Jeno masih tinggal di rumah duka sampai malam, nemenin mamanya yang enggan beranjak, wanita itu masih nangis kali ini ada orang lain yang bersimpuh di sampingnya, wanita yang tampak cantik meski dengan mata sembab luar biasa.
"Mama ..."
"Nana ... Nak ... hiks."
Mereka berpelukan, membagi tangis serupa, Jeno berdiri tak jauh dari sana, bersama ayahnya yang hanya diam sejak tadi.
"Dia istrinya Mark, namanya Nana. Naveea Niranjani. Anaknya mungkin lagi dibawa sama tantenya Nana. Namanya Elnino, keponakan kamu."
Jeno ngangguk kecil, masih merhatiin dua perempuan di depannya, tangis mereka masih mengudara, menyesakkan bagi siapapun yang denger itu, termasuk Jeno. Ia nggak tahan dengan atmosfer sedih di dalam ruangan dan memilih keluar.
Ada Echa yang lagi gendong bayi, disusul Lucas di belakangnya, alis Jeno terangkat, seolah nanya siapa bayi itu.
"Nino, anaknya Kak Mark, Nana yang minta kita buat bawa dia ke sini sebelum tutup peti besok."
Anak itu terlihat kecil dan rapuh, selimut birunya nutupin hingga ke leher, dia keliatan nggak nyaman dalam gendongan Echa, mungkin protes karena waktu tidurnya diganggu.
"Gue masuk dulu ya."
Jeno cuma ngangguk, masih merhatiin sampe sosok Nino berpindah ke tangan Nana, perempuan itu ngegendong anaknya, mendekat ke arah peti, berbisik lembut yang masih bisa didengar Jeno.
"Nino, sayang, dia papa, Nak. Papa yang udah pergi ninggalin Nino sama mama untuk selamanya."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
stemma
Fanfictionmark pergi, ninggalin dua tanggung jawab untuk jeno, adiknya. seorang anak kecil yang masih polos. juga wanita rapuh yang berusaha ia rangkul. GS AREA (c) ganymede