100+ comments for next chapter!
Jeffrey membawa Hana dan Leon makan malam di rumah, karena dia ingat jika ibunya sudah memasak banyak makanan untuknya. Namun, dia lebih memilih kerja dan memberikan tiga koper besar pada adiknya agar dibawa pulang. Sehingga seperti inilah keadaan di rumah. Makan malam yang seharusnya terasa hangat, justru terasa sebaliknya.Karena Hana cukup pemilih makanan, berbeda dengan Leon yang mau memakan apa saja tanpa harus berdiet sepertinya ibunya. Sehingga Hana hanya memakan lalapan tanpa nasi. Sedangkan yang lain memakan soto ayam buatan Jessica yang terasa enak sekali.
"Lain kali jangan ajak bosmu datang, Kak! Kalau anaknya saja tidak apa-apa. Dia dingin sekali! Tidak seperti Kak Jo---"
Suara Meta terjeda ketika Jessica mencubit pinggangnya. Karena Jeffrey baru saja memasuki rumah setelah mengatar Hana dan Leon ke depan.
"Iya. Aku membawa mereka juga karena lupa kalau Mama sudah memasak dan sudah terlanjur mengiyakan ajakan Leon untuk makan malam bersama. Ada yang perlu dicuci lagi? Kalian istirahat saja."
Jeffrey langsung menggulung lengan kemeja hingga ke siku, karena dia berniat mencuci piring bekas makan malam mereka yang sudah menggunung.
"Kamu istirahat saja. Dari bandara langsung kerja, ini mau mencuci piring segala!"
Tegur Jessica, kemudian mendorong Jeffrey menuju kamar. Karena bagaimanapun juga, dia kasihan dengan anaknya yang tampak lebih kurus dari sebelumnya. Mungkin karena terlalu bekerja keras hingga lupa makan dan istiarahat.
"Mama dan Meta sudah memasak. Kini giliranku yang mencuci piring bekas makan malam. Tidak akan lama, mungkin hanya sepuluh menitan. Sudah, kalian pergi sana! Sudah lama juga aku tidak mencuci piring di rumah."
Jeffrey kembali mendekati dapur. Lalu mencuci berbagai peralatan makan yang mereka gunakan tadi. Membuat Jessica hanya menggeleng pelan dan mulai membuka kulkas guna membuatkan cemilan untuk Jeffrey.
"Mama mau apa?"
"Kepo!"
Sahut Meta sembari berjalan menuju kamar, karena dia memang sudah mengantuk sekarang. Sebab, seharian dia sibuk membersihkan kamar kakaknya, menjemputnya di bandara dan membantu menyiapkan makan malam bersama ibunya.
8. 10 PM
Di tempat lain, Joanna tampak baru saja menuruni mobil dan memasuki rumah megah yang selama satu tahun ini ditinggali bersama suami.
"Kukira kamu belum pulang, sudah makan?"
Tanya Joanna ketika memasuki rumah dan langsung disapa oleh suaminya yang baru saja menuruni tangga dan berniat menyambutnya.
"Belum, aku menunggumu. Kamu sudah makan? Baterai ponselmu habis lagi?"
Joanna langsung merogoh ponsel di dalam tas, guna memeriksa keadaan ponselnya yang ternyata memang sudah mati kehabisan daya sekarang.
"Aku juga belum makan. Mbak Sumi memasak apa? Ayo makan sekarang!"
Joanna melepas kedua tangan Jonathan yang sudah menyentuh kedua pinggangnya. Karena seperti biasa, suaminya memang suka memeluknya ketika pulang kerja. Apalagi ini hari senin, sudah pasti pekerjaannya menggunung sekarang.
"Aku sudah pesan steak, malam ini kita makan fancy."
Joanna terkekeh pelan, karena merasa jika ucapan Joanathan hanyalah gurauan. Sebab, setiap hari mereka selalu memakan makanan fancy yang tentu saja masih dipantau oleh ahli gizi. Mengingat kesahatan adalah hal yang penting dan mereka tidak boleh memakan makanan sembarangan jika tidak ingin sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLASTING [END]
Romantizm8 tahun? Itu pacaran atau masa studi untuk dapat gelar master dan PhD?