Bastard pt 6

1.7K 153 21
                                    

Di perjalanan yang membosankan sepulang dari kampus, Jungkook tak berhenti mengumpati dirinya yang sampai saat ini tak bisa melupakan Jimin begitu saja. Bukan hal yang mudah baginya setelah mengetahui kenyataan yang cukup membingungkan. Miliknya sudah tak bisa bagun lagi jika melihat buah dada gadis, bahkan saat mereka rela mengangkang untuknya.

Gila! Jungkook benar-benar sudah gila!

Setan dalam dirinya bangkit hanya dengan melihat bibir plum milik mantan asisten rumah nya yang terlihat semakin ranum. Terakhir bertemu di Myeongdong, saat Jimin akhirnya ia ketahui sedang kencan dengan pria lain.

Selanjutnya, Jungkook hanya bisa menatap pria itu lewat foto di media sosialnya. Jungkook rela membuat akun fake hanya untuk stalking akun pria mungil itu.

Jungkook juga ingat saat Jimin mengunggah satu foto bersama dengan pria berkacamata dan memiliki lesung pipi itu. Terlihat seperti pria terhormat dan baik-baik. Bukan sepertinya, pemuda labil dengan gaya bergaul yang cukup bebas.

Tapi Jungkook anak baik kok, setidaknya di dalam rumah.

Kembali pada Jungkook yang sedang mengusak kasar wajahnya. Bayangan Jimin tak pernah bisa ia hapus jika sudah begini. Jungkook sudah kehilangan cara, dan bahkan putus asa. Jimin tak akan pernah mau kembali lagi. Bahkan, Jungkook yakin, Jimin tak akan pernah lagi mau dekat dengannya.

Langkah kakinya selalu tak bersemangat saat masuk ke dalam rumah. Tapi, rungunya seakan melebar saat mendengar suara yang cukup familiar.

Jimin! Jimin ada di dalam rumahnya!

"Bukan, itu hanya ilusi. Terlalu merindukannya hanya menjadikanku gila!" gumamnya

Tapi—

"Ji?"

Penglihatannya masih normal. Jelas sekali, pria mungil di depannya itu adalah Jimin. Dia berdiri di samping eomma.

Dan, ya! Jimin perlu diantar.

"Kajja..!"






Hening, dua pria dewasa tak terlibat obrolan sedikitpun meski perjalanan sudah hampir 10 menit.

"Aku mau pulang!" ucap pria mungil itu tiba-tiba saat mobil Jungkook berbelok ke arah sebuah tempat makan. Jungkook tak bergeming.

Jimin mendengus sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dia terlihat menahan kekesalan.

"Aku lapar, dari tadi pagi belum makan," ucap Jungkook yang bersiap turun dari mobil. Jimin memutar bola matanya.

"Jika kau lapar, kenapa tak makan saja di rumah, malah mengantarku pulang. Bodoh.." Jimin berdecak sambil menggelengkan kepalanya. Jungkook terlihat tak peduli. Dia justru membuka pintu mobil untuk Jimin. Selanjutnya, Jimin menurut untuk turun.

Di dalam restoran itu, Jimin tak berniat membuka obrolan. Tapi dia sudah tak sabar lagi.

"Selesaikan makanmu, aku akan pulang sendiri!" ucap Jimin ingin beranjak.

"Umm tunggu! uhuk.." Jungkook tersedak, hampir melotot karena makanan itu menutup kerongkongannya. Mau tak mau Jimin mengurungkan niatnya.

"Kenapa kau tak ikut pesan makanan sih?" protes Jungkook.

"Aku tak lapar. Kook plis, aku tak mau berurusan panjang lebar denganmu, kita sudah tak ada hubungan lagi. Aku bukan lagi pembantumu.." sarkas Jimin tak peduli. Jungkook mendadak merasa tak enak.

"Maaf," Jungkook mengucapkan dengan ekspresi yang membuat Jimin merosotkan bahunya.Puppy eyes itu membuat Jimin memutar bola matanya. Apa-apaan? Mau bertinggah menggemaskan?

Kumpulan Oneshoot / Cerita Pendek KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang