Badai yang memabukkan

13 0 0
                                    

bagaimana bisa kau bilang secukupnya,
ketika panas terik hujan badai aku tempuh
tak peduli seberapa jauh.
bagaimana bisa kau bilang secukupnya,
ketika lelahku tak berarti ketika bersamamu,
dan bagaimana aku tidak meng-iyakan
ketika kau membutuhkanku?

tak terlihat tak masalah
ketika malam tak menemui bintang
tak terasa bukan berarti tak indah
saat tulisan tak diberi centang

kamu bilang, secukupnya saja
lalu cukup yang bagaimana pantas untukku?
ku jadikan kau satu satunya ketika aku memiliki buah kelapa di tangan,
secukupnya saja,
lalu bagaimana kau bisa memaafkan ketika kesalahan yang fatal?

bukankah palu tak pernah salah atas kayu dan paku?

bagaimana mungkin secukupnya?
karna dengannya, ku gantungkan harapan tentang masa depan,
dengannya, aku ingin bernafas lebih panjang
dan dengannya tentang cita cita di masa depan yang awalnya hanya aku tokoh disana,lalu menjadi aku dengannya di depan pertokoan

ini seperti bernafas di depan nyala tungku api
berkepala tubuh dan berdada lengan
bisakah ku beri dunia untukmu?

benar nona, bagimu secukupnya saja
karna aku kursi goyang di tengah ladang.

hujau dilaut yang ku hadapi
amuk ombak menghantam lambung kapal
rintik hujan membolongi layar
gemuruh yang tak terhenti
lalu bagaimana cara ku menolak badai yang membawa ku ke tepi?

Titik GarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang