Kalandra turun dari mobilnya dan melangkah menuju tempat dimana Zevanya berada. Sekilas ia melihat seorang wanita berjalan tergesa - gesa dan masuk ke dalam mobil putih yang diparkir tak jauh dari mobilnya. Lalu melaju menuju jalanan. Kalandra memandang kepergian mobil tersebut. Ia merasa seperti melihat Selena. Namun kemudian ia menghiraukan hal itu, mungkin saja ia salah lihat.Sampai dimana tempat seharusnya Zevanya menunggu, tapi perempuan itu tidak ada. Ia pun menghubungi ponsel milik wanita itu. Sebelum sambungannya terangkat pandangannya menangkap kerumunan orang dan suara ambulan yang nyaring. Entah dorongan darimana ia menghampiri kerumunan tersebut berusaha untuk menyeruak masuk. Langkahnya terhenti ia melihat tubuh Zevanya terkapar dengan darah dimana - mana sedang ditangani oleh petugas medis. Kalandra langsung menyeruak maju dan menghampiri Zevanya.
" Zee... Zee.... !!!"
Salah satu petugas medis yang tengah menangani menyadari kehadiran Kalandra.
" Anda mengenal korban ?"
Kalandra menoleh dan mengangguk. Ia panik dan khawatir.
" Ikut kami."
Para medis mengangkat tubuh Zevanya dan membawanya masuk ke ambulan. Kalandra mengikuti dari belakang. Mobilpun melaju cepat menuju rumah sakit. Di dalam ambulan Kalandra menggenggam tangan Zevanya erat, tiba - tiba ia merasakan ketakutan menghantam dadanya membuatnya sesak. Tak terasa air mata mengalir dipipinya. Ia membawa tangan lemah wanita itu untuk mengecupnya dan menggumamkan maaf berkali - kali karena lalai menjaga wanita itu dan anaknya.
Ambulan tiba dirumah sakit, Zevanya langsung dibawa menuju ruang operasi karena pendarahan hebat yang dialaminya. Kalandra diminta untuk menunggu diluar oleh seorang suster. Ia gelisah dalam hatinya terus memohon kepada sang pencipta untuk menyelamatkan orang yang ia cintai.
Seorang dokter hendak memasuki ruang operasi namun ditahan oleh Kalandra. Ia menatap sang dokter dalam yang langsung mengerti apa maksudnya.
" Saya akan berusaha yang terbaik. Seandainya anda harus memilih siapa yang harus saya prioritaskan ?"
Kalandra sejenak bimbang. Ia tau ini adalah keputusan besar yang harus ia ambil. Bahkan mungkin akan menyakiti wanita itu. Tapi ia tidak punya pilihan lain.
" Selamatkan istri saya dok."
Sang dokter pun mengangguk.
Lalu pamit dan berlalu pergi.
Kalandra menatap kepergian sang dokter. Kalau ia bisa memilih keduanya, ia akan memilih keduanya. Tapi seandainya ia memang diharuskan memilih demi keselamatan mereka, ia akan memilih Zevanya. Bukan karena dia tidak mencintai anaknya. Tapi entah kenapa dia tau, anaknya akan mengerti. Kalandra ingin mengusahakan yang terbaik untuk mereka. Baginya anak adalah sebuah titipan dari sang pencipta. Apabila ia ingin mengambil titipanNya kembali, memang Kalandra bisa apa.Kalandra duduk didepan ruang operasi dengan perasaan campur aduk. Ia bahkan lupa mengabari kedua orangtuanya perihal hal ini. Pintu ruang operasi terbuka dan seorang dokter berjalan menghampirinya yang langsung berdiri.
" Istri anda selamat, namun ia mengalami koma karena pendarahan dan benturan keras dikepala yang diterimanya. Sedangkan bayinya keguguran. Kami sudah berusaha yang terbaik untuk menyelamatkan bayinya. Tapi bayinya tidak bisa bertahan. Istri anda akan dibawa keruang ICU untuk dipantau lebih lanjut. Kalau begitu saya permisi dulu." Sang dokter menepuk pundak Kalandra singkat memberikan dukungan sekaligus belasungkawa, sebelum ia berlalu pergi.
Kalandra terduduk dikursinya.
Apa yang ia dengar menghancurkan hatinya. Air matanya meluruh tanpa bisa ia tahan. Bagaimana nanti ia memberitahu wanita itu, dia akan sama hancurnya dengan apa yang Kalandra rasakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge of Love
Random21+ Pengkhianatan yang dilakukan dua orang yang Zevanya sayangi, membuat hatinya terluka dan marah. Jujur Zevanya bukan orang yang bisa memaafkan dengan mudah. Tapi bukan berarti ia bisa untuk membalas mereka. Atau mungkin.... Belum. Start : 03 Sept...