;loneliness

159 14 1
                                    

hai, ada yang kangen gak? 🥺🥺














suatu ketika, xiaojun terjatuh dari rumah pohon tempatnya biasa bermain dengan jaemin. keduanya memang sudah kenal sejak kecil.

waktu itu, jaemin  tidak langsung menolongnya, melainkan menertawakan xiaojun terlebih dahulu dan menunjuk-nunjuk wajah xiaojun dengan telunjuknya, "hahahaha! lihatlah wajahmu xiaojun! kotor sekali!"

xiaojun hanya mendelik dan akhirnya berjuang sendirian untuk bisa berdiri, sebelum-

bruk!

jaemin ikut menjatuhkan diri ke kubangan lumpur itu dan menyengir dengan lumpur di mana-mana. "aku tidak bisa membiarkanmu seperti itu sendirian!"

dan akhirnya keduanya saling melempari lumpur sambil tertawa, itu adalah salah satu cerita membahagiakan dari kehidupan masa kecilnya. meski setelahnya keduanya dimarahi habis-habisan oleh orangtua mereka dan tidak diperbolehkan untuk menemui satu sama lain selama satu minggu.

"jaemin, kau ingat? waktu aku terjatuh dari rumah pohon dan sekujur tubuhku penuh dengan lumpur?" xiaojun menengok ke arah samping, memperhatikan sisi wajah jaemin yang sedang menatap lurus ke depan. "kau menertawakanku lalu tak lama kau ikut menjatuhkan diri ke rumah itu."

xiaojun menghela napas dan akhirnya ikut memperhatikan pemandangan yang ada di depannya, "aku tidak pernah tertawa sebahagia itu, bahkan hingga sekarang," ia menjeda, "dari situ aku memutuskan untuk menjadi temanmu hingga akhir hayatku."

"jaemin, kau adalah salah satu alasanku bertahan dari semua tekanan hidupku. dan jika kau siap aku akan mendengar segala keluhanmu."

jaemin menitikan matanya dan hanya diam bergeming, "dejun, aku belum-aku tidak akan siap."

lama-lama isakan jaemin semakin kencang, "a-aku melihatnya. satu tahun yang lalu, jeno tertawa lepas deng-dengan perempuan itu. kau tahu sendiri bahwa dia sedingin apa, selama bersamaku, jeno tidak pernah tertawa seperti itu."

jaemin menatap ke atas, mencoba menahan air matanya yang sudah berkumpul di pelupuk. "aku, aku merasa gagal dan bersalah. aku bahkan tidak bisa membuatnya berbalik menatapku dejun!" jaemin sedikit berteriak di akhir kalimatnya.

"aku lelah. lelah sekali rasanya hingga setiap menatap matanya, aku merasa ada batu besar yang menghantamku. ini menyakitkan sekali." xiaojun hanya diam mendengarkan temannya itu menyelesaikan curahan hatinya.

"dejun, sungguh. rasanya menyakitkan sekali ketika kau mencintai seseorang yet you know that he loves someone else."

═════════════════

jam terakhir sudah berdering, dan semenjak tadi, jaemin dan xiaojun bersembunyi di pojok tribun lapangan. menghindari orang-orang yang mengawasi xiaojun.

xiaojun menatap jaemin bermata sembab yang sedang tertidur pulas dengan almameternya sebagai bantalan kepalanya, ia menatap sendu jaemin. lelaki itu memendam kegelisahannya selama itu.

hidup itu memang terkadang lucu. melihat nasibnya juga jaemin yang begitu mengenaskan, terkadang harapannya setiap di ulang tahunnya adalah untuk tidak lahir di dalam keluarga seperti ini di kehidupan berikutnya.

tiba-tiba terlihat hendery dan lucas yang saling mengejar, memasuki lapangan indoor dengan ekspresi yang saling melemparkan emosi.

rasa penasarannya semakin membuncah ketika tonjokan pertama dilayangkan oleh lucas, "jauhi tunanganku!"

perintah absolut yang diteriaki oleh lucas dibalas dengan kekehan kecil hendery, "dia tidak bahagia bersamamu, lucas. sungguh kasihan sekali saudara tiriku ini, hm?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang