2. First Meet

310 17 1
                                    

- Julie POV -

Aku membuka mataku perlahan. Sekarang sudah pukul 09.00 AM. Ah tidak, kenapa aku masih begelut dibalik selimut ini? Aku pun berlonjak dari tempat tidurku dan berlari menuju kamar mandi. Aku menggosok gigiku dengan terburu-buru lalu memakai baju dengan rapi. Aku sudah menata rambutku dan memakai lipstick dengan warna peach.

Aku pun keluar kamar dengan sedikit tergesa-gesa. Saat aku hendak mengambil high heels ku, aku baru tersadar. Kenapa apartementku berantakan sekali? Kemana office girl yang biasa membereskan rumahku? Sepertinya dia tidak masuk untuk membereskan rumahku hari ini. Berarti... Oh great, sekarang hari Minggu.

Sial, aku sudah berdandan rapi seperti ini. Mau tidak mau aku harus berganti pakaian lagi. Aku sedikit tidak rela untuk menghapus make up ku. Aku sudah menghabiskan waktu 20 menit hanya untuk memakai make up yang sebenarnya terbilang sangat tipis.

Aku melihat ke arah jendela. Hari ini cerah juga. Lebih baik aku keluar dari pada hanya menghabiskan hari Minggu ku dengan bersembunyi di apartement terus. Lagi pula, aku sudah berdandan.

Lagi-lagi aku berganti pakaian. Aku hanya mengenakan pakaian casual yang lebih nyaman aku pakai jika untuk bersantai. Aku cukup mengenakan kaus dengan cardigan lalu celana jeans.

Aku bingung akan pergi kemana hari ini. Ke mall? Ke cafe? atau ke tempat hang out lainnya? Hm, cuaca seperti ini akan terasa lebih enak jika memakan ice cream. Okay, sudah kuputuskan aku akan pergi ke taman. Cukup simple tapi menyenangkan.

***

"Ice cream cone vanilla, satu" aku tersenyum sambil memberikan uang kepada penjual ice cream

"Ini mbak" aku pun mengambil ice cream tersebut dan mencari tempat duduk yang teduh. Aku pun memilih untuk duduk di kursi taman dibawah pohon yang rindang.

Benar-benar menyegarkan. Walaupun cuaca panas, tetapi saat duduk dibawah pohon yang rindang ini, suasana hatiku menjadi sangat tenang dan damai. Angin berasa sepoi-sepoi yang menerbangkan rambutku ke udara.

Saat aku sedang melihat-lihat sekitar, aku menemukan seorang lelaki tampan yang duduk bersebrangan denganku. Dia terus memainkan iPad nya dengan wajah yang sedikit cemas menurutku.

Tenggorokanku sepertinya serak karena kurangnya air. Aku hendak membeli air di sebuah kedai kecil di sebrang jalan. Saat aku hendak melintas, seorang pengendara sepeda motor mengendarai motor dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Motor itu akan menabrakku. Aku diam membeku ditempat. Aku ingin bergerak menjauh tetapi rasanya berat kakiku untuk kugerakkan. Aku tidak bisa apa-apa. Aku hanya memejamkan mataku berharap suatu keajaiban terjadi padaku saat ini.

Mulutku mulai bergetar pelan. Para pengunjung taman saat itu terpaku melihatku. Aku bisa mendengar beberapa teriakkan mereka padaku.

"Awas!!!"

"Sadarlah!!"

"Minggir!!!"

Tetapi aku hanya bisa terdiam tanpa melakukan apa-apa. Motor itu sudah sangat dekat padaku, namun kecepatannya masih saja tinggi. Okay, aku perkirakan 5 detik lagi nyawaku akan hilang.

5..

4..

3..

2..

1..

Selamat tinggal dunia.

Ah, dugaanku salah. Aku bergerak, namun aku terjatuh. Keajaiban benar-benar terjadi padaku saat ini. Aku mulai membuka mataku pelan. Yang pertama kali aku lihat setelah aku membuka mata adalah seorang lelaki tampan yang juga jatuh bersamaku dan ada darah di lengannya. Lelaki ini menyelamatkanku.

Tears of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang