Maapkan Geli yang se egois ini
Geli hanya pusing. Makanya double update, semoga gak bosen.
Terima kasih.=========
"Halo mas, ini Aji" salam Aji saat sambungan telpon itu di terima.
"Iya, Ji. Saya tahu, saya masih simpan nomor hape kamu"
"Anu mas, mau ngajak ketemuan buat ngomongin acara cafe. Gimana?"
"Hmm.. Ok.. Posisi?" tanya Vino.
"Dibawah mas" jawab Aji langsung.
"Saya tahu, kan biasanya memang saya yang di atas" jawab Mas Vino lempeng.
Aji menghembuskan nafas.
"Maksudnya, aku lagi dibawah ini. Dibawah kamu"
Sekarang ganti Vino yang bingung, dia langsung berdiri dari kursi. Ngecek apa ada Aji dibawah meja kantornya. Tapi ternyata nihil.
Aji denger suara krasak krasak di seberang telpon.
"Aku ada di lantai bawah. Di kafe" Aji memperjelas.
"Oh. Ya.. Saya samperin, tunggu!!" sambungan pun terputus.
Vino keluar dari ruang kantor nya di lantai dua. Dia berjalan ke arah balkon dan melihat sosok Aji yang sudah berdiri clingak clinguk. Senyum Vino pun mengembang.
=======
Vino dan Aji dipertemukan oleh Iren. Dikenalkan saat Vino sedang menjalani proses cerainya dan Aji yang masih berstatus pacar Iren.
Vino bercerai karena memang merasa sudah tak cocok, pernikahan seumur jagung karena perjodohan dari orang tua kolot, dan cerai menjadi jalan keluar dari pernikahan yang tak diharapkan.
Vino mau fokus bisnis, belum pengen mikirin perempuan. Sedang istrinya, memang tak cinta Vino, gak srek aja bahkan untuk seorang teman ngobrol.
Mereka pernah berusaha menjalin hubungan tapi malah canggung dan bikin gagu, akhirnya mereka menyerah dan memilih bercerai.
Saat itulah ada Aji masuk dalam hidup Vino, keduanya sama sama tak menyangka bila perkenalan itu akan merubah nasib mereka.
Aji melihat Vino dengan kagum dan takjub saat itu. Muda, berbakat bisnis, tiga kali akselerasi dalam tingkatan sekolah. Membuat Aji mengagumi Vino.
Sampai suatu saat mereka menjadi teman curhat.
Aji yang sedang masa bosen dengan sifat clingy Iren, akhirnya memilih menghindar dan Vino yang sedang nyari suasana baru pasca cerai. Akhirnya menjadi teman nongkrong dan hangout yang asik.
Dan kisah mereka mulai berjalan miring dari pusat porosnya.
=======
Setahun yang lalu,
Mereka basah kuyup setelah kehujanan dari jalan jalan di Kodam Brawijaya, suasana malam ini rame banget, walau sudah malem. Maklum malam minggu.
Vino dan Aji langsung otw rumah Vino. Rumah pribadi.
Setelah sampai, Aji menunggu di teras rumah, gak berani masuk dalam keadaan yang basah kuyup, takut bikin rumah mas Vino kotor. Tapi Vino menggandeng tangan Aji untuk masuk.
Lalu cepat cepat melepas bajunya yang basah. Menaruhnya di ember depan kamar mandi. Dan Vino menghilang di dalam kamar mandi.
Mata Aji mengawasi gerak gerik Vino, ini bukan pertama kalinya Aji main ke rumah Vino. Tapi biasanya siang, bukan malah malem gini. Rumah Vino selalu sepi, ya kan dia tinggal sendiri.
Gak lama Vino keluar dari kamar mandi, sudah tak pakai baju, hanya pinggangnya yang terlilit handuk.
"Loh, Ji. Gak buka baju? Nanti masuk angin lho" kata Mas Vino yang jalan ngedeketin dia.
