•
[Can We be Together]
—Part 7—
•Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Dita sudah merapikan buku-buku dan alat tulisnya. Kalau saja tidak ada janji dengan Fian, mana mungkin ia mau beres-beres beberapa saat setelah bel pulang berbunyi.
Lalak dan Hanan masih terlelap. Kebetulan pelajaran terakhir dengan Mr. May, guru sejarah yang sering menggunakan bahasa inggris. Pelajaran sejarah memang seperti musik penghantar tidur, siapapun juga pasti akan mudah menguap jika si guru sudah menceritakan sebuah kisah.
Dita tersenyum saat melihat Fian berdiri di ambang pintu sambil melambaikan tangan.
"Nyet gue duluan!" seru Dita yang membuat kedua temanya sontak terbangun.
Melihat Dita keluar kelas dengan tergesa membuat Hanan dan Lalak penasaran. Tumben sekali Dita langsung pulang. Bahkan tanpa ikut sesi ghibah wajib mereka.
"Nyet ikutin nyet!" ucap Hanan. Lalak mengangguk cepat dan segera keluar kelas, tanpa perlu repot-repot membawa tas mereka.
Dari jauh Hanan melihat Dita yang berjalan dengan seseorang, "Itu Kak Rafa?"
Lalak tampak berfikir, dari postur tubuhnya saja jelas itu bukan Kak Rafa, "Itu Fian ga si nyet?"
"Lah iya anjing! Anak tolol!"
"Udah lah nan biarin aja anak setan bertingkah, gue mau makan lo ikut ga?" Tak ambil pusing dengan kebodohan Dita, mereka kemudian memutuskan untuk segera pergi ke kantin mengisi perut.
Dita berjalan berdampingan dengan Fian menuju parkiran Bang Asep, pemilik warung makan yang biasa di sebut anak anak 'burjonan'. Di tempat Bang Asep berjualan ini, kebetulan mempunyai halaman yang cukup luas sehingga biasanya anak anak kelas 10 dan 11 yang membawa kendaraan akan dititipkan ke Bang Asep.
"Oi Yan, mampir!" sapa laki laki berambut ikal itu. Dia pemilik warung makan ini, Bang Asep.
Fian melambaikan tangan nya, "Kaga bang langsungan aja!"
"Woalah meh pacaran to sampeyan," goda Bang Asep yang melihat Fian datang bersama Dita.
"Yoi bang! Gimana cewe gue cakep kan?"
Dita yang mendengar dirinya dipanggil 'cewe gue' oleh Fian menjadi salah tingkah. Rasanya banyak kupu kupu sedang terbang di perutnya.
Fian terkekeh melihat pipi Dita yang merona. Mantan gadisnya ini sangat ketara jika sedang salah tingkah, menggemaskan. "Cie blushing Ta?"
Dita mengalihkan pandangan nya dan berpura pura sibuk dengan ponsel yang ia bawa, "So tau lo yan, udah cepetan keburu sore,"
Fian terkekeh mendengar jawaban Dita. Sudah lama rasanya ia tak menggoda gadis nyeleneh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN WE BE TOGETHER?
Novela JuvenilSemesta memang selalu punya cara untuk mempertemukan orang-orang tak terduga. Pun juga dengan mudahnya menumbuhkan cinta tanpa kita tau kepada siapa. Jika bisa memilih, Dita tidak akan menaruh cinta pada Rafael. Atas pertemuan tanpa sengaja itu mala...