Jam menunjukkan pukul 02.30 dini hari. Suara isak terdengar perlahan. Seorang dara yang masih dengan mukenanya meringkuk di atas sajadah.
"Ya Allah, aku baru saja mulai mengenalMu sepenuh hati lewat dia. Salahkah jika aku masih ingin terus belajar darinya? Tapi ... Mengapa dia pergi?"
Sahla membiarkan linangan air matanya mengucur tanpa sedikitpun ia seka.
"Ya Allah, apa benar sudah habis masa bersua kami? Haruskah kami berpisah secepat ini?"
Terus menurus gadis itu menumpahkan isi hatinya pada Sang Pencipta. Entah berapa lama, sampai getar ponsel terdengar dari atas meja.
Dalam hati ia bertanya-tanya siapa yang menelponnya dini hari begini.Nomor asing, Sahla membiarkan telpon itu, hingga akhirnya dipanggilan ketiga dia angkat.
"Assalamualaikum warahmatullah."
Suara laki-laki dengan nada bicara fasih mengucap salam.
"Wa alaikumussalam warahmatullah."
"Sahla, ini aku. Utaybi. Apa kamu ingat?"
"Gus Uta? Ada apa Gus?"
"Maaf aku mengganggumu, sedang salat lail kah?"
"Sudah selesai, Gus. Ada apa ya? Maaf, pasti ada yang penting sampai Gus Uta menelpon."
"Ini soal Mas Ubay. Aku dengar Mas Ubay dan kamu, kalian punya hubungan khusus sekarang?"
"Gus Uta. Dari mana kabar itu? Itu cuma kabar burung. Saya dan Mas Ubay, kami, kami bahkan sudah sepakat untuk saling berpamitan. Beliau sudah bukan rekan kerja saya lagi. Saya pun tak lagi punya hak bicara dengan beliau."
"Maksudnya apa? Loh, bukannya kemarin aku dengar dari Uka kalau kalian pergi bersama?"
"Gus, sepertinya ada kesalah pahaman di sini. Jadi, waktu itu saya menemani teman saya. Namanya Maulana, dia ternyta adik dari Ning Zuhaira. Nah, singkat cerita Mas Ubay diajak Maul main futsal. Dan, yang saya temani itu Maul, bukan Mas Ubay."
"Tunggu, jadi kamu kenal adik dari Ning Zuhaira?"
"Ya, saya kenal mereka dengan baik. Maulana maupun Mbak Ail, atau Ning Zuhaira."
"Tapi mereka sudah batal menikah kan? Maksudku, kata Ayah Hafidz, Mas Ubay nggak jadi nikah sama Ning Zuhaira."
Sahla mengutuk dirinya sendiri karena tak bisa membendung tangis.
"Sahla, Sahla? Kamu kenapa nangis? Sahla?" Suara khawatir terdengar dari sana.
"I'm okay, I'm okay. I'm sorry Gus, aku ... aku cuma masih belum bisa nerima kenyataan. Aku masih kesel."
"Apa yang bikin kamu kesel? Aku pikir kamu dan Mas Ubay saling kagum. Bukankah itu bagus pada akhirnya Mas Ubay tidak menikah dengan orang lain."
"Tapi ... Gara-gara hal itu, Mas Ubay jadi pergi. Aku ... Nggak bisa terima itu."
"Sahla, apa maksud kamu?"
"Abang telpon Mbak Sahla? Kenapa Bang? " terdengar suara lirih seorang perempuan di sana.
"Assalamualaikum, Mbak Sahla? Salam kenal, aku Nay, adiknya Kang Ubay sama Bang Uta."
Sahla segera menjawab dan menahan isaknya.
"Wa alaikum salam, Ning Nay."
"Eh panggil Nay aja. Nay. Oke? Kenapa sih? Kok suaranya kayak lagi nangis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLAH GUIDE ME (TAMAT)
Romansa"Ya Allahu Ya Rabb, tuntun aku ke Jalan-Mu. Jalan lurus yang Engkau ridhoi."