Dikamar Nadya
Setelah acara akad nikah tadi Nadya dan Azka sekarang berada di rumah Nadya. Mereka disuruh pulang oleh orang tua Azka, agar bisa istirahat untuk acara malam nanti. Selama perjalanan hingga sampai di rumah Nadya pun mereka belum saling bicara, entah karena apa. Hingga sampai dikamar Nadya pun mereka juga masih belum bicara."Ekhem." Dehem Azka memecah kecanggungan diantara mereka.
"Ehh." Ucap Nadya.
"Mmm Nad... kamar mandi dimana?" Tanya Azka dengan jeda disela ucapannya.
"Di-disana." Kata Nadya gugup, sambil menunjuk pintu kamar mandi.
Setelah tau Azka langsung ngacir ke kamar mandi masih lengkap dengan jas hitam, celana hitam, kemeja putihnya, serta sepatu hitam. Sebenernya Azka juga ngga tau kenapa tiba-tiba ia berfikir ingin ke kamar mandi. Ia juga tidak ada panggilan alam atau apapun.
"Bodoh, kenapa gue malah kesini sih?" Tanya Azka saat dirinya sudah masuk kekamar mandi.
"Tapi masa beneran sih gue udah nikah sama Nadya?" Tanyanya lagi pada dirinya sendiri.
'Yaiyalah gue udah nikah sama Nadya, orang tadi aja gue baru ngucapin ijab qabul, dasar bodoh.' Batinnya menyalahkan dirinya sendiri.
Setelah merasa cukup tenang Azka kembali keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Nadya masih setia duduk di bibir kasur dengan gaun putihnya.
"Mm Nad." Panggil Azka canggung.
Nadya yang mendengar namanya terpanggilpun mendonggakkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Azka pun mendekati Nadya dan diambilnya tangan Nadya hingga Nadya berdiri tepat dihadapannya. Terjadilah kontak mata diantara mereka. Lama. Sangat lama. Hingga akhirnya Nadya memutuskannya dengan menundukkan kepalanya.
Azka pun sesegera menarik dagu Nadya dan terjadilah kontak mata lagi. Nadya tak kuasa menahan rindu yang sangat besar, hingga akhirnya tangisnya pecah dalam pelukan Azka.
"Hey, kok nangis sih?" Tanya Azka yang ingin melepaskan pelukannya, tapi malah Nadya mempereratnya.
"Hiks.. kangennn." Ucapnya sesenggukan.
Azka yang juga sama hal nya dengan Nadya memilih untuk mempererat pelukannya. Disana Azka dapat merasakan tubuh Nadya bergetar. Setelah beberapa menit, Azka sudah tidak mendengar suara tangisan Nadya lagi dan tubuhnya juga sudah tidak bergetar lagi.
"Udah hilang kangennya?" Tanya Azka dan melepas pelukannya.
Nadya hanya menggelengkan kepalanya. "Mau peluk lagiii." Ucapnya manja.
"Kenapa istriku sekarang jadi manja gini?" Kekeh Azka.
"Azka mahh." Ucap Nadya kesal dan mengerucutkan bibirnya.
"Udah sana cuci muka dulu, make up kamu udah berantakan tuh kena air mata." Suruh Azka.
Dan setelah itu Nadya cuci muka di wastafel kamar mandinya. Sedangkan Azka memilih melepas jas sepatu kaos kaki dan menggulung lengan kemejanya serta membuka dua kancing kemeja atasnya. Lalu duduk di bibir kasur Nadya.
"Kok malah duduk disitu?" Tanya Nadya dengan muka polos tanpa make up.
"Terus?" Tanya Azka.
"Yaudah deh terserah aku mau ganti baju dulu." Kata Nadya membuka almarinya dan mengambil kaos lengan pendek serta celana putih pendek. Dan kembali masuk ke kamar mandi.
"Ngga mau aku gantiin?" Goda Azka.
"Ngga!!"
"Kenapa, aku kan udah sah jadi suami kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
favorite husband [sequel of MFB]
Teen FictionKelanjutan kisah dari seorang Nadya viona evoleth. Sosok cewe cantik dan imut yang telah merubah hidupnya menjadi seorang istri dari Azka rovalno radeya. "Babe ngamar yuk, aku mau bikin 20 Azka dan Nadya junior nanti mau aku bikin group twenty kids...