Bab 11

199 17 0
                                    

Taery kembali diboyong ke penthouse Yoongi. Tidak ada yang spesial. Wanita itu langsung ke kamarnya begitu pulang kerja. Lelah, ingin segera istirahat. Bahkan dia menolak makan malam. Langsung tertidur begitu merebahkan tubuh di ranjang.

Akan tetapi, biasanya jika tidur lebih awal, pasti Taery akan terbangun saat dini hari.

Benar saja. Pukul 1 malam Taery terbangun. Perutnya keroncongan minta diisi. Akhirnya dia terpaksa turun dari ranjang dan keluar kamar. Berharap ada makanan instan di dapur Yoongi.

Taery menghentikan langkahnya. Sedikit menyesal karena memutuskan keluar kamar. Seharusnya dia meneruskan tidur dan menahan lapar yang tidak seberapa.

Taery mematung mendengar desahan yang menggema di dalam ruangan dekat kamar Taery. Entah Yoongi sengaja atau tidak, tapi pintu ruangan itu tidak ditutup dengan benar.

Tanpa perlu bertanya, Taery tahu aktivitas apa yang ada di dalam sana.
Apalagi beberapa kali suara perempuan mendesahkan nama Yoongi. Pasti sedang dibawa ke surga dunia, yang ada di antara paha tengah dipuaskan. Taery tersenyum miris.
Meskipun belum memiliki perasaan apa-apa pada Yoongi, rasanya tetap kesal ketika laki-laki yang menjadi kekasihnya itu berhubungan badan dengan perempuan lain.

Karena sudah keluar kamar, kepalang tanggung, Taery kembali melangkahkan tungkainya menuju dapur. Dia harus melewati ruang tengah lebih dulu. Menatap grand piano yang kesepian di sana.

 Menatap grand piano yang kesepian di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya tiba-tiba panas. Gerah. Akhirnya dia menanggalkan baju dan celananya. Sepulang kerja tadi tidak sempat ganti pakaian. Ia telantarkan begitu saja di lantai. Menyisakan bra
dan celana dalam cream peach yang serasi.

Taery sudah di dapur, berdiri didepan kulkas yang dibuka lebar. Sebenarnya ada beberapa bungkus ramyeon di nakas dapur, tapi dia ingin sesuatu yang lain, yang dingin, untuk meredam amarahnya.

Beruntung sekali ada satu mug eskrim coklat di sana. Taery mengambilnya beserta sendok kemudian membawanya ke ruang tengah. Dari awal Taery masuk ke penthouse Yoongi, dia penasaran sekali dan ingin menyentuh piano besar itu.

Dia sudah duduk di bangku depan piano. Dia memperhatikan di atas benda berdawai itu, ada sebuah metronom. Entah untuk apa. Taery tidak terlalu mengerti.

Dia membuka papan yang menutupi tuts piano. Begitu dibuka, Taery disuguhi jajaran tuts hitam putih yang menggoda untuk ditekan. Meskipun tidak paham soal musik dan tetek bengeknya, Ia merasa grand piano dark brown ini sangat seksi. Begitu bersih. Bahkankilatan di piano ini seperti baru.

Taery menyuapkan satu sendok eskrim coklat yang langsung meleleh di dalam mulutnya. Begitu habis, Taery tidak langsung mengambil eskrim lagi. Dia menggigit sendok itu, sementara mug eskrimnya di letakkan dilantai.

Dia ingin membuat kebisingan. Biar saja. Toh Yoongi sedang menikmati liang basah milik kedua kucingnya. Jadi meskipun Taery memainkan nada acak di atas tuts piano, mereka tidak akan terganggu-tapi akan lebih bagus kalau terganggu.

DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang