"Menangislah! Tubuhmu sudah terlalu banyak menampung beban."
____________
"Seperti bunga dandelion, aku ingin menjadi perempuan tangguh. Perempuan yang berani melepas apa-apa yang memang sudah ditakdirkan tidak selalu bersama. Perempuan yang tetap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aduh, maaf-maaf kalo ngagetin. Aku cuma mau ngasih ini, undangan ulang tahunnya Angel nanti malam. Syifa lupa ngasih katanya," tutur laki-laki yang merupakan ketua kelasnya. "Kamu dateng, kan?"
"Eh, Toni? Iya, enggak apa. Emm, belom tau juga, sih. Anyways, makasih, ya." Putri mengangkat kartu yang ada di tangannya.
"Oh, gitu. Oke, deh. Kabar-kabar kalo dateng, ya .... Aku pulang dulu. See you, Put. Daahhh."
Putri hanya mengulas senyum seraya membalas lambaian tangan Toni.
"Ah, nggak asik lo! Masa sama orang lain kalem, lemah lembut kayak demit, giliran ke gue garang banget kayak mak lampir," kesal Aby sambil mengerucutkan bibirnya.
"Heh? Ngawur! Perumpamaanya jelek banget." Kartu undangan di tangan Putri sudah melayang mengenai lengan Aby. "Ya karena lo nyebelin! Makanya enggak pantas buat dilemah lembutkan. Ahahaha. Udah, ah gue duluan," pamitnya dan masuk ke mobil.
"Hmm .... Tapi nanti malem dateng, kan? Harus, lah, ya!"
"Enggak janji!"
🌼🌼🌼
Di Rumah Angel, rumah perempuan yang dikata primadona sekolah sudah ramai dengan anak-anak Drestanta. Biarpun Angel kelas MIPA 2 dan menganggap Putri adalah rivalnya mendapatkan Aby, tetap saja dia diundang karena mereka pernah satu ekstrakulikuler yaitu PMR.
Sejujurnya, Putri juga tidak terlalu tertarik mengikuti kegiatan organisasi ataupun ekstrakulikuler karena menurutnya tidak ingin berlama-lama berada di Sekolah. Dia selalu ingin segera pulang untuk bertemu dengan Bima jika sedang pergi. Berbeda dengan Putri, Bima malah lebih senang berlama-lama di luar rumah. Bahkan, ia sering tidak pulang dengan dalih sibuk mengerjakan tugas. Bima yang selalu menghindar dan Putri yang akan senantiasa menunggu abangnya bersikap baik lagi.
Alasan Putri memilih PMR hanya untuk mendapat badge-nya dan tambahan nama ekstra lagi selain Pramuka di rapornya. Menurut Putri PMR adalah pilihan yang sangat tepat. Apalagi ia tidak memiliki keahlian di bidang tertentu kecuali daya ingatnya yang kuat. Sempat ditegur oleh pembina PMR karena beberapa kali absen, tetapi tetap saja Putri melakukannya lagi. Fungsi dari setiap alat yang ada di P3K saja ia tidak tahu. Jangankan fungsinya, alat-alatnya apa saja dia juga tidak tahu. The real anggota PMR amatir. Jadi, jangan sampai meminta bantuannya jika ada yang terluka parah. Mintalah bantuan kepada ahlinya.
Malam ini Putri datang bersama ketiga bestie-nya : Fanya, Syifa, dan Qila.
"Happy birthday, Angel. Semoga tambah berkah hidup lo, sayang kalo hidup lo nggak ada berkah-berkahnya," ucap Fanya yang akhirnya membuat orang di sekitar tergelak.
Angel hanya tersenyum, memaklumi temannya Putri itu. Sejujurnya, ia tidak terlalu kenal dengan siswa sekelasnya Putri. Namun, biarlah acaranya akan ramai jika banyak orang yang diundang. "Aamiinnn. Makasih, loh, ya udah mau dateng ke acara ulang tahun gue. Enjoy, ya."