.

Ngantuk pun menyerang Gabby, masa bodo ia pulang kapan yang pasti dirinya ingin memejamkan mata nya sebentar sembari menunggu Raphael bangun.

Raphael menggeliat dalam tidurnya, menatap Gabby dari bawah. "You're mine" gumam nya

...

Raphael sudah berada dimarkas sekarang, setelah mengantarkan Gabby pulang kerumah ia langsung menuju kemarkas nya.

Beberapa anggota ada di markas mereka, tidak terlalu buruk untuk dijadikan markas karena terdapat tv, sofa, karpet yang empuk, 3 kamar tidur yang lengkap dengan kamar mandi disetiap kamar nya, 1 kamar mandi bawah, dan dapur yang sudah dilengkapi kulkas dan table dapur dan luas. Jangan lupakan terdapat meja billiard juga.

Beberapa motor terparkir rapi dan anggota lainnya tadi sudah diobati dengan teman mereka lainnya. Dan sekarang mereka semua sedang bersantai-santai ria, akibat baku hantam energi mereka terkuras habis.

"Lo bawa cewe tadi kemana El?" tanya Sean penasaran

"Apart" balas nya singkat sambil menuju dapur untuk mengambil minuman soda

"Astagfirullah El nyebut lo" imbuh Gama yang menampilakn raut wajah yang buat syok

"Ck, ngobatin doang sama tidur bentar" balas Raphael Santai

"El bener bener lo El, inget bunda lo ckckc" tukas Erlan dengan tangan yang sudah mengusap ngusap didada nya

Raphael tidak menghiraukan mereka yang malah mengambil posisi disamping Adrian cowok pendiam itu dan bermulut pedas itu.

"Gimana?" tanya Raphael, yang ditanya hanya melirik singkat dan kembali menatap layar ponsel nya

Seakan tau jawabannya, Raphael memilih diam. keterdiaman sahabat nya itu sudah menunjukan jawaban dari pertanyaan Raphael.

"Sean cari info cewe tadi, nama kelas nya juga." Pinta nya

"Lah lo udah bawa dia ke apart tapi lo ga tau nama nya?" Wahh Gama menatap takjub teman nya yang satu ini.

"Gak sempet kenalan" Balas nya kelewat santai

"Gara gara si gendut tadi sobek nih alis gue, udah gue bilang jangan nyerang muka dia malah nyerang muka sialan. Ga bisa diajak kompromi banget tuh orang." Ucap Sean dengan perasaan yang mengebu gebu.

"Mana ada nyerang pake kompromi, jubaedah. Elo aneh" Saut Gama yang sedang diolesi minyak urut di punggung nya


. . .


Part kali ini sedikit nih guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part kali ini sedikit nih guys

Upload 1 atau 2 bab ya enak nya?

See u next part

Gabbriella || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang