07. Bangkok to Pattaya

164 34 15
                                    

Dari Hat Yai ke Bangkok memerlukan empat belas jam lebih karena istirahat dan tidak melewati tol. Maka dari itu, Chandra baru sampai di Bangkok pukul sembilan malam. Mereka langsung memesan hotel untuk beristirahat. Rencananya mereka akan menetap selama dua malam satu hari sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pattaya.

Pattaya adalah destinasi opsional, atas rekuesan Rinjani pada sang ayah. Remaja itu ingin pergi ke beberapa tempat yang pernah dikunjungi oleh salah satu girl group asal Korea Selatan.

Prince Palace Hotel menjadi pilihan keluarga Chandra, mereka mendapat promo sampai dua puluh persen sehingga biaya per kamar di bawah tiga ratus ribu rupiah.

Perjalanan di negara tetangga banyak memakan biaya hotel, mereka masih belum terbiasa menggunakan rooftop tent. Mungkin ketika perjalanan sudah melewati Cina, rooftop tent akan lebih sering digunakan.

Chandra memesan kamar dengan dua queen bed. Selain untuk mempermudah pengawasan terhadap anak-anak mereka, Chandra juga tidak mengizinkan Renja dan Rinjani sekamar berdua. Keduanya juga enggan tidur sendiri.

Hal pertama yang dilakukan Wendy ketika sampai di Bangkok yaitu mengurus cucian. Ia mencari jasa laundry yang bisa di ambil besoknya. Pakaian kotor keluarganya telah menumpuk, selain itu pakaian yang dibawa juga terbatas. Kalau tidak di-laundry secepatnya akan menumpuk dan menghabiskan stok yang dibawa.

Ibu tiga orang anak ini pun jadi lebih sibuk mengurus keperluan anak-anak dan suami, sejak sampai hotel ia tak beristirahat. Bahkan, belum mandi padahal sudah jam setengah sebelas malam.

"Bun, udah. Mandi dulu gih," Chandra menginterupsi Wendy, sang istri tengah menata baju untuk dipakai besok.

"Lima menit lagi," ujar Wendy, sibuk melipat baju dimasukkan ke dalam lemari.

Chandra mendesah lelah, menghampiri Wendy yang duduk di lantai. Anak-anak mereka telah terlelap sejak setengah jam yang lalu.

"Sayang, sini aja biar aku yang beresin. Mandi dulu," Chandra mengambil alih pakaian yang berada di koper.

"Tanggung, Ayah. Abis ini mandi terus tidur, janji," tawar Wendy meyakinkan. Menarik kembali koper dari Chandra.

"Emang gak capek?" dari pada ribut dan membangunkan anak-anak, Chandra berinisiatif membantu Wendy.

"Enggak kok, kamu tuh pasti yang capek abis nyetir seharian loh," jawab Wendy, suara wanita itu memelan ketika terdengar lenguhan dari Renja. Mungkin si sulung terganggu dengan obrolan orang tuanya.

"Enggak juga, kan ada kamu selama perjalanan," ucap dari bibir manis kepala keluarga itu.

"Besok kita ke mana dulu?" Wendy melipat kain terakhir dan menyimpannya dengan rapi ke lemari.

"Jam sembilan kita ke Royal Grand Palace, terus makan siang nyari tom yum di Chatuchak sambil belanja beberapa yang kalian mau. Tapi jangan banyak-banyak nanti gak muat mobilnya. Terus jam dua-an kita ke Madame Tussauds sampe jam empat atau lebih, sekalian sholat ashar. Terakhir sorean ke Wat Arun terus nyari streetfood halal buat makan malam sambil jalan-jalan santai."

Wendy mengangguk kecil. Padat juga rencana besok pasti melelahkan, belum lagi lusa mereka akan pergi ke Pattaya untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di sana.

"Udah beres, 'kan? Ayo mandi, kita tidur sekarang."

Chandra berdiri, kemudian meregangkan otot-otot tubuhnya yang mulai pegal. Pasti nyaman tidur di kasur empuk setelah seharian duduk menyetir di mobil.

"Tidur duluan aja, nanti aku nyusul."

Wendy beranjak mengambil handuk, lalu menuju kamar mandi. Ia membutuhkan air hangat untuk meluluhkan pegal selama perjalanan tadi.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang