Tentangku dan Hidupku

5 2 0
                                    


Seorang gadis cantik sedang termenung di balkon rumahnya sembari menatap langit gelap ditemani hawa dingin yang kian malam kian menusuk tulang. Begitulah rutinitasnya selama 11 tahun kebelakang ini semenjak kehilangan kakek tercinta. Dia adalah Aresha Ravan Arabella, nama cantik pemberian sang kakek dengan makna kecantikan seorang perempuan yang dapat melindungi banyak orang. Memang benar kata orang bahwa pemberian nama adalah doa bagi pemiliknya, yaitu Ara begitulah orang sekitarnya menyapa. Ara terlahir dari keluarga yang cukup mampu dalam hal materi. Ayahnya Vincent Ravan merupakan direktur disalah satu perusahan ternama di Indonesia bahkan telah mencapai pasar Internasional, sang mama Fairuz Oadira mempunyai butik dan telah memiliki beberapa cabang di kota besar Indonesia. Ara mempunyai seorang adik bernama Edwin Ravan Arodeo.

Keluarga ini hidup dengan bergelimang harta. Namun kemewahan yang Ara dapatkan sedari kecil tak menjamin bahwa dia bahagia. Tekanan yang dia dapatkan membuat dirinya menjadi seseorang yang mudah terpuruk, apalagi semenjak sang kakek meninggal dunia saat Ara masih duduk di bangku sekolah dasar. Dulu saat kakeknya masih hidup setidaknya Ara masih mempunyai seseorang yang selalu mendukung dan mendorongnya dari belakang, namun setelah kakeknya meninggal karena sakit Ara sangat kehilangan sosok itu. Gadis ini tumbuh dewasa menjadi sosok yang tertutup bahkan kepada orang tuanya sendiri, karena sejak kecil ia dipaksa untuk tumbuh menjadi seorang yang terbiasa untuk melakukan segala yang dia butuhkan sendiri, orang tuanya sibuk bekerja apalagi semenjak kelahiran adiknya yang membuat jarak diantara Ara dan kedua orang tuanya menjadi kian lebar. Ara jarang bahkan hampir tidak pernah mendapatkan waktu dan perhatian dari orang tuanya, yang Ara inginkan hanya satu yaitu suatu saat mendapat pelukan dari kedua orang tuanya.

Ara sangat tidak nyaman dengan keramaian. Ketika ia berada ditempat yang banyak dikunjungi orang rasanya Ara ingin segera beranjak dari tempat tersebut. Namun gadis ini juga takut akan kesunyian. Dia ingin memiliki seseorang yang mempunyai watak seperti kakeknya yang selalu mendukung dan tidak pernah memaksa Ara melakukan sesuatu yang tidak Ara kehendaki. Tak seperti orang tuanya yang selalu memaksa Ara untuk melakukan segala kehendaknya. Contohnya ketika Ara sekolah ia tidak boleh sampai pulang terlambat dan jika ingin pulang terlambat harus memberikan izin dengan jelas sebelum berangkat sekolah. Jika ada kegiatan mendadak Ara akan meminjam ponsel temannya. Ara tidak diberi izin untuk mempunyai ponsel dengan alasan akan menggangu Ara dalam belajar. Kalau Ara sampai melanggarnya Ara akan dihukum untuk tidur di gudang. Tak hanya itu ketika ia sedang dirumahnya Ara sama sekali tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan keluh kesahnya apa yang ia lakukan harus sesuai dengan perkataan dan perintah kedua orang tuanya.

Saat ini Ara duduk dibangku kelas 12 di salah satu sekolah favorit di kotanya. Ara murid yang pandai, dia selalu mendapatkan peringkat 1 semenjak sekolah dasar. Hingga suatu hari Ara bertemu dengan sesosok lelaki yang bagi Ara sangat aneh. Lelaki tersebut bernama Galih Adelard Charlie. Galih juga termasuk murid pandai namun sayang dia sangat sombong apalagi orang tuanya menjadi orang yang sangat berpengaruh di sekolahnya karena menjadi donatur terbesar. Semenjak Ara sekolah disini memang Ara sudah mengetahui siapa itu Galih, tidak ada satu pun yang tak mengenal Galih yang terkenal sering membuat onar di sekolah apalagi dengan sifatnya yang suka sewenang-wenang dengan murid lain yang ia pikir lebih lemah darinya. Namun sekarang Galih berubah 180 derajat semenjak beberapa minggu lalu ketika Galih mulai sering sekali tiba-tiba mendatangi Ara dengan dalih hanya ingin melihat kecantikan Ara. Seperti saat ini ketika Ara sedang memakan bekal yang dia bawa Galih tiba-tiba muncul dihadapannya. Ara sangat terkejut dan hampir saja tersedak. Setiap Ara bertanya,

"Ngapain sih kamu selalu ngagetin aku? Ntar gimana kalo aku kesedak mau tanggung jawab?", Galih selalu menjawanb,

"Apa sih yang ga buat kamu cantikku".

Ewhh Ara sangat geli mendengar jawaban itu hingga dia jera untuk bertanya dan membiarkan Galih berbuat apa yang dia mau. Kali ini Galih memaksa Ara untuk pergi ke kantin bersama, namun Ara menolaknya. Apakah Galih tidak melihat dia sedang makan. Ara berkata kepada Galih bahwa dia sudah kenyang dengan bekalnya dan dia tidak ingin pergi kekantin. Sejujurnya Ara sangat malas untuk ke kantin dan harus berdesak-desakan dengan murid lain yang baginya hanya akan membuang waktu istirahat.

ARESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang