[ iii. ] martabak

755 126 15
                                    

jungwon menatap majalah dinding besar yang terpampang didepan perpustakaan sekolah. isinya penuh dengan berbagai macam selembaran, termasuk salah satu poster yang dia pandangi.

poster dengan corak dominan biru muda, memberitakan tetang jadwal dan para pengisi acara pentah seni untuk hut sekolah itu. jangan lupakan foto yang menjadi highlight dari poster itu, foto heeseung dan isa yang di ambil dengan posisi candid saat rehesal duet mereka. keduanya saling menatap mata dan tersenyum. manis.

"yang jungwon." panggil seseorang dari belakangnya.

jungwon menoleh mendapati guru berkacamata tebal dari perpustakaan yang memanggilnya.

"iya pak?"

"kamu lagi sibuk atau ada kelas?"

"tidak, pak."

"kalau begitu apakah nak jungwon bisa bantu saya dan teman-teman lain menyusun buku perpustakaan? beberapa dos buku baru masuk hari ini dan saya kekurangan siswa untuk membantu."

"oh, baik pak." ucap jungwon final, kemudian melangkah masuk kedalam perpustakaan.

bau buku-buku yang khas menusuk indra penciumannya. suasana ruang penuh rak dan buku ini begitu berbeda dari suasana diluar. tenang dan hangat.

jungwon bergegas menuju rak di sudut ruangan yang didepannya terdapat beberapa kardus berisi buku baru untuk stok bacaan dan buku-buku materi baru.

dia berlutut kemudian mengambil beberapa buku dan disusun diatas rak dengan rapih. tak lama pun datang seseorang yang lain membantunya karena mungkin dirak lain telah selesai.

"ekhem." teman disampingnya itu berdehem untuk mencairkan suasana yang dia rasa terlalu kaku antar keduanya atau sebut saja jungwon tidak
terlalu memperdulikan orang disampingnya.

"eh.. kak isa" jungwon menoleh pada gadis itu sambil menunjukkan senyuman manis dan kedua lesung pipinya. setelahnya dia kembali fokus pada kegiatan menata buku-buku itu.

"eh jung, makasih btw."

"makasih buat apa ya kak?"

"bajunya. selera lo bagus juga ya."

"oh, santai aja kak bagus deh kalo suka semoga cocok ya."

"suka dong. apalagi bajunya heeseung, ganteng banget kalo dipake."

"hehe."

. . .

"manyun mulu dasar bebek." ledek jay pada jungwon sambil dengan iseng menarik bibir jungwon kedepan kemudian terkikik sendiri melihat wajah jungwon.

"anjing lo." umpat jungwon sambil melemparkan bantal yang dia pegang tepat mengenai muka jay.

"apalagi kali ini hah? heeseung? isa?" jay berpindah dari tempat duduknya, menjadi didepan jungwon, berhadapan.

jungwon bersender pasrah kemudian menutup wajahnya dengan bantal.

entah sudah berapa kali jungwon seperti ini dan selalu penyebabnya heeseung. dan entah sudah berapa kali jay menyarankan jungwon berpisah dengan heeseung dan jungwon selalu menjawab 'nanti gue pikirin.' padahal beberapa jam kemudian dia kembali luluh dengan perlakuan manis heeseung.

"gue putus aja apa ya?" tanya jungwon sambil menegakkan kembali posisi duduknya.

"jung, pertanyaan lo basi banget. tiap ada masalah juga lo nanya gini mulu. mau sampe kapan?"

"..."

"cerita deh ke gue heeseung ngapain lagi kali ini."

"tadi kak heeseung ijin gak jadi makan di alun-alun kota katanya harus nemenin mamanya. tapi tadi gue liat kak isa bikin snap gram lagi makan sama kak heeseung." jungwon bercerita sambil kedua sudut bibirnya yang menekuk kebawah dan kepalanya yang menunduk.

jay yang mendengarnya hanya mengusap wajahnya kasar. dia tentu paham betul rasanya ada diposisi jungwon, bagaimana rasanya orang yang 'kita sukai' dekat dengan orang lain?

dia kembali beralih duduk disamping jungwon merangkul bahu sahabatnya itu yang mulai menangis sesegukan.

"nangis aja sepuas lo, besok gue marahin pacar lo."

tangan jay mengusap bahu jungwon, sayang. andai saja dia yang jungwon cintai seperti heeseung, andai saja dia yang di sayangi jungwon seperti heeseung, dia bersumpah akan menjaga jungwon agar tidak ada lagi tangisannya setiap malam karena sakit hati.

'tok, tok'

ketukan itu berasal dari luar pintu kamar jungwon, membuat si pemuda manis yang dari tadi sesegukan mendongak. mereka tidak bisa melihat siapa diluar karena jendela itu ditutupi kain gorden dengan warna gelap.

jay hendak bangun mengecek sebelum jungwon mencegahnya.

"biar gue aja." katanya.

dia melangkah kedepan menuju pintu kemudian menutar kenop pintu.

matanya membulat melihat siapa diluar. tubuhnya terpaku didepan sana membuat jay menghampirinya untuk melihat siapa yang datang.

"kak heeseung?"

heeseung sendiri ikut membeku senyumannya saat melihat pacar manisnya perlahan memudar saat jay datang ikut berdiri disamping jungwon.

berusaha memecah keheningan heeseung ikut masuk kedalam kamar sambil menenteng kantong plastik berisi makanan.

"ah ada jay ya disini. kakak mau ngobrol sekalian bawa martabak buat kamu." ucap heeseung sambil tersenyum dan mengangkat kantong plastik didepannya.

tapi senyumnya kembali memudar melihat meja belajar jungwon, diatas sana sudah ada sekotak martabak dengan toping keju dan kacang, kesukaan jungwon.

ah... rupanya jay sudah lebih dulu membawakan makanan kesukaan jungwon itu.

tbc ...

friendshit ; jaywon [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang