-
-*Knok knok*
Yoora yaa... ini eomma, eomma masuk ya?
Tanya Min Jee sambil membuka pintu kamar Yoora.
Ia masuk dengan membawa semangkuk cream soup mushroom dan jus jeruk."Aku tak mau makan"
Ucapnya malas, melihat mangkuk yang dibawa eomma nya itu saja membuatnya mual"Yoora yaa.. bukankah kau ingin cepat sembuh? Kau harus makan dan minum obat mu agar cepat sembuh.
Eomma tambahkan asparagus dalam supnya, kau suka kan?""Aku tak sakit eomma dan aku tak lapar"
"Tapi kau baru keluar dari rumah sakit dan dokter bilang kau sakit dan masih dalam tahap pemulihan.
Jadi, apa kau menyuruh eomma untuk tak percaya kata doktermu?
Kau tau kan besok jadwal mu ke dokter? Dan mari kita lihat apakah luka di kaki mu sudah membaik atau belum. Jika sudah membaik, eomma akan mengatakan kau tidak sakit. Tapi, karna hari ini kita belum mengeceknya jadi eomma anggap kau masih sakit. Kau mengerti?"
Jelas Min Jee panjang lebar.
Yoora hanya berdecak malas, ia tak bisa mengelak lagi"Taruh saja, aku akan makan nanti"
"Apa kau yakin kau bisa makan sendiri?"
"Eomma, yang sakit itu kaki ku. Bukan tangan ku"
"Hmm baiklah, jadi eomma akan menunggu disini dan menemanimu makan. Eomma juga harus melihat kau meminum obat mu"
Yoora terdiam sejenak "Bukankah eomma harus bekerja?" Usirnya secara halus
"Eomma bisa terlambat kapan saja"
"Pergilah..."
"Wae? Kau ingin eomma pergi?"
"Aniya...
Aku hanya merasa... eomma tak bisa meninggalkan pekerjaan eomma""Tentu saja bisa, jika itu untuk putriku"
"Jadi kenapa tak lakukan itu dihari ulang tahunku?"
Min Jee terdiam.
Yoora menatap ibunya dengan tajam.
Ia tau, pertanyaannya itu sangat menusuk hati ibunya. Tapi ia tak peduli, ia memang ingin mengatakan hal itu"Mianhae Yoora yaa..."
"Gwenchana..
Eomma bekerja juga untuk ku. Eomma menjalani peran ayah dan ibu sekaligus, itu sulit. Dan aku mengerti"Min Jee mengusap rambut Yoora dengan lembut. Ia tersenyum, tapi juga berusaha menahan tangisnya.
Ia tau, ia tak sempurna untuk Yoora, putrinya.
Menjadi ibu yang tak pernah ada waktu untuknya, dan juga gagal menjadi sosok ayah untuk Yoora. Kesalahannya itu memang tak bisa dimaafkan.
Tapi meski demikian, ia berjanji akan terus mencoba menjadi yang terbaik untuk Yoora"Baiklah, aku akan makan" ucap Yoora setelah melihat eomma nya yang hampir menangis itu.
Apa kalimatnya terlalu kasar?
Tidak. Karna memang itu fakta yang ia rasakan."Em. Makanlah yang banyak"
Yoora mencoba menelan makanan itu, meskipun ia masih merasa mual tapi ia tak ingin mengecewakan eomma nya lagi
"Jadi... apa kau mau menceritakan pada eomma soal foto yang jatuh itu?"
Yoora menghentikan sendoknya
"Eomma, bukankah sudah ku katakan berulang kali kalau itu hanyalah sebuah kecelakaan?
Foto itu jatuh ketika aku membersihkannya. Itu saja""Yoora yaa... kau tidak bisa berbohong pada eomma...
Tolong katakan kenapa kau histeris saat itu.. Jebaaal""Eomma, jika aku berkata seperti itu artinya memang itu kejadiannya. Apa lagi yang harus ku katakan?" Yoora mulai kehilangan kesabaran

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO ARE YOU MR.V SEASON 2
RomanceMr.V, Dia adalah ayahku. Darah psikopat itu mengalir dalam diriku