Wasiat Cinta*
*BAB III
**
Kuali pembawa sial
*
*"Eh? Bizar udah makan? Ayok makan dulu, pasti laper abis nyetir motor jauh" tiba-tiba suara mamaku mengintrupsi kecanggungan diantara aku, Sania dan Abidzar.
"Iya mah. Nanti aku ngambil sendiri" jawab Abidzar sopan.
"Kamu itu harusnya dari kemarin kesini. Mama kamu juga gak dateng" timpal mamaku lagi menatap Abidzar kecewa.
"Maafin Bizar mah, soalnya sibuk kuliah. Mama juga cuman nitip saja sama mama Sarni dan bapak. Beliau berhalangan hadir solanya kak Adinda mau melahirkan" Abidzar tersenyum ramah kearah mamaku.
"Duh iya ya? Kak Adinda udah waktunya lahiran. Semoga lancar, nanti mama jenguk" ujar mamaku antusias.
"Iya dong. Sama Kinanti juga harus ikut, kak Adinda kangen katanya pengen curhat" jawab Abidzar lagi.
Aku dan Sania yang melihat interaksi itu ikut tersenyum.
"Iya, nanti Kinanti sama suaminya ikut jengukin" kata mamaku yang tiba-tiba membuat Abidzar terdiam.
"Haha iya ma" Abidzar tampak tertawa canggung.
"Eh belum kenalankan?" Tanya mamaku lagi antusias, ia pun mengarahkan pandangannya kepada Mas Ali yang sejak tadi menatap interaksi mamaku dan Abidzar, dan kebetulan sekali Mas Ali bangkit dari duduknya dan melewati tempat duduk kami berempat.
"Ali? Kenalin ini temannya Kinanti, Abidzar" ujar mamaku membuat mas Ali terdiam lalu tersenyum tipis.
"Hai bang? Selamat ya atas pernikahannya sama Kinanti. Jangan kaget sama kelakuan randomnya" entah kenapa suara yang keluar dari mulut Abidzar seperti tidak ikhlas.
"Yeu kimak! Jangan ngatain juga dong!" Ujarku dibuat-buat kesal.
"Hahaha, emang iya sih. Bener kata Bizar, nanti bang Ali jang— "
"Ape hah ape?! Jangan suka ngomporin lu!" Selaku saat Sania akan ikut mencibirku, melotot kearah teman ahlakess ku itu.
Mas Ali terkekeh pelan lalu bersalaman dengan Abidzar.
"Terimakasih. Apapun itu saya memang harus menerima apapun kekurangan dan kelebihan istri saya" jawab Mas Ali dengan nada bicara kalemnya.
Duh! Meleyot aku maass!!
Boleh juga kata-kata manis mas Ali ini. Keliatan seperti pria dengan rayuan gombal diluar sana yang sering mengularkan kata-kata manisnya.
Aku jadi tidak percaya dia belum menikah di usia 30tahun karena tidak laku."Hehe, iya bang. Nama saya Abidzar, temen kerja Kinanti dulu pas di kaffe" ujar Abidzar mengenalkan diri.
"Saya Ali, suaminya Kinanti" jawab mas Ali singkat.
"Iya-iya tau. Yaudah lo makan gih, takutnya pingsan lagi entar. Kan gak lucu pingsan diacara hajatan orang lain" ucap Sania kepada Mas Ali lalu beralih menatap Abidzar.
*
*Sudah dua hari aku resmi menjadi istri dari Mas Ali dan semuanya tidak ada hal yang istimewa.
Kami tidur satu ranjang seperti pasangan suami istri pada umumnya tapi interaksi kami seperti orang asing.
Tidak ada obrolan yang serius diantara kami, hanya pertanyaan-pertanyaan biasa seperti sudah makan atau belum dan lain hal sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Cinta
RomanceWARNING (21+) Ini cerita dari Kinanti Azhira, gadis cantik dari kampung bisayang harus rela dinikahkan di usianya yang baru minginjak angka 20. Memiliki orang tua yang sudah tua dan semua kakaknya sudah berkeluarga, Mama Sarni dan Bapak Adi mengin...