Kayuhan sepedah ayah

210 2 0
                                    

Agatha adalah seorang perempuan berkulit sawo matang, berbadan kecil nan mungil. Saat itu ia hendak memulai cerita barunya di taman kanak-kanak ketika berusia 5 tahun. Pagi hari ayahnya membangunkannya "taa.. ayo bangun bentar lagi masuk sekolah!" dengan polos nya wajah bocah itu bangun dan mengusap-usap matanya sambil berbicara "ini masih pagi, belum terlambat ayah." Ibu sudah menyiapkan baju berwarna kuning dan rompi berwarna hijau lengkap dengan dasi, kaos kaki dan sepatu. Gadis kecil itu pergi berlari ke kamar mandi setelah selesai mandi gadis itu dengan mandiri memakai bajunya sendiri sambil berbicara "ibu, pakaikan rompi ini ke badanku" lalu ibu membantunya sambil membawa sisir.

"Kemari, ibu pakaikan" sambil menutup seleting rompi baju dan menyisir rambutku dengan halus dan berkata "sudah selesai.. pakai sepatu dan kaos kakinya" akupun bergerak dan memakaikan sepatu kulit hitam dengan kaos kaki berwarna putih di kaki ku. Tak lupa setiap pagi hari ibuku memberiku sarapan agar terbiasa sarapan pagi, "makan dulu ta" aku berjalan ke arah dapur dan mengambil sarapan lalu memakannya sendiri. Selesai sudah aku menaru piring ku di meja dan siap-siap untuk pergi ke sekolah, ayah menyiapkan sepedahnya terlebih dahulu tak lama ia memanggil "taa.. ayo berangkat!" Ayah memepetkan sepedahnya ke arah pondasi depan rumah agar aku bisa naik. Aku pamit dengan ibu untuk pergi ke sekolah dengan menggenggam tangan halus nya dan menyium tangannya sambil berkata "tata berangkat dulu ya bu" "yaa, belajar yang bener ya!" Kata ibu ketika aku sudah berada di atas sepedah. Ayah sudah siap lalu kita berdua berangkat ke sekolah, ayah mengayuh sepedahnya dengan perlahan sampai tiba di belokan dan membunyikan bel sepedahnya "kring!!! Kring!!!" Anak-anak lain pun menghadap ke belakang dan minggir ke tepi jalan, tibalah aku di sekolah ku yang sudah ramai dengan teman-teman baru.

Aku turun dari sepedah ayah perlahan sambil memegang jok sepedahnya. Juluran tangan kecil mungil yang ingin bersalaman dengan ayah sambil mengucap "Assalamualaikum" lalu ayah menjawab "waalaikumussalam" dan memutarkan sepedahnya jalan arah pulang. Aku menaru tas ku di bangku tempat aku duduk, tak lama lonceng berbunyi "Ting!!! Ting!!!" Lonceng itu berbunyi dua kali pertanda akan masuk kelas. Para murid berbaris sejajar dipimpin oleh ibu guru yang menyiapkan barisan, dimana sudah rapih kami dipersilahkan masuk sambil bersalaman. Aku adalah murid yang paling dikenal saat itu karena panggilan ku sangat mudah dipanggil, "Tata" ibu nur ketika memanggil namaku. "Iyaa... bu...." Balas ku sambil menengok ke samping kanan. "Ayah kamu kerja apa ?" Kata ibu nur sambil tersenyum, aku menjawab dengan senangnya "ayah kerja di gudang sana, pake sepedah" lalu ibu eli berkata sambil tersenyum "ohh.. tata kalo sekolah suka dianter ayah pake sepedah ya ?"  "Iya tata kalo sekolah suka dianter ayah pakek sepedah" ucapku sambil memainkan kepala tengok kanan dan kiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 25, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Alone Where stories live. Discover now