Jeno terlambat.
Sewaktu mendarat tadi dan ngaktifin ponselnya, kotak pesan udah diserbu ratusan teks bernada sama, kakaknya udah pergi, ninggalin dia tanpa sempat pamit.
Jeno masuk ke toilet bandara, membasuh wajahnya yang kacau. Pantulan di dalam cermin memperlihatkan seorang lelaki muda dengan mata dan rahang tajam, itu dirinya yang baru aja kehilangan salah satu panutannya.
"Jen ... lo udah sampe?"
"Bang ..."
"Lo dimana Jen?"
"Masih di bandara."
Suara Lucas kembali menggema, "Naik taksi aja, ke rumah dulu, nanti gue kabarin rumah dukanya dimana."
Panggilan tadi berakhir, semenit kemudian alamat rumah duka tempat kakaknya disemayamkan masuk ke ponsel.
Jeno nahan taksi dan nyebut alamat itu pada supirnya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
stemma
Fanfictionmark pergi, ninggalin dua tanggung jawab untuk jeno, adiknya. seorang anak kecil yang masih polos. juga wanita rapuh yang berusaha ia rangkul. GS AREA (c) ganymede