4. KELIX: CHAPTER 4

94.9K 3.7K 17
                                    

Yipi yipi yipiiiiii

Welcome back to my story, terimakasih ya buat kalian yg udah ngevote ceritaku....

Oiya kalo kalian ngerasa cerita ini kurang bisa komen ya bagian apa nya yg kurang biar aku benahi, trus kalo ada typo tandain yaa

Tapi maaf aku gak nrima hate komen eheeew

Tolong minta dukungan nya ya biar aku semangat nulisnyaa

Lovee uuu all❤

.

.

.

⋆ ˚。⋆୨ ʚɞ ୧⋆ ˚。⋆


Kelix terbangun dari tidur nya, berusaha beranjak dari kasur dan beberapa kali mengerjapkan mata. Lelaki itu merasakan pusing sedikit yang menjalar dikepalanya, dan ia baru sadar bahwa semalam seseorang telah membangunkan jiwa iblis nya kembali.

Siapa lagi kalau bukan gadis itu?

Kelix melirik jam di atas nakas, jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, persetan dengan terlambat ia tak peduli, lagi pula siapa yang berani menghukum dirinya?

Lelaki itu meregangkan otot-ototnya, kebiasaan dirinya yang tidur bertelanjang dada, menampilkan seluruh badan atletis nya tak lupa dengan hiasan tato yang menjalar ditiap lengan nya. Sempurna, kalau kata fans Kelix. Laki-laki itu nyaris sempurna.

Kelix beranjak untuk mandi, dan membiarkan seluruh tubuhnya basah oleh air yang mengalir dari shower.

BUGH!

Kelix memukul dinding kamar mandi karena ia telah gagal untuk mencelakai gadis sialan itu. Tapi rasanya aneh, entah mengapa apabila didekat gadis itu Kelix merasa nyaman bahkan sama sekali tak ada niatan untuk menyakiti, tapi disisi lain ia benci gadis itu, sungguh denial.

Kelix mengusap kasar wajahnya, menghalau pikiran tentang gadis sialan itu dan menuntaskan mandinya.

Kini lelaki itu telah siap dengan seragam yang dibiarkan keluar dan dasi yang terpasang tidak rapi, Kelix menuruni tangga untuk menuju meja makan.

"Kelix," panggil wanita setengah baya yang kini tengah makan seorang diri.

Kelix menghampiri mama-nya, lalu ikut mengambil sandwich dan menyantapnya.

"Udah jam segini kok belum berangkat? Kamu tiap hari telat terus,"

Kelix menghela napas, "gak akan ada yang berani hukum Kelix."

"Iya tau, tapi jangan kaya gitu sikap mu, hargai mereka guru-guru mu, Kelix,"

Kelix acuh, lalu mengalihkan topik, "Mama sendiri kenapa belum berangkat?"

"Mama nanti berangkat ke Singapura sekitar jam sembilan, jadi masih ada waktu," ucap Mama-nya sembari mengusap lembut rahang tegas Kelix.

Kelix beranjak mencium pipi wanita setengah baya itu, "Kelix berangkat dulu."

"Hati-hati ya, Nak. Jangan ngebut,"

KELIX; king of HADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang