24

1.8K 125 3
                                    

"Sayang?!" Panik Varo

Sheilla terlukai lemas, pandangannya sudah kabur, bahkan suara Varo sudah terdengar sangat samar.

Varo melihat bibir Sheilla yang sudah memucat membuatnya bertambah panik. Padahal gadisnya itu tadi baik-baik saja. Namun kenapa tiba-tiba bisa seperti ini?

Dengan cepat Varo menggendong tubuh Sheilla ke dalam mobil dan membawanya ke rumah sakit.

Varo menyetir dengan cepat, namun tetap memperhatikan keselamatan, bagaimanapun juga jika Varo menyetir dengan cepat dan ugal-ugalan malah akan membahayakam keselamatan Varo dan Sheilla.

Sesampainya di rumah sakit Varo berteriak memanggil pertolongan suster atau dokter yang berjaga disitu.  Setelah Sheilla mendapat perawatan dan tindakan medis di dalam sana, kini Varo duduk dan menunggu kabar baik dari dokter.

Varo membuka ponselnya dan menghubungi keluarga Sheilla serta keluarganya sendiri.

Percaya atau tidak, kini nata Varo berkaca-kaca menahan tangis. Namun usahanya sia-sia saat kedua orang tua dan mertuanya datang menghampiri Varo.

Varo menangis dalam pelukan Mamah Ainun dan Mamah Arasha. Tidak peduli dengan tanggapan orang lain yang mengatakannya cengeng.

"Ssst nak Varo, ceritakan sebenarnya ada apa?" tanya Mamah Ainun mencoba ikut menahan isak tangisnya.

"Mah Pah, tadi Varo sama Sheilla lagi nonton film bareng di kamar, terus ngga tau kenapa tiba-tiba Sheilla udah pingsan di bahu Varo" jelas Varo

"Maaf, Varo ngga biaa jagain Sheilla" lanjut Varo

"Kamu sudah berusaha, ini juga bukan salah kamu" jawab Papah Rasya membuka suara.

Semua orang disitu menunggu kabar dari dokter tentang kondisi Sheilla. Mata mereka terus menerus melihat ruangan yang masih tertutup.

"Keluarga pasien?" tanya dokter setelah keluar dari ruangan tersebut.

"Kami semua" jawab Mamah Ainun dan Mamah Arasha

"Jadi pasien mengalami koma, saya tidak tau pasti apa penyebannya, tapi kami akan coba untuk pemeriksaan lebih lanjut" jelas dokter

Tubuh mereka lemas saat mendengar berita itu, pertahanan yang Papah Rasya lakukan agar tidak meneteska air mata-pun sia-sia.

"Saya boleh masuk?" tanya Varo penuh harap

"Boleh, setelah pasien kami pindahkan ke ruang khusus yang telah di pesan" jawab dokter lalu pamit.

"Pah, mamah takut kehilangan Sheilla" ucap Mamah Ainun memeluk erat suaminya.

"Tenang, Sheilla anak yang kuat, papah tau itu" jawab Papah Rasya berusaha menenangkan istrinya.

Varo mengusap wajahnya kasar sembari berjalan menuju ruang rawat inap Sheilla. Begitu pula para orang tua.

Setelah mereka melihat kondisi Sheilla, Varo menyarankan mereka untuk pulang dan beristirahat di rumah karena malam sudah sangat larut.

Para orang tua setuju dan memilih pulang, membiarkan Varo menjaga Sheilla di ruang rawat inap.

Varo memasuki ruang rawat tersebut, terlihat Sheilla yang terbaring lemah menggunakan alat medis yang menempel di tubuhnya

Varo memasuki ruang rawat tersebut, terlihat Sheilla yang terbaring lemah menggunakan alat medis yang menempel di tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRANSMIGRASI!  OVER PROTECTIVE?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang