Hermione menandatangani perkamen terakhir yang menandakan tugasnya sudah selesai malam itu, ia meregangkan ototnya sambil menatap kearah luar jendela ruangan kerjanya pribadinya di penthouse yang langsung menghadap ke permukiman muggle pencakar langit.
Setelah Hermione meninggalkan Inggris, ia menetap di Amerika dan tinggal di muggle world. Hermione membeli penthouse yang besar dan nyaman demi keberlangsungan hidupnya dan calon anaknya.
Suara ketokan di pintu menyadarkannya dari lamunan, "Come in, Honey."
Pintu mahogany tersebut pelan – pelan terbuka, menampilkan manusia mini dengan kepala penuh platina ikal yang langsung menyembul.
Leonard Granger.
Leo lahir dengan 80% Draco dan 20% Hermione untuk penampilan, dan 50% Draco dan 50% Hermione untuk sifat. Leo memiliki rambut platina terang dan ikal, bola mata silver keabu – abuan, rahang terstruktur dan dagu runcing yang terlihat angkuh benar – benar sesuatu yang diturunkan jelas dari ayahnya, tapi Leo punya hidung dan bentuk bibir cupid persis milik Hermione.
Leo mencintai ilmu pengetahuan, sopan, berani dan punya empati yang tinggi, sesuatu yang diturunkan Hermione. Namun Leo juga penuh kehati – hatian, sarkas, ambisius, dan licik, sesuatu yang didapatnya dari Draco.
Dan tentu saja, Leonard bukan anak yang mudah. Leo pintar dan licik, Hermione selalu mempertanyakan bagaimana bisa ia dan Draco menghasilkan anak yang begitu luar biasa, sempurna, namun begitu melelahkan.
Leo takkan pernah berhenti bertanya dan membaca, Hermione meringis seolah melihat figurnya sendiri pada putranya, dan mengerti sekarang kenapa ia dipanggil know-it-all. Leo juga punya lidah yang tajam, Hermione selalu dipaksa kembali di masa – masa Hogwartsnya dimana ia selalu bersilat lidah dengan ayah bocah kecil di hadapannya, dan ironisnya, Hermione adalah ibunya.
"Mum, it's time for sweet." Leo berujar dengan manik abunya yang memperhatikan Hermione.
"You have had your sweet already, young man." Hermione menggeleng tegas. Leo dan manisan. Hermione teringat Narcissa yang pernah menceritakan kepadanya kisah tentang Draco yang selalu berusaha membodohi peri rumah untuk mendapatkan manisan tambahan.
Leo mengerucutkan bibirnya, "But I ate my veggies like a good boy, momma! Mummy bilang aku bisa mendapatkan manisan tambahan jika menjadi anak baik." Leo mengangkat alis pirangnya menantang Hermione yang membuka mulutnya lebar – lebar.
Bagaimana seorang anak sekecil ini bisa mengingat setiap perkataan orangtuanya bahkan yang sudah lama berlalu dan dijadikan senjata balik?
This little minx.
"Baiklah, dua butir untukmu karena menjadi anak baik." Hermione mengalah, mengusap surai ikal tebal putranya, "Flossie," panggilnya.
'pop'
"Yes, Mistress?" Hermione sedikit merengut karena peri rumahnya tetap tak mau berhenti untuk memanggilnya 'mistress', panggilan yang terlalu berlebihan dan menyebalkan di telinga Hermione.
"Tolong ambilkan 2 manisan untuk Leo, Flossie." Hermione selalu menyematkan 'tolong' dan 'terima kasih' sebagai bentuk edukasinya untuk putranya agar selalu menghargai segala bentuk apapun makhluk hidup yang ada di dunia ini.
Setelah flossie menghilang, Hermione mengambil Leo kedalam pangkuannya, memeluk manusia kecil di dalam pangkuannya dan menghirup wanginya. Begitu Leo lahir, ia tahu kalau ini adalah Mom and Son against the world dan Leo adalah satu satunya pelita hidup untuk Hermione untuk terus bertahan. Hermione tidak tahu hidupnya tanpa Leo disisinya, dan semelelahkan apapun mengurus Leo, Hermione senang dan bangga memiliki putra sempurna seperti Leonard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Espoir (D.M&H.G)
RomanceBook II - Espoir es-po-ir (n.) Hope. Hermione Granger meninggalkan banyak hal begitu memulai hidupnya di lain benua. Ia membawa perasaannya yang hancur, kenangannya, cintanya, dan seorang Malfoy yang tidak diketahui. Noted : please read Traitor firs...