“Aku bisa jelaskan soal ini.”
Wanita yang tengah menatap lurus pada pria bertubuh kekar itu tak berkata apapun.
“Apa yang perlu dijelaskan? Gus Ubaidillah yang terhormat?”
“Zuhaira, dengar dulu. Aku bisa jelaskan semuanya. Sahla, ini anak buahku. Aku cuman mau bantuin dia. Kami nggak ada apa-apa.”
“Bantuan seperti apa yang membuat seorang Gus yang terhormat seperti Anda hampir menghajar seorang pemuda dan menyentuh wanita yang bukan mahramnya.”
“Zuhaira, tolong dengar penjelasanku dulu.”
“Aku tidak butuh penjelasan apapun. Keputusanku soal pembatalan pernikahan kita sudah bulat. Tidak bisa diganggu gugat. Aku akan bilang ke Abi soal ini.”
Ubay mengusap wajahnya kasar. Dia menyugar rambut beberapa kali.
“Zuhaira aku mohon. Bulan depan kita menikah.”
“Dan nyatanya, kelakuanmu seperti ini. Mana yang katanya Gus terhormat dan tidak pernah bersentuhan dengan urusan cinta dan wanita? Bodohnya aku percaya dengan kepalsuan yang diceritakan oleh Abi dan Ummi.”
Ail tersenyum miring, dia menekan layar ponselnya.
“Assalamualaikum Abi, aku nggak mau nikah sama Gus Ubaidillah. Aku tidak mengada-ada. Beliau sedang berdiri di depanku dan aku melihat beliau sedang berkelahi memperebutkan seorang wanita dengan orang yang tidak lain adalah putramu. Maulana. Dia hampir memukul Maul.”
Mata Ubay membulat sempurna. “Maul?”
Ail menyudahi telponnya. “Kenapa? Kaget? Iya, pemuda yang Anda bentak tadi adalah Maulana Habibi Az Zukhruf bin Kyai Haji Zuhdi Al Munnawar. Adik kandungku, seayah seibu.”
Lengkap sudah shock terapi Ubay hari ini.
“Aku salah. Aku terbawa emosi. Aku tidak suka dengan cara Maul memperlakukan Sahla.”
“Bukannya bagus kalau kita tidak jadi menikah?”
Ubay menatap calon istrinya sekilas. “Zuhaira, ada banyak orang yang sudah menggadang-gadang pernikahan kita.”
“Gus bisa nikah dengan orang asing?”
“Kalau memang jodoh, pasti semua dimudahkan kan?”
Ail yang sedari tadi melipat tangan di dada tersenyum.
“Kenapa? Karena aku cantik? Karena ayahku kyai? Karena aku berpendidikan tinggi? Karena aku terlihat agamis?”
Kening Ubay mengernyit. Zuhaira di depannya seolah berbeda jauh dengan sosok yang dihubunginya tempo hari.
“Kenapa kamu bisa bilang begitu?”
“Jawab saja. Apa semua pertanyaanku benar?”
“Ail! Kamu kemana aja, Mami cari.”
Ubay dan Zuhaira yang berdiri berhadapan dengan jarak satu setengah meter itu menoleh ke arah yang sama.
“Mami, kenalkan. Ini Gus Ubaidillah, calon suami yang Abi dan Ummi pilihkan untuk Ail. Gus Ubay, ini Mamiku. Ibu kandungku dan Maulana. Istri pertama dan sah, dari Kyai Zuhdi. Jadi, jika selama ini Gus Ubay mengira ibuku adalah Nyai Annisa, maka Gus Ubay salah.”
“Ail, kamu. Gus, mohon maaf. Tolong jangan pernah anggap saya ada. Ibu dan ayah dari Zuhaira adalah Kyai Zuhdi dan Nyai Annisa.”
“Mami! Ail nggak mau lagi Mami kayak gitu. Mami itu ibu kandungku dan Maul. Juga istri sah dari Abi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLAH GUIDE ME (TAMAT)
Romance"Ya Allahu Ya Rabb, tuntun aku ke Jalan-Mu. Jalan lurus yang Engkau ridhoi."