Chapter : 5

72 9 9
                                    

---"""---

Hellen berjalan menunjukan diri dihadapan pak ridwan

"saya pak" tersenyum kecil

"sedang apa kamu disini hel ?" pak ridwan bertanya

"hmmm anu pa" sambil mengangkat sapu lidi yang di pegangnya

"oh, di hukum lagi" tertawa kecil

"bapak sendiri lagi apa disini pak?" hellen bertanya balik

"bapak lagi cari barang di gudang ini hell"

"barang apa ya pak, kalau saya boleh tau ?"

"sepatu merah yang di rak sana" menunjukan rak yang sama dengan hellen yang menemukan sepatu merahnya

"oh sepatu merah itu punya bapak"

"kamu lihat hel"

Hellen yang bersiap untuk menjawab pertanyaan dari pak ridwan, tiba-tiba ia melihat anak kecil yang di temuinya dijalan, dari arah kejauhan anak kecil itu menggelengkan kepalanya, seperti ia ingin memberi isyarat kepada hellen untuk tidak memberi tau sepatu merah yang ia temuinya.

Hellen yang merasa bingung mengerutkan dahinya, pak ridwan melihat hellen dan menuturkan kemana tertuju arah bola mata yang hellen liat.

"kamu kenapa hel? "

Hellen yang tersadar langsung manyaut pertanyaan dari pak ridwan

"oh ngga apa-apa pak"

"bohong, tadi bapa liat kamu terus memperhatikan ke arah sana emang disana ada apa?"

"ngga ko pa, mungkin perasaan bapak aja" hellen menyangkal pertanyaan pak ridwan.

"oh iya tadi kamu lihat ngga, sepatu merah yang bapak cari"

Dari belakang dito menepuk pundak hellen

"hai hell, ikut gua kekantin yuk"

Hellen yang bingung hanya bisa clingak-clinguk diantara menjawab pertanyaan dari pak ridwan apa menguti dito ke kantin.

"maaf ya pak saya pinjem hellennya sebentar" dito tersenyum sambil menarik hellen

Pak ridwan menatap hellen dan dito yang sudah pergi, dengan tatapan tajam.

......

Beberapa menit telah berlalu disusul dengan bell sekolah yang berdering yang menandakan jam pelajaran telah usai.

Gerbang sekolah pun telah di buka para murid yang berlalu lalang, berhamburan dari beberapa arah yang bersemangat untuk pergi ketampat tinggalnya masing-masing, disusul hellen yang memasang raut muka lelah dengan headset yang mangait pada kedua telinganya.

Hellen berjalan menyelusuri beberapa gang yang berniat mengambil jalan pintas untuk mempercepat pulang kearah rumahnya. Dibeberapa gang yang telah hellen sudah lewati tiba-tiba hellen merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari arah belakang. Hellen yang merasa curiga dan takut melihat ke arah belakang dengan beberapa kali ditambah ia mempercepat arah berjalannya.

Di susul Langkah kaki yang mengikuti hellen semakin cepat dan tendengar jelas, hellen yang ketakutan langsung berbalik, berteriak keras.

"ya.... apa kau gila" sambil mendorong jidat hellen

"lu dit, ngagetin aja lu" menepuk keras dada dito

"abisnya lu gua saut ngga denger"

"hehehe" tersenyum tanpa dosa

"yodah yok jalan lu mau pulang kan" ajak dito, berjalan meninggalkan hellen

"tunggu ditooo" teriak hellen

---"""---

SEPATU MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang