***
Malam ini adalah malam yang sangat bahagia bagi aya, pasalnya, dia akan di ajak untuk makan malam di luar. Aya bersorak kesenangan sedari tadi tanpa henti, di rumah sakit tadi sebelum pulang dia sampai memeluk Sagara sangat erat membuat lelaki itu tercekik.
Kini aya sudah bersiap-siap dengan pakaian yang sopan tentunya, tapi sangat bagus di gunakan olehnya. Rambut yang aya gerai begitu indah, sedikit polesan pada muka dan bibir agar tak terlalu pucat, dan juga foundation untuk lebam yang ada di tubuhnya.
Setelah siap, aya keluar untuk menemui keluarga nya. Di luar sudah ada adik dan orang tuanya, aya tersenyum gembira, berbeda dengan adik-adiknya yang menatap aya tak senang.
"Yah, kenapa harus ngajak sita sih, mending diem di rumah, ya kan ras?" Laras mengangguk setuju dengan ucapan sang kakak.
"Ini pertemuan penting, jadi kalian harus ikut, dan juga, kapan kapan kan kita keluar sama aya lagi. Sekali kali buat seneng putri sulung ayah kan gak salah" Ujar ayah tersenyum, begitu juga dengan bunda.
Lilis mendekati aya lalu di usapnya rambut sang putri lembut, membuat aya bersorak kesenangan dalam hati, sungguh ini yang ia tunggu tunggu dari lama. "Iya, pertemuan penting kedua keluarga yang akan jadi besan, haha anak bunda udah mau nikah aja ya" Senyum aya tiba-tiba berubah menjadi raut wajah bingung.
"Loh, ni-nikah? Aya belum mau nikah bun"
"Kamu kita jodohin sama anak rekan bisnis ayah, dia kaya dan juga tampan, cocok sama kamu. " Jelas ayah tanpa ragu-ragu, membuat aya semkin terkejut.
Aya menatap sang aya lekat. "Ayah, kenapa gak ngomong sama aya dulu? Kenapa main jodoh-jodohin aja, aya gak mau di jodohin yah, aya punya pilihan sendiri" Tolak aya tak terima.
Sekarang wajah tersenyum ayah luntur menjadi wajah sangar. "Kenapa harus ngomong sama kamu? Emang kalo ayah ngomong sama kamu bakal buat kamu nerima perjodohan ini? Enggak kan, jadi ayah gak mau buang-buang waktu nunggu jawaban dari kamu"
"Loh, aya berhak dong, ayah pikir ini masalah kecil? Yah, aya mau nikah sekali seumur hidup, dan itu sama orang yang aya cinta, belum tentu kalo di jodohin aya bakalan bisa cepet mencintai pasangan aya. Aya gak mau akhir nya jadi pisah. " Kekeh aya.
"Kamu ayah cariin yang lebih mapan dan ganteng malah nolak, belum tentu di jaman sekarang kamu dapet laki-laki kayak dia. Lagian kalo kamu nikah sama dia hidup kamu bakal terjamin, jadi gak usah ngeyel di bilangin" Ujar ayah santai.
"Walaupun banyak uang, belum tentu hidup aya bahagia sama orang yang gak aya cinta yah, uang gak pernah menjamin kebahagiaan seseorang. Jadi aya mohon batalin perjodohannya" Mohon aya pada ayah dan juga bunda.
"Kamu gila ya! Jangan banyak omong sekarang masuk mobil, ayah gak mau bikin keluarga lelaki itu nunggu lama karena berdebat sama kamu. " Titah ayah, hati aya semakin gelisah dibuatnya, apa-apaan ini.
"Yah, jangan gini, aya belum siap nikah. Ayah, bunda, tolong batalin perjodohannya, aya udah punya pacar, aya cinta sama dia. " Mohon aya lagi.
Namun, keduanya tak menanggapi, malah masuk mobil dengan santai nya. Sedangkan kedua adik aya menatap aya remeh. "Bodoh banget sih! Di kasih yang lebih tajir malah nolak, kalo gue mah terima aja, pasti kalo banyak uang hidup kita terjamin"
"Belum tentu, pernikahan itu sakral, sekali seumur hidup. Pernikahan bukan permainan, mungkin kalo pacaran masih bisa putus, beda sama nikah, butuh persiapan yang matang, gak bisa ngucapin kata cerai seenaknya. " Balas aya menatap kedua adiknya bergilir lalu masuk ke dalam mobil.
"Dih sok banget lo, kalo lo mah gak pantes bahagia, hidup aja sama segala rasa bersalah lo itu dan jangan pernah bahagia, karena lo gak pantes, lo itu udah ngancurin kebahagiaan seseorang. Dan tanpa rasa bersalah nya lo malah minta bahagia" Sembur sita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]
Teen FictionSETITIK LUKA UNTUK AYA OPEN PO DARI TANGGAL 8-23 MARET 2023! Beberapa part telah dihapus. Ini semua tentang Chelsya Alania Aya tentang luka yang Aya dapati dari orang sekitar dan juga orang tuanya. Tiada hari tanpa masalah, seolah masalah itulah m...