Part 25

424 82 4
                                    

Tak ada percakapan lain. Jieun menatap putrinya yang masih tak melanjutkan kata katanya. Sedangkan jiena? Putrinya itu hanya mampu menghela nafas ringan tak berniat melanjutkan perkataannya yang telah membuat tanda tanya besar bagi jieun

"Aku pergi eomma. Mengatakannya atau tidak tak akan merubah keputusanmu bukan?" Kata jiena seperti sebuah Boomerang bagi jieun. sebanyak apapun jiena menolak permintaan ibunya, perkataannya tak akan pernah di dengar dengan mudah oleh sang ibu

Ibunya mungkin saja tak akan mengingatnya, tapi jiena mengingat dengan jelas saat dimana ibunya Selalu menghiraukan permintaan nya. Terutama alasan kenapa mereka kembali ke korea

Jiena beranjak dari tempatnya. Tatapannya sempat beradu tatap dengan sang ayah, tapi tak lebih dari sedetik jiena mengalihkan kembali pandangannya.

Tak sampai disitu, saudara kandungnya juga melakukan hal yang sama dengan sang ayah. Tangan jiehoo Dengan cepat menggenggam tangan jiena yang berniat pergi. Sedikit menahan saudaranya untuk bisa tetap tinggal

"Jiena" jiehoo Memanggil jiena dengan begitu pelan. Tapi belum sempat jiehoo mengucapkan kata katanya, jiena lebih dulu mendahului

"Kumohon biarkan aku pergi" permintaan jiena begitu memilukan bagi siapapun yang mendengarnya. Jiena tak sekuat seperti yang mereka lihat. Dengan atau adanya ayahnya, jiena selalu menangis di hari ulang tahunnya. Dan tahun ini, adalah ulang tahun yang terburuk baginya.

Jiehoo perlahan melepas tangannya membiarkan jiena yang akhirnya pergi meninggalkan mereka dalam kesunyian yang terasa begitu hampa

Jungkook yang merasa bersalah akan semua ini, berniat menyusul putrinya yang telah pergi. Tapi sekali lagi, jieun yang berada di sampingnya menahan Jungkook.

"Biarkan jiena sendiri. Ada yoongi oppa yang menjemputnya nanti"
Hati jieun tentu merasa tak karuan setelah apa yang terjadi. Ia tak ingin meninggalkan jiena sendirian. Tapi ia juga tak bisa selalu bersikap egois. Hati jiena begitu rapuh saat ini. Dan yang bisa jieun lakukan hanyalah berdiam diri dan menunggu jiena membuka hatinya

*****

Hidupku berjalan sebagaimana mestinya. Tanpa ada yang spesial, kehidupanku berjalan seperti sebuah air yang mengikuti arusnya

Terkadang aliran air itu membawaku ke arah yang baik tapi terkadang aliran air itu membawaku ke arah yang sebaliknya. Sama seperti sekarang, jiena hanya bisa menatap datar seseorang di sebrang sana tengah melambaikan tangan kepadanya

"Jienaa"

Entah sudah ke berapa hari dalam sepekan ini, ayahnya selalu menjemputnya. Sangat banyak penolakan yang sering jiena utarakan pada ayahnya, tapi semua itu sama sekali tak berguna. Nyatanya ayahnya masih saja datang menjemputnya meski jiena menolaknya

"Kau pulang lebih cepat hari ini" Jungkook tersenyum dengan tangan yang terangkat ingin mengelus rambut putrinya. Tapi hanya beberapa detik tangan itu mengudara, Jungkook kembali menurunkan tangannya

" Eomma sudah menunggu kita di rumah. Naiklah. Appa akan mengantarmu pulang"

Jungkook bersiap membukakan pintu untuk putrinya. Ia pikir ini adalah hari dimana ia bisa kembali pulang bersama putrinya, Tapi teryata harapannya terlalu tinggi. Panggilan itu kembali datang di tengah pembicaraan mereka. Memanggil putrinya untuk pergi darinya dan mendekat padanya

Jiena tak mengatakan apapun, matanya sempat menatap Jungkook sebelum ia benar benar pergi pada sang paman yang telah menjemputnya

Hati jiena sempat bimbang beberapa saat. Tubuhnya hampir saja menuruti permintaan ayahnya untuk ikut pulang dengannya. Tapi semua itu redup begitu jiena mendengar panggilan pamannya

Remember Me? [Jeon Jungkook - Lee Jieun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang