***
Dengan tergesa-gesa Aya berjalan menuju sekolahnya, pagi ini dia terlambat lantaran pipa air di cafe sedikit bermasalah, karena di sana hanya ada dirinya, jadilah ia perbaiki sendiri, untung saja Aya bisa memperbaikinya, jika tidak makan dialah yang akan di marahi.
Nafas Aya terengah-engah setelah sampai di depan gerbang yang sedikit lagi ditutup. "Pak! Pak! Jangan di tutup dulu! Hosh hosh hosh! " Pekik Aya membuat sang satpam sekolah itu berhenti.
"Aduhh neng Aya, kok tumben banget telatnya? Yaudah masuk neng, cepet" Titah pak satpam. Tanpa basa basi Aya masuk.
Aya tersenyum senang. "Makasih pak udin. Tadi ada kendala sedikit makanya telat pak. Yaudah kalo gitu Aya masuk dulu ya, nanti deh Aya beliin rokok sama mie ayam mpok siti! " Ujar Aya, sedangkan pak udin tertawa.
"Gak usah repot repot neng, tapi kalo eneng maksa bapak mau gimana lagi kan, gak boleh nolak rezeki" Balas pak udin masih tertawa, Aya mendengar itu ikut tertawa.
"Bapak ini ada ada aja. Yaudah Aya masuk dulu pak. Makasih pak udinnn!! " Teriak Aya dari kejauhan melambaikan tangannya.
"Iya neng!! Awas hati-hati kejengkang!! " Balas pak udin. Aya masih melambaikan tangannya menghadap pak udin sehingga tak melihat jalan membuatnya terjatuh.
BRUK!
Baru saja pak udin selesai bicara, sekarang Aya malah jatuh. "Aduhh" Rintinnya memegangi kaki yang sedikit perih.
"Tuh kan neng, bapak bilang juga apa, hati-hati, liat jalan. Jadinya kan jatuh" Oceh pak udin, tapi tak ayal dia membantu Aya berdiri.
Bukannya sedih, Aya malah tertawa mendengar ocehan pak udin. "Hahaha pak udin lucu kalo ngomel, kayak ibu ibu"
Pak udin menggeleng sambil terkekeh. "Orang tu kalo jatuh nangis, bukannya ketawa neng. Udah gih masuk sana, nanti di hukum loh" Ujarnya
"Oke Pak! " Balas Aya dengan hormat
"Jangan lupa nanti di obati di UKS takutnya infeksi. " Ujar pak udin lagi.
"Baik bos!! " Lalu Aya kembali berlari seperti anak kecil, pak udin hanya tertawa melihat kelakuan gadis manis itu.
"Huhff, padahal neng Aya cantik, baik, sopan santun. Tapi kenapa banyak banget yang gak suka sama dia, saya suka bingung liat anak-anak lain pada Ngerundung neng Aya, padahal dia kan gak ada salah. Semoga aja neng Aya selalu bahagia ya. Suka kasian saya teh, kalo liat neng Aya main sendiri gak ada temen" Monolog pak udin sambil menatap kepergian Aya yang sudah tak nampak lagi.
Setelah berlari dengan kekuatan seribu bayangan, akhirnya Aya sampai di kelasnya. Dimana kelas itu begitu ramai oleh suara para murid kelas. Aya masuk dengan memegangi tali ranselnya, untung saja guru belum datang.
Aya mengambil duduk di meja paling belakang, karena ia duduk sendiri, berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka duduk berpasang-pasangan.
Karena sudah terbiasa sendiri, jadi Aya tak mengapa jika duduk tanpa teman sebangku. Daripada harus melamun entah memikirkan apa, lebih baik Aya membaca buku sembari menunggu guru datang. Sedangkan teman nya yang lain bermain.
"Woi main drama yuk" Ajak siswa yang bernama tono pada temannya yang lain.
"Hayukk! Drama apa ya enaknya? " Balas temannya si tono yang bernama afgan.
"Eeuumm enaknya main drama keluarganya di dodot kali yak" Saran dino membuat separuh temannya mengernyit bingung.
"WOI DODOT SIAPA EGE?" Tanya vino dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]
Teen FictionSETITIK LUKA UNTUK AYA OPEN PO DARI TANGGAL 8-23 MARET 2023! Beberapa part telah dihapus. Ini semua tentang Chelsya Alania Aya tentang luka yang Aya dapati dari orang sekitar dan juga orang tuanya. Tiada hari tanpa masalah, seolah masalah itulah m...