Cinta. Bagaimana bisa Yang Maha Kuasa memberikan sebuah rasa yang amat berharga itu pada seluruh makhluk hidup di dunia? Sebenarnya, untuk apa cinta diciptakan? Inu-Taisho masih termangu terdiam di atas pohon abad.“Jika aku melihat diriku yang dulu, rasanya ingin tertawa. Bagaimana dulu aku sangat dingin dan tanpa belas kasih dalam menghadapi musuhku temasuk manusia. Manusia adalah makhluk yang sangat aku benci karena kelemahannya. Tapi sekarang ... hmm ....”
Inu-Taisho berhenti bergumam, dahinya mengerut tanda dia sedang berpikir.
“Sekarang, aku benar-benar jatuh cinta pada manusia. Izayoi, aku harus memilikimu,” sumpahnya.
Senja terlihat di langit. Warna jingga sangat hidup dan terasa indah dipandang. Sesshoumaru kecil terduduk sendirian bersama segelintir prajurit istana yang sedang melepas lelah sehabis latihan.
Sesshoumaru masih terdiam sambil sesekali memicingkan kedua mata dan hidung tajamnya seperti mengindikasikan sesuatu.
“Sesshoumaru-sama! Jika Anda lelah, sebaiknya latihan hari ini disudahi dulu saja. Sesshoumaru-sama?”
Seorang Prajurit istana yang bertanya padanya menjadi bingung melihat ekspresi wajah Sesshoumaru. Bahkan pertanyaan yang dia tanyakan belum dijawab.
Ada sesuatu. Aku mencium bau youkai asing di sekitar sini, batin Sesshomaru.
Suara tamparan terdengar dari arah belakang Sesshoumaru yang sedang duduk di lantai kayu.
“Kenapa mendadak di istana banyak nyamuk seperti ini, ya?” keluh salah seorang pelayan istana yang sedang menyuguhkan makanan untuk para prajurit istana.
Sesshoumaru segera bangkit dari duduknya. Mata emas berkilat tajam, aura kematian mulai menyeruak membuat satu istana merinding hampir mati. Inu-Kimi yang merasakan aura putranya itu kini melesat pergi ke halaman istana.
“Sesshoumaru! Ada apakah gerangan sehingga kau mengeluarkan aura ini?” tanya Inu-Kimi sedikit emosi.
“Youkai. Di sekitar sini Sesshoumaru ini mencium aroma youkai asing,” tuturnya datar.
“Hmmm ... sokkah. Jadi, kau juga merasakan keberadaannya? Aku pikir, kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Putraku. Selama ini, youkai sekuat apa pun tak kan bisa menembus kekkai di istana kita,” jelas Inu-Kimi sambil mengelus sayang kepala sang putra.
“Mmm.”
“Apa itu ... Mmm? Sesshoumaru, apa maksudnya itu, Nak?” tanya Inu-Kimi bingung.
Putranya ini mulai tumbuh dengan sikap dan sifat yang penuh keanehan. Ini terjadi sejak dia mengukuhkan diri dengan nama SESSHOUMARU.
Sesshomaru mendengar pertanyaan ibundanya, tetapi dia tetap melangkah meninggalkan Inu-Kimi yang tengah menggerutu.
HUTAN SEKITAR DESA MANUSIA
“NGUUUNG ... NGUUUNG!”
Sekumpulan hewan penghisap darah bertubuh super kecil mulai terbang mengikuti pemimpinnya. Mereka terbang menuju desa tempat tinggal Putri Izayoi.
“Mii Ka-sama, bolehkah nanti kami semua menghisap habis darah penduduk desa itu?” tanya anak buahnya.
“Tentu. Tapi, anjing itu dan putri Izayoi adalah miliku. Aku akan memberikan hadiah spesial untuk mereka berdua,” jawab sang pemimpin koloni tersenyum senang. Satu-satunya berbadan seukuran kucing.
Di desa, para penduduk tak henti membakar akar lavender dan sebagainya untuk mengusir hewan terkecil penghisap darah yang dikenal sebagai Kà (nyamuk). Para Kà itu tidak kunjung habis bahkan setelah penduduk desa membunuh setidaknya ratusan Kà.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesshoumaru: Demon Dog Ruler of the Western Plains [ SLOW UPDATE ]
Fanfiction#2 in Sesshoumaru (12/10/23) Sesshoumaru .... Aku tahu itulah namaku .... Nama panggilanku .... Nama kebesaranku .... Sebuah nama yang akan mengalahkan nama besar ayahku ... Inu no Taisho. INFO⚠ PADA DASARNYA INI CERITA SAYA DENGAN JUDUL SEMULA 'SES...