suatu cerita III

1.5K 186 0
                                    



Sejak menjalin hubungan yang mengerikan ini sakura seharusnya sadar bahwa ia tidak akan pernah merubah apapun. Baik itu perilaku maupun pola pikir sasuke.

Mereka selalu berputar di poros yang sama. Ia selalu ada di samping pria tampan dengan rupa yang begitu luar biasa. Tapi siapa sangka pria yang menyerupai dewa itu memiliki seribu kekurangan.

Ia berpikir bahwa setidaknya sasuke dapat mengurangi perilaku brengseknya seperti berhenti meniduri wanita lain.

Sakura lelah. Sungguh lelah. Dan puncaknya...

"kau tau bahwa priamu itu benar-benar nikmat bukan begitu sakura?" bisik gadis pirang memperbaiki letak branya yang baru ia pungut dilantai.

Ia hampir muntah jika saja seseorang menariknya kedalam pelukan yang seharusnya menjadi tempat yang biasanya teramat nyaman. Namun ia tidak tau semuanya terasa dingin dan mencekam.

"darimana saja?" ucap sasuke menenggelamkan wajahnya diperpotongan leher sakura. Menyesap aroma memabukkan yang selalu ia hirup setiap harinya.

Tapi tidak sakura tidak bisa selalu bersamanya. Gadis itu penuh dengan kesibukan.

Sakura tak lantas menjawab. Ia memungut pakaian sasuke yang berceceran dilantai. Rasa sesak kembali datang.

Ia ingin berhenti. Sekarang.

Maka dari itu langkah awal yang seharusnya ia lakukan adalah mengembalikan benda yang bukan haknya.

"kita perlu bicara."

Sasuke merasa waswas. Ia tak memungkiri bahwa ada firasat buruk yang akan terjadi. Tapi sejak awal sakura sudah berjanji pada dirinya pada kedua orangtuanya bahwa gadis itu akan selalu berada disisinya.

Sakura berjalan keruang tengah, rasanya begitu menjijikkan menginjak kamar yang pernah ia sebut sebagai hunian paling aman. Bahkan para jalang sekarang begitu leluasa masuk kesana.

"ada apa?"

Sasuke mengernyitkan alis ketika sakura mengambil jarak cukup jauh darinya. Setiap ia mendekat gadis itu kian semakin begeser hingga ia jengah dan duduk tenang di sisi sofa.

"aku mengembalikan ini." sakura mengigit bibirnya menyodorkan sebuah kotak berwarna hitam. Sontak membuat sasuke terbelalak.

"a-apa?"

"berakhir." ucap sakura.

Sasuke menarik nafas dalam. Sesak didadanya meluap. Ia pikir ia akan menghancurkan isi apartemennya. Seburuk apapun hubungan mereka, seburuk apapun kelakuannya, sakura tak pernah mengembalikan barang itu.

"tidak sakura." sasuke maju namun sebelum itu sakura mengeluarkan sebilah pisau tepat berada di depan jantungnya.

"tetap disana. Atau kau akan melihatku mati." sakura tau bahwa tidak semudah itu untuk lepas dari lelaki iblis seperti sasuke.

Sasuke mematung. Belum sempat ia berdiri dari duduknya sakura telah mempersiapkan segalanya agar lepas darinya. Gadisnya itu. Ia hampir tak bisa bernafas ketika sakura benar-benar menekan ujung pisau hingga pakaian depan gadis itu robek.

"jangan. Jangan lakukan itu."

Sasuke hampir berteriak jika saja ia masih bertahan dengan kewarasannya. Sakura tau bahwa ia begitu mencintai gadis tersebut namun satu dua hal membuatnya tidak tau diri.

"apa yang terjadi padamu? Sebelumnya kita baik-baik saja sakura." sasuke panik ketika ia melihat setitik darah dibalik pakaian sakura.

"kau tau sasuke rasanya aku ingin mati daripada harus melihatmu. Kembali ke rumah menjijikkan ini selalu membuatku mual." sorot mata sakura tak terbaca. Wanita itu seperti tersesat.

"sakura."

"aku berpikir sejak lama. Selama hampir 7 tahun kita bersama. Berharap bahwa kau akan berubah. Tapi salah kau tidak melakukannya. Kau tetap meniduri wanita lain sasuke. Apa kau pikir aku tetap bisa bertahan ketika aku harus diam melihat priaku bersama banyak wanita." teriak sakura.

Sasuke tergugu. Ia menggeleng ketika airmata sakura berkumpul menjadi satu dengan darah gadis itu. Ia berdiri dan menepis pisau itu. Namun sakura sudah menyadarinya dan bergerak begitu cepat kebelakang sofa.

"maafkan aku." ucap sasuke lirih.

"kau selalu mengatakannya setiap hari tapi kau tetap melakukannya. Apa yang sebenarnya ada dikepalamu sasuke!" jerit sakura marah. Ia begitu frustasi sekarang.

"aku bertahan bedoa sepanjang malam bahwa kau akan berubah. Jika bukan untuk dirimu sendiri setidaknya kau melakukannya untukku. Tapi salah karena kehilangan orangtua kita kau melimpahkan segalanya padaku."

Ya mereka tak punya keluarga. Kedua orangtuanya telah meninggal baik sakura ataupun sasuke disaat melakukan perjalanan bisnis. Mobil yang ditumpangi kecelakaan beruntun dan tak ada yang selamat.

Baik sasuke maupun sakura kehilangan jiwanya. Namun sakura bertahan agar bisa membuat sasuke tetap tersenyum karena sebelumnya ibu sasuke sangat bergantung padanya mengnai sasuke.

Ia berkabung akan orangtuanya namun ia harus kuat untuk sasuke. Dan sejak saat ini ia sellau berusaha menjadi kekasih, keluarga hingga orangtua bagi sasuke.

Ia berpikir sasuke telah baik-baik saja. Namun ia salah pria itu tak ingin keluar dari lubang hitam itu. Pria itu tetap disana dan memaksakan keegoisannya pada sakura.

Ketika pria itu berulang kali membawa wanita berbeda setiap selesai melakukan pertandingan. Atau menegak berbagai macam jenis alkohol.

Sakura sungguh sudah tak bisa bertahan. Ia juga ingin di dengar, ia jugaa ingin memiliki sandaran tapi pada siapa ia melakukannya ketika kekasihnya sibuk dengan dunianya.

Ia depresi namun ia tetap berusaha bertahan agar tetap waras hingga sekarang ia tak bisa membendungnya dan mati-matian menahan diri agar tidak melukai dirinya yang berharga.

Sakura beraih handle pintu. Disaat sasuke tengah bersimpuh dihadapannya. Sakura tak iba sedikitpun. Ia telah lelah.

"jangan pergi." bisik sasuke serak menahan pergelangan tangan sakura.

Sakura menarik tangannya secepat yang ia bisa. "jangan khawatir, aku telah meminta ijin pada bibi mikoto untuk pergi. Dan sasuke






Kuharap kau bahagia. Aku tidak akan kembali.

Tidak akan pernah."

Dan saat itu sasuke tau bahwa dunianya benar-benar hitam.


End

Udh bener-bener end. Dari kemaren pada nanya gimana ceritanya. Tak kirain pada ngerti. Emng karna konsepnceritanya ngegantung dan masalah sasuke gk saya jelasin tapi yaudah disini saya kasih tau deh.

Sasusaku Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang