Bisik-bisik itu mulai mereda ketika Toni sebagai MC mengajak memainkan permainan yang sama untuk babak ke dua. Beberapa yang belum ikut mulai mengajukan diri melihat bagaimana serunya permainan di babak pertama. Joshep malu melihat papanya kembali maju untuk ikut babak ke dua.
Billy juga melihat dari meja lain. Ia tidak bergabung di meja Aurora, Joshep dan Kezie. Padahal masih ada kursi kosong di sana. Billy malah memilih untuk duduk bersama Dody dan beberapa orang yang bahkan tidak dikenalnya. Dody yang merasa serba salah apakah ia harus pindah meja atau tetap di sana. Kalau pindah dikira tidak sopan kalau menetap mental tidak kuat.
"Kostumnya bagus banget, Om." Dody tersenyum kikuk melihat tatapan Billy padanya yang masih tidak bersahabat.
"Kenapa? Mau beli juga? Saya gak suka samaan dengan orang lain," ujar Billy lalu kembali memperhatikan permainan babak ke dua yang sudah dimulai mengabaikan Dody yang tertawa hambar sambil menggaruk pipinya yang tiba-tiba gatal.
Sedangkan di meja sebelah Aurora menatap kedua temannya dengan heran. Mungkin untuk Kezie keheningan hal yang biasa, namun kenapa Joshep malah ikut-ikutan.
"Kalian kenapa pada diem?" Tanya Aurora membuat Kezie dan Joshep menatapnya. Keduanya tidak sengaja saling pandang lalu kembali menoleh ke arah lain.
"Enggak," jawab keduanya serentak.
"Lo udah gak marah sama gue?" Tanya Joshep mencari percakapan walaupun setiap melihat Kezie jadi merasa malu. Walaupun ini bukan pertama kali seorang gadis menyatakan perasaan padanya, tapi tetap saja terasa aneh karena ini temannya sendiri.
"Mungkin ini yang bakalan dirasain Ara kalau kemaren gue confess ke dia ya?"
"Marah bagian yang mana?" Tanya Aurora seolah Joshep mempunyai banyak kesalahan padanya.
"K-kostum?"
"Kalau inget lagi gimana kepepet gue mesen nih kostum iya gue marah," ujar Aurora membuat kerongkongannya kering seketika.
"K-kalau bikin kue?" Tanya Joshep dengan suara pelan. Kezie juga menatap was-was Aurora takut jika ia mengamuk pada Joshep sekarang.
"Lo mau gue marah?" Tanya Aurora yang segera dijawab gelengan cepat oleh Joshep.
"Ya udah," ujar Aurora yang malah membuat Kezie dan Joshep bingung.
"Eh?"
"Gue gak mau bahas jangan tanya," ujar Aurora seolah tau apa arti tatapan kedua temannya lalu kembali menonton permainan yang ada di depan. Joshep dan Kezie saling tatap bingung, namun hanya sebentar karena Joshep dengan cepat mengalihkan pandangannya.
"Anjir, keinget terus!"
Tidak terasa permainan babak dua dan babak tiga sudah selesai. Mulai terdengar mereka bersahut-sahutan mengatakan untuk lanjut ke permainan berikutnya karena sudah bosan dengan game yang satu ini.
Toni pun tidak keberatan dengan semua itu. Ia kembali menjelaskan aturan permainan ke dua. Nama permainannya adalah susun balok. Permainan ini merupakan permainan kelompok dimana beberapa balok dan kubus yang terbuat dari bahan yang sotf dan tidak berbahaya itu harus ditumpuk setinggi mungkin. Bagi kelompok yang mempunyai susunan paling tinggi maka itulah pemenangnya dan yang kalah diberi hukuman.
"Kita mulai permainan yang ke dua, ya? Saya bacakan untuk kelompok pertama itu ada Joshep, Om Edy, Vian dan Bagas. Tim kedua itu ada Ino, Kezie, Dody dan Dio. Tim ketiga ada Dilla, Ica, Om Billy dan Aurora," ujar Toni membagi dalam tiga kelompok dan menuai reaksi yang berbeda-beda dari setiap orang.
"Tuh anak ngapain sih pake masukin Bapak gue segala!" Kesal Joshep mendengar nama Papanya disebutkan. Sedangkan Edy sangat senang ia bisa ikut bermain lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Teen FictionNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...