Aji masih diem, tangannya sedekap di dada nahan dingin.
"Heh, dikasih tahu kok malah diem"
Vino jalan lebih dekat, lalu melepas dekapan di tangan Aji. Dan dengan gerakan cepat, menggaet baju Aji, menariknya ke atas kepala, agar kaos basah itu segera lepas dari Aji.
Kaos yang basah jatuh dilantai dengan suara nyaring.
Aji membeku, karena perlakuan Vino. Dia mengigit bibir.
Tiba tiba tangan Vino mengusap dada telanjang Aji. Mengusapnya pelan. Sangat ringan sampai hampir tak tersentuh.
Tapi, baru kali ini Aji disentuh oleh tangan yang besar. Rasanya berbeda, tangan itu kuat dan padat, panas dan sedikit kasar. Membuat takluk dan ingin lebih. Dan Aji meremang, badannya gemetar oleh sentuhan itu.
Vino sadar saat Aji menghembuskan nafas dengan suara yang berat. Ia langsung memalingkan wajah dan berjalan pergi.
Aji bingung mau apa, tak mungkin diem saja padahal sudah telanjang dada, dan gak mungkin pakai baju basahnya yang tadi. Yang sudah jadi pel pel an di kaki Aji. Matanya menatap kaos merah basah itu.
"Nih, pakai bajuku!!" kata Mas Vino mengulurkan setelan baju kering.
"Iya mas!!"suara Aji salting dan kaget saat Vino tiba tiba sudah di depan mata.
"Cepet, ganti baju!! Aura-mu itu loh bikin napsu!!" omel Vino pas jalan ngejauh.
========
"Saya bakal ngundang Melvin sama Stephen" kata Vino.
Aji cuma nyatet.
"Kamu kenal mereka" itu sebuah pernyataan.
Aji cuma ngangguk dan fokus nyatet di note nya.
"Bakal ada beberapa temen Vapor, yang ikut di acara nanti. Trus untuk menu dan beberapa produck andalan nanti tanya aja lebih jelasnya sama Nita." mas Vino jelasin beberapa detail yang mau di line sama Aji.
Aji nyatet sambil, komat kamit. Sesekali bibir Aji yang tebel itu manyun dan ngegigit.
Mas Vino ngelihat wajah Aji dengan fokus.
"Saya pikir setelah kita pisah kamu bakal jadi orang yang sama, tapi saya salah, kamu banyak berubah" kata kata Mas Vino kalem bikin Aji langsung ndongak.
Bibir Aji mangap mau jawab kemudian mingkem lagi. -aku gak berubah mas, bahkan perasaanku buat kamu- batin Aji, dia ngelihat senyum tulus di wajah Mas Vino.
"Iya Ji, kamu berubah. Berubah tambah lucu dan gemesin"
Sebuah kata yang entah kenapa saat masuk kuping Aji berasa seperti pujian. Padahal seharusnya cowok kan tidak dikata lucu apalagi gemesin.
Vino mengusak kepala Aji gemas. "Sudah dong, bibirnya jangan digigit terus. Tahu kan saya sering gak bisa kontrol diri gara gara lihat kamu yang gemesin"
Dan sebuah kenangan muncul di benak Aji. Kenangan yang harusnya tidak di ingat lagi. Kenangan saat Aji pasrah pada tangan hangat besar mas Vino. Kenangan saat bibir Mas Vino menyesap lehernya, kenangan saat mereka berbagi kehangatan bersama.
Aji menutup mata, memejam erat. "Mbokne ancuk!!" kata Aji keras. Lalu bergegas membereskan barangnya dan pergi.
========
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mantan (TaeJin)✅
Фанфик"Kenalin nama aku Aji" "Nama saya Mas Vino" Lalu mereka berdua tersenyum. - sebuah cerita tentang Mas Mantan dan Mantannya yang juga ganteng. #BXB #TaeJin #Mantan #lokal #nonbaku seperti biasa rada #nganu