COMPLETED
Elnoveint
Sebuah pesan rahasia yang disampaikan melalui siaran radio tengah malam
Diandra bersama timnya menggunakan siaran radio dan kode Elnoveint untuk menyusun rencana agar bisa mengembalikan nama baik keluarganya.
"110,2 FM Elnoveint...
Siaran keempat puluh enam tayang pada : 4 Desember 2021
Song Recommended : 90's Love – NCT U
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-elnoveint-
"Jangan benci Meyga, dia nggak terlibat."
"Gue tau, Mera udah cerita semuanya."
Farel menoleh terkejut. "M-mera?"
Diandra tersenyum penuh arti, menyeruput teh di dalam gelas plastik yang dia bawa sebelum kembali berkata, "Mera tau semuanya, cuma dia lebih memilih diam sampai waktu yang tepat buat dia menyampaikan rahasia yang dia simpan."
"Mera bener saudara kembar Biru?"
"Biru udah jelasin sejelas-jelasnya tadi."
"Oh iya, hehe."
"Langsung to the point aja, gue nggak suka pembicaraan yang muter-muter."
Ck, Diandra tau Farel cuma basa-basi.
Farel menunduk, menatap kedua kakinya yang bergerak gelisah di atas rumput taman. "Ia, aku...minta maaf untuk semua yang udah aku lakuin ke keluarga kita. Aku bener-bener nyesel. Kasih aku kesempatan satu lagi, Ia. Tolong maafin aku, tolong..."
Diandra tidak langsung menjawab. Suara berisik berasal dari gelas plastik yang Diandra cengkram kuat terdengar. Farel bergidik ketakutan. Bagaimana kalau nasib Farel setelah ini akan sama seperti gelas plastik itu?
Remuk. Hancur.
Diandra melempar gelas plastik, masuk tepat ke dalam tong sampah yang berjarak lima meter dari tempat mereka duduk. Diandra memberikan jawaban yang jelas Farel ketahui maksudnya.
"Lo pasti tau jawaban gue."
Tanpa pamit, Diandra beranjak berdiri, melangkah pergi dari sana meninggalkan Farel sendirian dengan rasa bersalah menyesakkan dada. Farel mendongak, mencegah air turun dari mata.
Farel, orang jahat ini menyesal begitu sangat.
-elnoveint-
Tanpa mengetuk pintu, Farel masuk ke dalam ruangan Brawijaya. Lelaki tua itu dan seorang tamu menoleh terkejut ke arah Farel. Brawijaya beranjak berdiri, menatap tidak suka pada Farel.
"Farel, kamu bisa ketuk pintu dulu, kan?"
"Kelamaan."
Kernyitan tanda tidak suka semakin jelas terlihat di wajah Brawijaya. "Dasar tidak punya sopan santun."
"Buat apa saya sopan dengan Anda?"
Kedua tangan Brawijaya mengepal di samping tubuh. Giginya bergemelutuk. "Kamu--"
Farel berjalan lurus ke arah Brawijaya, membuat lelaki tua itu berhenti berbicara. Diam-diam Farel membuka pisau lipat lalu saat dia sampai tepat di depan Brawijya, Farel menusukkan pisau ke perut Brawijaya.
