O2. Bolos bolos

983 67 0
                                        

Kalian tau kan kalau Arsyl sama Yuda itu sepupu. Unik dari mereka adalah, satu keluarga udah kenal mereka sebagai musuh bebuyutan dari memasuki usia bocil. Masa anak anak lagi ngeselin, pake banget.

Sekarang Yuda dan Arsyl lagi pada misuh misuh. Yuda yang misuh misuh dengan gumaman, dan Arsyl yang di dalam hatinya. Mereka kan musuhan dari bocil, karna alasan boneka sama barbie kesayang Arsyl waktu itu di rusakin sama Yuda. Walau udah minta maaf Yuda tetep di musuhin sama Arsyl.

Sebenarnya mereka gak musuhan selalu, tapi kalau ada yang mancing emosi ributnya serem. Adu bacotnya gak akan kelar kelar. Walau kadang Yuda yang sering ngalah, dari pada nanti acara keluarga mereka hancur gara gara Yuda dan Arsyl.

"Kan ngalah sama bocil lebih baik." Sedikit di hina. Alhasil, Yuda kena cubitan maut Arsyl saking keselnya di bilang bocil. Padahal mah mereka seumuran juga.

"Syl."

"Hm?" Arsyl gak nengok, nyari aman dari pada nanti badmood liat wajah Yuda.

"Hm, hm, hm. Sok keren."

"Lo ngajak ribut mulu dah."

"Elo aja baperan."

"Baperan lagi, bacot lo tuh banyak salah."

"Mulut lo itu mah, bawa emosi. Jadi panas berasa sama setan."

"Sialan lo." Kalau bukan karna keterpaksaan atas suruhan Mama mereka. Arsyl maupun Yuda mana mau. Lebih baik sendirian, dari pada sama setan. Begitu lah intinya kalau mereka bersatu.

Momen langka keduanya itu adalah, akrab satu sama lain. Walau emang tukang ribut, mereka aslinya punya cara tersendiri nunjukkin perhatian dan sayang ke satu sama lain.

"Yuda, nanti beli es krim dulu ya, gue lagi mau. " Yuda cuma diam, mereka terus jalan di tengah padatnya kendaraan kota Jakarta. Arsyl juga ngeliatin setiap gedung tinggi yang mereka lewati, buat keduanya ini itu ada sedikit kesan tersendiri yang mereka aja tau gak tau.

Setelah sampai di lobby mall Yuda entah kesambet apa megang tangan Arsyl dan narik dia masuk ke dalam. Arsyl aja masih berusaha nyerna, sampai saat mereka naik eskalator Arsyl sadar.

"Lo tumben gandeng tangan gue, kenapa?"

"Ada om-om pedo, yang ngeliat terus ke arah lo dari tadi."

"Hah? Kok? Mana om-om nya?" Arsyl pengen nengok, tapi kepalanya lebih dulu rengkuh sama tangan Yuda buat menghadap ke depan lagi.

"Diem. Pegang tangan gue terus, jangan di lepas. Dan jangan nengok ke belakang Arsylla."

Arsyl yang masih berusaha nyerna bingung, tapi gimana pun Yuda memang punya alasan jelas. Kalau cuma prank palingan Arsyl bakal Yuda kasih ke om-om pedo nya yang di bilang Yuda tadi. Tapi ini beda, keliatan kok kalau Yuda serius.

"Eh Yuda."

"Apa?" Yuda nengok ke arah Arsyl sebentar.

"Kalau dia om-om pedo, kaya sugar daddy gak? Gue mendingan sama sugar daddy dari pada sama lo."

"Sinting lo!"

"Tapi beneran. Siapa tau gue di beliin lamborghini kan buat ke sekolah."

"Heh, lo tuh kebanyak ngayal baca wattpad yang ada sugar daddy nya tau gak."

"Ihh ... Masalahnya sugar daddy banyak dollar."

Karna Yuda udah cukup kesel sama anak satu ini, dengan santai kepalanya Arsyl di geplak Yuda pelan. "Sadar, orang tua lo banyak duit."

ClasSy 97sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang