SAVIOR

330 44 17
                                    

.
.
.
Selamat membaca
.
.
.

"Aa aa cek, satu satuu!"

"Kalian mendengarku?"

"Sst, aku berbisik pada kalian karena temanku sedang tidur di sampingku. Aku membuat rekaman ini tiba-tiba. Jadi maafkan aku jika aku berbisik seperti ini."

Suara lembut, manis dan ceria namun terdengar lirih dari seorang gadis. Ia memegang ponselnya dan menyalakan perekam suara.

"Kalian ingin tahu satu hal? Dari semalam, kami bersama!" Suaranya terdengar ceria. Ia benar-benar bahagia karena menghabiskan malam dengan seseorang yang sangat ia sayangi.

"Kami melakukan banyak hal! Hihi." Ucapnya diakhiri kikikan. Tampak sekali jika dia sangat senang.

"Sekarang, kami sedang di dalam tenda. Jadi kalian jangan berisik ya!" Peringatnya, padahal ia sendiri yang terus bersuara.

"Uh, saat tidur saja dia sangat tampan. Kita harus keluar sebelum dia bangun!" Serunya berbisik. Hingga suara gerisik alas tidur dan suara sepatu ikut terekam. Tak lama, suara sepatu dihentakkan turut terdengar. Suara samar kicau burung juga tertangkap.

"Ugh! Poniku! Aku seperti tersengat listrik, hihi." Tawanya lagi, kini terdengar lebih lepas.

"Kita harus memasak air! Dia pasti haus sangat bangun nanti." Monolognya. Alat perekamnya belum juga dimatikan. Suara daun kering yang terinjak terdengar renyah.

Bukannya menghindari dedaunan kering, gadis itu justru melompat dari satu daun kering ke daun kering berikutnya. Poninya yang masih mengembang ikut memantul seiring lompatannya.

"Oh lihat! Ada capung! Apa di dekat sini ada taman bunga?" Tanyanya tanpa akan ada jawaban. Ingat, dia sedang berjalan sendirian. Langkah kakinya kali ini ia percepat, mungkin akan memetik beberapa tangkai bunga untuk temannya itu. Oh ralat, sahabat istimewa.

"Humh... apakah akan ada tiger lily disini?" Tanyanya lagi. Senandung kecil terkadang terdengar dari belah bibir merahnya.

"Oh!! Cantiiik!! Lihat, oh kalian hanya mendengarku ya? Aku disini sedang berdiri di taman bunga, cantik sekali!" Serunya lantang, melupakan tujuan utamanya mencari air dan kayu.

"Aku akan mencari beberapa bunga untuk temanku ini. Jadi kalian bantu aku memilih okay?!"

Gadis itu kembali berjalan sedikit melompat. Padding jacket merahnya sesekali memantul mengikuti langkahnya. Ia tampak seperti pinguin, atau bebek?

Ia terus berjalan berkeliling, menikmati hamparan bunga berbagai warna dan jenis. Indah dan cantik. Bahkan kupu-kupu terbang tanpa rasa lelah. Mereka sangat menikmati taman bunga itu.

"Ah, aku seharusnya mengajak dia kemari dan memfotoku, lalu membuat konten bersama untuk saluranku!" Sesalnya dengan sedikit gerutuan. Temannya tidur pulas sekali jadi ia tak tega bangunkan tadi. Tapi sekarang ia sedikit menyesal karena tak ngotot untuk bangunkan.

"Oh! Ada lili putih! Tapi siapa yang memiliki taman ini? Aku kan harus minta izin untuk mengambil beberapa tangkai."

"Permisi! Apakah ada seseorang?! Aku ingin minta bunganya!!" Teriaknya tanpa memikirkan sopan santun. Beberapa saat menunggu jawaban, tak ada juga sahutan balasan.

"Siapapun kau! Aku sudah izin minta bunga Lilinya ya!" Teriaknya lagi. Setelahnya mengambil setangkai lili yang ada paling dekat dengannya. Belah bibir sedikit tebalnya merekahkan senyum.

"Teman-teman, dia pasti menyukainya kan?!" Tanyanya pada alat perekam yang ada di ponselnya.

"Oh! Air!" Lantas gadis itu langsung berlari mencari arah keluar dari taman bunga yang sangat luas itu. Si gadis poni terus berlari, namun tetap menjaga lili yang dibawanya agar tak rusak.

SAVIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang