A Discussions With Enkidu

139 22 3
                                    

    Setelah kedatangan Percy Jackson, dengan segera Gilgamesh segera menuju dimana kelas berpedang di adakan. Gilgamesh melihat Enkidu yang sedang berlatih pedang dengan Luke Castellan, seorang putra Hermes. Entah kenapa selama dia tinggal di camp dia merasa Luke lah orang yang dia dan Enkidu harus jauhi. Enkidu juga bahkan merasakannya dan Enkidu yang orangnya sangat sensitif dengan niat orang pun menyetujuinya yang mana artinya suatu hari Luke Castella akan berkhianat. Untungnya Gilgamesh memberitahu Enkidu untuk tidak secara langsung menghindarinya karena takut dia akan curiga.

   Namun hal itu tidak memberhentikan Gilgamesh dan Enkidu untuk setidaknya memiliki hubungan sebagai teman biasa dengannya. Gilgamesh tahu bahwa Annabeth suka dengan Luke tapi dia seharusnya tahu bahwa tidak bisa seperti itu karena perbedaan umur yang cukup jauh. Annabeth baru saja berumur 12 tahun sedangkan Luke sudah berumur 16 tahun.

   Gilgamesh pun menunggu Enkidu untuk menyelesaikan latihannya. Ketika tidak ada orang yang melihat, ia membuka Gate Of Babylon dan mengeluarkan 2 botol air mineral. Tak lama kemudian Enkidu pun selesai berlatih dan langsung mendekati sahabatnya ketika ia melihatnya. Gilgamesh melemparkan salah satu botol air mineral ke arah Enkidu dan ditangkap dengan cepat. Enkidu mengucapkan terima kasih kepada Luke dan segera berlari kecil dan duduk disebelah Gilgamesh.

   "Ahh segarnya. Terima kasih Gil." Ucap Enkidu.

   "Tak perlu berterima kasih En. Ngomong ngomong aku ingin memberi tahu sesuatu denganmu." Ujar Gilgamesh.

   "Hmm mau kasih tau apa?"

   "Ramalannya sudah dimulai." Kata Gilgamesh membuat Enkidu tersedak air minum. Gilgamesh khawatir dan segera menepuk perlahan punggungnya.

   "APA!! Berarti Putra Poseidon itu sudah datang. Dimana dia sekarang?" Tanya Enkidu sedikit terkejut.

   "Dia sedang pingsan dan berada di Ruang Kesehatan, sepertinya dia melawan Minotaur bersama Grover." Ujar Gilgamesh.

   "Haahhh... Sebentar lagi kehidupan kita tidak akan menjadi setenang ini lagi. Padahal kita ingin menikmati kehidupan kedua kita kali ini." Rutuk Enkidu agak kesal.

   "Siapa bilang kita tidak bisa menikmati kehidupan kali ini. Lihatlah Enkidu! Buka matamu! Kita adalah pahlawan tertua dan terhebat disepanjang sejarah, kita tidak bisa membiarkan pahlawan masa ini mengambil julukan kita kan." Kata Gilgamesh panjang lebar.

   "Kau benar juga Gil. Tapi kapan dia akan sadar?"

    "Dalam waktu 2 hari lagi. Aku bisa melihat masa depannya, anak itu akan menghadapi cobaan yang berat. Hmph seandainya aku masih bisa membuat para dewa itu mengetahui tempat mereka tapi aku juga tak ingin para titan dan monster menguasai dunia. Jika seandainya takdir meminta sepertinya kita harus mengeluarkan semua kekuatan kita En." Ucapnya.

   "Eh memangnya kenapa?" Tanya Enkidu bingung.

   "Akan terjadi 2 perang dalam era ini dan jarak waktu mereka juga tidak banyak paling lambat itu 1 tahun lebih."

   "Apa?! Itu cepat sekali. Siapa musuhnya kali ini?"

   "Yang pertama kau pasti tahu kan kalau dia adalah sang Titan waktu dan para saudaranya." Ujarnya.

   "Kau benar tapi kenapa kau tidak mengatakan namanya Gil?"

   "Aku tidak memasang Bounded Field dan jika aku menyebutkan namanya aku takut dia akan mengawasi pembicaraan kita."

   "Oh iya juga ya. Ngomong-ngomong siapa musuh selanjutnya? Apakah itu lebih kuat dari para sang Titan?" Tanya Enkidu agak khawatir memikirkan keadaan Camp yang akan mengalami 2 perang sekaligus yang hanya berselang 1 tahun.

    "Ya dan dia adalah The Earth dan Primordial Bumi sama seperti Mother." Ucap Gilgamesh.

   "Maksudmu si Gaia." Bisik Enkidu.

   "Ya kau benar sekali sahabatku."

   "Apakah kita akan ikut bersama Percy Jackson dalam Quest-nya Gil?" Tanya Enkidu penasaran.

   "Tidak perlu. Anak itu harus tumbuh dengan sendirinya tanpa ada campur tangan dari kita." Jawab Gilgamesh.

   Dan dengan itu juga pembicaraan Gilgamesh dan Enkidu tentang Percy Jackson berakhir. Enkidu mengerti kenapa Gilgamesh tidak ikut campur sama seperti ia melihat masa depan manusia dulu. Dia melihat dunia yang sangat terang dan semua itu bisa  dicapai jika para dewa dan dewi menghilang dan tak mencampuri urusan para manusia lagi.

    Kalaupun seandainya Gilgamesh menginginkan para dewa/dewi itu menghilang dia tidak akan pernah sampai meminta bantuan dari para Titan itu. Bahkan para Titan itu lebih buruk dibandingkan dengan dewa/dewi Olympus.

    Setelah pembicaraan itu berakhir Enkidu meminta Gilgamesh untuk mengantarnya pergi ke ruang kesehatan untuk menemui Percy. Gilgamesh menyutujuinya asalkan Enkidu tidak akan menggunakan kekuatannya untuk membangunkan anak itu dari pingsannya.

  "Kita akan melihat apa yang bisa kau lakukan untuk menghentikan kehancuran Olympus, O' Perseus Achilless Jackson, Prince of The Sea?" Pikir Enkidu.

   "Hmmm sepertinya Takdir tengah memainkan benang takdirmu ya. Akan kulihat sejauh mana engkau bisa melawan takdir, Son of Poseidon." Pikir Gilgamesh tanpa sadar mirip dengan apa yang Enkidu pikirkan.

.

.


.

T



B



C

.


.

.

     Hello Author disini!! Author tahu banyak yang pikir alur cerita ini terlalu cepat, tapi mau bagaimana lagi. Author kan menceritakan tentang Gilgamesh jadi Percy Jackson tidak akan menjadi pusat perhatian tapi tenang saja, semua interaksi mereka berdua akan selalu bermakna untuk Percy.

  Arrivederci~

   Ciao~

   Sayonara..

  Bye bye

  Adios Amigo~ i😀🤗😀🤗

The Strange Demigod || PJO x Fate SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang