Tahu-tahu karya Willa di platform online meledak, banyak pembaca, banyak pendukung, sampai-sampai menjadi cerita peringkat satu dalam genre. Jangan tanya Willa sekaget apa, setelah enam bulan mati-matian menulis satu cerita pertama, dia tidak berekspetasi ceritanya akan dilamar penerbit mayor secepat itu.
Willa mulai perlahan lupa dengen Wilson, lebih fokus untuk mengembangkan skill menulis dan hobi-hobinya. Benar-benar keberuntungan tak terduga bila baru saja terjun ke dunia kepenulisan dan langsung mendapat antusiasme tak terkira dari pembaca.
Sementara itu, Wilson juga kembali fokus pada amanahnya menjadi seorang ketua OSIS. Wilson semakin jago dalam memanajemen dan memimpin tim. Sejauh ini, ketua OSIS yang paling tegas dan berkompeten adalah Wilson. Dia benar-benar menuruti semua janji yang dia ucapkan pada debat OSIS dulu.
Wilson sekarang juga mulai suka membaca buku. Walau awalnya bermula dari Willa, tetapi akhirnya Wilson mau membaca untuk kepentingan dirinya sendiri. Wilson juga mulai rajin belajar, mengerjakan tugas, dan menyimak pembelajaran oleh guru dengan aktif, meskipun dia adalah seorang ketua OSIS yang sering dipanggil dan meninggalkan jam pembelajaran.
Kini, Wilson sudah mendekati masa berakhirnya sebagai ketua OSIS. Siswa-siswi baru yang telah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan atau LDK pun sudah dilantik menjadi anggota OSIS yang baru.
Tepuk tangan seantero lapangan terdengar, Wilson bernapas lega. Dengan disahkannya sang ketua OSIS yang baru, maka jabatannya telah berakhir. Happy ending untuk masa menjabat Wilson. Untung saja dia mendengarkan kata Willa untuk tidak merelakan hal aneh.
Sekali lagi, Wilson bernapas lega.
Ketika upacara berakhir dan seluruh siswa bubar, untuk terakhir kalinya Wilson menyampaikan pidato kepada seluruh anggota baru. Selepas itu, selesai sudah.
Joshua dan Surya kontan memeluk Wilson dari arah berlawanan. Banyak dari anggota OSIS kelas dua belas lain yang ikut bergabung memeluk mereka. Saking banyaknya orang, Wilson sampai oleng dan terjatuh bersama mereka semua.
Semuanya tertawa bahagia.
Wilson segera memisahkan diri dengan teman-temannya dan berjalan ke kelas, modus mau melihat Willa dari koridor. Benar saja, dia melihat gadis itu di sana, sedang mencorat-coret sesuatu di bukunya.
Baru saja Wilson mau menghampiri, tiba-tiba gadis itu berdiri dan masuk ke kelas.
"Giliran lo lepas kesibukan, tau-tau si Willa yang sibuk beneran sekarang," celetuk Surya yang mengamati di belakang Wilson sedari tadi. "Pre order novel pertamanya meledak tuh, tembus dua puluh ribu eksemplar. Lo nggak ada niatan samperin dia bilang congrats gitu?"
Wilson tiba-tiba mendapat sebuah ide.
"Bakal ada meet and greet, loh, nanti," tambah Surya.
Senyum Wilson semakin mengembang. Kutu buku palsu itu sudah bukan lagi orang yang suka meminjam buku hanya untuk dipendam saja.
Jauh dalam hati, hobi Wilson sama seperti Willa.
Gue makin cocok sama dia ini sudah, batin Wilson terlalu percaya diri.
= Because I'm Fake Nerd! =
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I'm a Fake Nerd!
Ficção AdolescenteWillana Miranika, si gadis halu yang suka baca buku. Minimal, sehari dia bisa membaca tiga buku sampai selesai. Kerjaannya halu dan selalu bilang, "Seandainya begini, seandainya begitu." Wilson Mardagasa wakil ketua OSIS yang sebentar lagi akan dica...